Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Viral Curhatan Penumpang GrabCar yang Mengira Akan Diculik, Ternyata Hanya Salah Paham

Sempat Viral Curhatan Penumpang GrabCar yang Mengira Akan Diculik, Ternyata Hanya Salah Paham

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Sempat Viral Curhatan Penumpang GrabCar yang Mengira Akan Diculik, Ternyata Hanya Salah Paham
Kolase Tribunnews: TRIBUNNEWS.COM/FAJAR, Instagram @tiannnwu/Twitter @mllerasya
Sempat Viral Curhatan Penumpang GrabCar yang Mengira Akan Diculik, Ternyata Hanya Salah Paham 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu media sosial diramaikan curhatan seorang penumpang GrabCar yang merasa terancam karena sopir membawanya melalui jalur yang tak sesuai tujuan.

Wanita bernama Istiani ini pertama kali menceritakan pengalamannya lewat Twitter @tiannnwu pada Sabtu (8/2/2020) lalu.

Curhatan itu viral setelah dibagikan ulang oleh akun Twitter @mllerasya.

Cerita bermula saat Istiani memesan GrabCar dari kosnya untuk menuju kantornya di daerah Dharmawangsa.

Instagram @tiannnwu/Twitter @mllerasya
Instagram @tiannnwu/Twitter @mllerasya

Awalnya Istiani sudah merasa ada yang janggal pada sopir Grab itu.

Sebab, sang sopir sempat tak bergerak 5 menit-an.

Saat Istiani sudah naik mobil, kecurigaan pertama terasa.

Berita Rekomendasi

Mobil harusnya putar balik tapi sang sopir justru lurus karena beralasan mengikuti map.

Istiani pun mengalah karena mengira sang sopir tak akan macam-macam karena masih siang.

"Tadi.. jam 2an gt gw berangkat ke kantor pake Grab Car 2 tujuan gitu 1
kantor gw daerah Dharmawangsa pick up temen gw then lanjut ke wedding expo di ICE BSD."

"Nah, dapetlah nih Grab sebenernya dari awal udah gak enak feeling karena jarak dia k tempat
gw deket tapi pas udh 5 menitan dia gak gerak2 d map ya gw sih masih positive thinking map nya eror atau sinyalnya jelek. 15 menit kemudian dia sampe deh d depan kosan."

"Pas gw naik mobilnya biasalah gw sapa n diapun biasa aja, nah jalan dari kosan ke arah kantor gw tuh harusnya puter balik n dia malah lurus gw bilang "Pak puter balik aja, kalo di depan itu macet n jauh muternya" dia kekeuh mau lurus dengan alesan mapnya ngarahin ke situ.
Oke gw ngalah karena masa iya sih aneh2 masih siang gini."

Perasaan Istiani makin tak enak saat ia mendengar suara HT atau semacamnya.

Sopir pun berbisik-bisik "point 1 masuk, masuk 1" sambil terus melirik ke belakang.

"Disitu felling gw udah gak enak, tiba2 gw denger kayak ada suara HT atau mungkin hp atau apalah gw gak tau bunyi, dia terima tuh sambil bisik2 dan yg gw denger cuman "point 1 masuk , masuk 1.." pelan bgt suaranya, merinding gw langsung dengernya. Terus Bapaknya lirik2 gw kebelakang berkali2, gw masih berusaha gak panik n mikir."

Korban kembali protes karena arah mobil semakin jauh dari tujuan awal.

Ia pun langsung menghubungi pacarnya sambil mengirim lokasi.

"Gak lama itu mobil udah makin jauh n ngelantur arahnya makin jauh dr tujuan, gw tegor lah dia " Pak, tujuan pertama ke Dharmawangsa loh Pak kan sesuai aplikasi dan sy bilang dari td" di cuman bilang iya ke sana kok ini ikutin mapnya. Gw diem. Disitu gw chat cowo gw sambil langsung sherloc."

Istiani makin panik saat mobil masuk tol, ia dengan keras meminta sopir untuk putar balik tapi tak dihiraukan.

"Panik lah gw pas itu mobil masuk tol arah merak, gw langsung agak teriak tegor bapaknya, pak sy gak mau ke arah merak atau tanggerang sy mau ke selatan! Puter balik pak kita udah salah jalan ini gak seharusnya masuk tol! *anw ini di jalan dia masih bisik2 gak tau sama siapa sambil kode2 gw dah gak denger dia ngomong apa gw udh panik"

Setelah masuk tol, sopir sempat menginjak rem tiba-tiba dan langsung tancap gas.

Saat itulah korban ingat ada fitur emergency button di Grab dan langsung menekannya.

Emergency button langsung terhubung ke layanan pelanggan Grab.

"Tau gak abis itu dia ngapain? Ngerem ngedadak biar hp gw jatoh or barang2 gw jatoh kayaknya, terus langsung ngebut bgt makin masuk ke dalem tol, gw panik bgt difikir mau loncat tapi itu tol n liat kebelakang mobil gede semua. Untung gw inget ada emergency button di grab tuh, gw Pencet langsung connect ke emergency care nya"

Istiani menceritakan kondisinya pada operator.

Operator Grab pun dengan tanggap membantu klien dengan berkata akan mengirim satgas Grab ke titik di mana Istiani berada.

"Gw jelasin keadaan gw gimana dr awal, tuh orang melototin gw ke belakang sambil tancep gas terus agak tereak bilang ini dia dibawa mapnya. Gw tetep ngomong sama si operatornya dan gw bilang mba tau kan posisi sy? Bisa di lacak kan? Untuk si operatornya juga cepet tanggep, dia langsung bilang ada satgas grab langsung di sekitar lokasi langsung menuju titik gw sengaja gw loudspeak biar tuh bapaknya denger"

Sopir yang mendengar percakapan itu langsung panik dan menurunkan korbannya di tengah jalan tol.

Meski diturunkan di tengah jalan, Istiani bersyukur.

"Bapaknya panik bgt abis gt gw diturunin di pinggir tol sama dia. Tuhan masih sayang sama gw, itu orang masih mau turunin gw...gw dah nangis2 itu di pinggir tol jalan nyari jalan raya."

Pihak Grab pun membantu korban dengan baik.

Mereka menawarkan armada lain dan bahkan menenamani korban membuat laporan kepolisian.

"Abis itu pihak Grab untung sangat amat bertanggung jawab, emergency center gak matiin telefonnya sampe gw ada di tempat yang aman, gak lama setelah itupun mereka sigap langsung nawarin armada lain untuk jemput 'n satgasnya udh mau nemenin gw buat bikin laporan ke polisi juga."

Sebagai bukti, Istiani pun men-capture transaksi perjalanan beserta foto sopir.

"Sebenernya ceritanya lebih panjang dr ini cuman gw singkat aja, karena pas ngetik ini aja tangan masih gemeter dan keringetan karena jadi flash back. Ini gw share plat sama muka orangnya biar kalian waspada.."

Twitter @mllerasya
Instagram @tiannnwu/Twitter @mllerasya

Di akhir thread-nya, korban memutuskan membagikan kisah itu agar menjadi perhatian bagi orang lain supaya berhati-hati.

Dilansir Kompas.com, Istiani kemudian membuat laporan polisi terkait kasus dugaan penculikan itu pada Senin (10/2/2020).

Keesokan harinya, Subdit Jatanras Polda Metro Jaya mengamankan Muhammad Imam, sang sopir.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, sopir Grabcar itu menyatakan dugaan penculikan itu hanya kesalahpahaman.

Saat diperiksa, Imam mengaku akan mengantar Istiani ke lokasi kedua yakni ICE BSD.

Karena itu dia memilih masuk ke Jalan tol arah Merak.

Keterangan awal si sopir ini memang ada salah, dia (sopir GrabCar) menekan langsung ke BSD sehingga yang tadinya tujuanya mau ke (Jalan) Gunawarman (daerah Dharmawangsa), langsung arahnya ke sana (BSD)," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa.

Setelah memeriksa Imam, polisi kemudian mempertemukannya dengan Istiani.

Penumpang bernama Istiani dan sopir GrabCar bernama Muhammad Imam di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020).
Penumpang bernama Istiani dan sopir GrabCar bernama Muhammad Imam di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2020). (KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA)

Dalam pertemuan itu, keduanya memutuskan berdamai karena yang terjadi adalah kesalahpahaman.

Istiani mengemukakan, Imam mengaku baru bekerja sebagai sopir Grab sebulan sehingga dia belum paham aplikasi Grab.

Istiani juga menjelaskan kode-kode rahasia yang sempat dia dengar saat Imam menelepon seseorang.

Imam mengaku, saat itu dia sedang menelepon salah satu anggota keluarganya. Dia memilih menelepon sambil berbisik-bisik agar tidak mengganggu Istiani.

"Saat ini, saya dan driver (Imam) sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu, saya memohon maaf kepada MIS (Imam), keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ungkap Istiani.

Imam pada kesempatanyang menjelaskan alasan dia memilih masuk tol arah Merak karena kesalahan aplikasi maps yang menunjukkan arah ke Tol Kebon Jeruk.

"Error map-nya itu. Pertama, saya sudah menanyakan ke Mbak (Istiani) bahwa ke arah Dharmawangsa ini, betul atau engga. Saya pencetlah itu (aplikasi maps), keluar di maps arahnya ke Tol Kebon Jeruk," ujar Imam.

Selain itu, dia juga tak memahami daerah Jakarta Selatan karena dia merupakan perantau asal Brebes, Jawa Tengah.

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbak (Istiani) juga atas kesalahpahaman semua ini. Ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," ungkap Imam.

Istiani kemudian memutuskan untuk mencabut laporan polisi atas kasus dugaan penculikan itu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com, Rindi Nuris Velarosdela)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas