Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata 191 Pohon di Monas Ditebang Dijadikan Bangku

Kelapa Dinas Cipta Karya Pertanahan dan Tata Ruang, Heru Hermawanto, pun membantah bila ratusan pohon yang ditebang itu dijual.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ternyata 191 Pohon di Monas Ditebang Dijadikan Bangku
Wartakota/Angga Bhagya Nugraha
Sejumlah pekerja melakukan pengerjaan pembangunan proyek revitalisasi Monas sisi selatan, Selasa (28/1/2020). DPRD DKI Jakarta meminta proyek revitalisai monas dihentikan sementara, menunggu surat rekomendasi dari Kementrian Sekertariat Negara. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misteri keberadaan 191 pohon yang ditebang untuk revitalisasi Monas mulai menemui titik terang.

Kelapa Dinas Cipta Karya Pertanahan dan Tata Ruang, Heru Hermawanto, pun membantah bila ratusan pohon yang ditebang itu dijual. 

Dugaan jual-beli kayu hasil penebangan ratusan pohon di Monas menyeruak lantaran ada pohon jenis mahoni yang memiliki nilai jual tinggi turut ditebang.

Penebangan tersebut demi memuluskan penataan kawasan bersejarah itu.

Bukan dijual, Heru menyebut, pohon tersebut dijadikan bahan baku untuk membuat mebel atau furniture.

"Kalau (pohon yang ditebang) itu biasanya disimpan atau dimanfaatkan untuk membuat bangku atau furniture," ucapnya, Rabu (12/2/2020).

BERITA TERKAIT

Meski demikian, Heru mengaku tak mengetahui pasti dimana keberadaan mebel atau furniture tersebut.

Pasalnya, ratusan pohon yang ditebang itu merupakan tanggung jawab dari Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas. 

"Kalau ketentuan itu kita enggak ngerti. Karena itu kembali kepada pemilik asetnya."

"Kita kan sebagai pelaksana di sini," ujarnya saat ditemui di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah menanam kembali ratusan pohon di sekitar Monas untuk menggantikan 191 pohon yang sebelumnya ditebang.

"Itu sudah ditanam lagi, ada pohon mahoni dan sesuai rekomendasi ada juga pohon trembesi dan mungur," kata Heru.

Setelah melakukan penghijauan kembali di lokasi yang sebelumnya sempat digunduli, pohon-pohon itu akan kembali menjadi tanggung jawab UPT Monas.

"Kalau dalam ketentuan ktu sebenarnya sudah diganti, itu milik UPT Monas," tuturnya. 

Sempat Saling Lempar

Ketika wujud pohon yang ditebang menjadi misteri, anak buah Anies sempat saling lempar tanggung jawab.

Semula Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan selaku pemilik proyek revitalisasi yang mengaku tak mengetahui keberadaan ratusan pohon itu.

Padahal, ada pohon jenis mahoni dan jati yang memiliki nilai jual tinggi turut ditebang demi proyek penataan kawasan bersejarah itu.

Kepala Dinas Citata Heru Hermawanto mengakui pihaknya yang menentukan mana saja pohon yang akan ditebang.

Namun, ia menyebut pihak lain yang melakukan penebangan pohon tersebut.

"Menebang itu bisa siapa saja, tapi ada pengawasan enggak, coba itu dikonfirmasi," ucap Heru pada Jumat (7/2/2020).

Ia mengaku tidak mengetahui keberadaan ratusan pohon yang ditebang itu.

"Kalau kita kan tugasnya, bukan pohonnya di kemanakan. Kita bekerja sesuai dengan ketentuan," ia menegaskan.

Heru mengatakan, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota menjadi pihak yang paling bertanggung jawab soal hal ini.

Ia menyebut, sudah ada pembagian tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah. 

"Kalau kita kan minta ditebang, apa pun itu kan kewenangan ada di sini."

"Dipindahkan atau yang bisa dipindahkan atau ditebang mana, yang tahu kan Dinas Kehutanan," ujarnya.

"Kalau prosedur penebangan di mana, terus terang itu kewenangan Dinas Kehutanan," tambah Heru.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota selalu mengelak.

Ia merasa pohon-pohon yang ditebang untuk revitalisasi Monas itu bukan wewenangnya.

"Jangan tanya ke saya kalau pohon (yang ditebang di Monas)," ucap Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, Selasa (4/2/2020).

Mantan Kepala Sudin Pertamanan Jakarta Selatan yang pernah dinonjobkan era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini menyebut, pihaknya tak mengurusi penebangan pohon di area Monas itu.

"Itu di bawah pengelolaan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Monas, bukan di bawah pengelolaan saya," ujar Suzi.

Pemprov DKI Jakarta Ganti Pohon

Di tengah polemik kemana pohon yang ditebang, Pemprov DKI Jakarta pada akhirnya kembali menanam pohon yang baru, konon harganya lebih mahal. 

Pohon jenis pulai atau pule dipilih untuk ditanam di pelataran sisi selatan kawasan bersejarah itu.

Kepala Dinas Citata Heru Hermawanto mengatakan, pohon pule dipilih lantaran lebih cepat tumbuh dibanding pohon jenis lain dengan ukuran yang sama.

Selain itu, pohon jenis ini juga masuk dalam rancangan revitalisasi pelataran sisi selatan Monas.

"Pule dirancangan desain kan ada, memang disebut pule. Itu pilihan dari perencana, salah satu pohon hiasnya jenis pule," ucap Heru, Jumat (7/2/2020).

"Pohon pule juga salah satu pohon yang paling cepat tumbuh," tambahnya.

Sementara saat memberikan penjelasan soal penanaman kembali pohon, Heru menjelaskan sudah 16 pohon pule yang ditanam.

Meski demikian, ia menyebut, Dinas Citata akan kembali menambah pohon jenis pule sesuai permintaan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).

"Pohon pule yang dirancangan itu ada 16, tapi kemarin Komisi Pengarah (Kemensetneg) minta itu dibanyakin," ujarnya.

Selain pohon jenis pule, Heru menyebut, pihaknya juga akan menanam tanaman jenis lain, seperti pohon trembesi, damar, hingga rumput gajah.

"Yang jelas adalah pohon pelindung, pohon trembesi paling dominan. Ada juga pohon damar nih, rumput gajah juga," kata Heru saat dikonfirmasi.

Sejumlah buruh mengerjakan pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020). Sebelumnya, Istana Kepresiden meminta revitalisasi Monas dihentikan sementara karena belum mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
Sejumlah buruh mengerjakan pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020). Sebelumnya, Istana Kepresiden meminta revitalisasi Monas dihentikan sementara karena belum mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka. (Warta Kota/Alex Suban)

Dibandingan dengan harga pohon lain, Heru mengatakan, harga pohon jenis pule jauh lebih tinggi.

Bahkan, ia pun mengklaim, pohon jenis ini jauh lebih mahal dibandingkan pohon jenis mahoni yang sebelumnya ditebang Pemprov DKI.

"(Pohon pule) harganya itu lebih mahal dari pohon-pohon lain. Jauh mahal pohon pule (dibandingkan mahoni)," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Terungkap Pohon Mahoni yang Ditebang Demi Revitalisasi Monas, Anak Buah Anies: Sudah Jadi Bangku

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas