Wakil Wali Kota Tangsel Minta Warga Tidak Panik, Lokasi Tercemar Radioaktif Sudah Ditangani Ahlinya
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan mengimbau warga agar tidak khawatir terhadap situasi yang berkembang.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), terpapar radioaktif. Tim Gegana Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, terjun langsung ke lokasi terpapar, Sabtu (15/2/2020).
Dua tim dengan peralatan yang menutupi bagian sepatu dan mengenakan masker khusus, langsung mensterilkan lokasi.
Mereka berkeliling di area lahan kosong yang menjadi lokasi paparan cesium-137, sumber radioaktif itu.
Polisi berseragam serba hitam itu berusaha mendeteksi laju paparan radioaktif.
Setelah sekira 30 menit berkeliling, aparat dari Tim Gegana membentangkan garis kuning bertulisakan 'caution'.
Garis kuning tersebut menunjukkan area steril yang diperluas dari sebelumnya garis kuning yang dipasang Batan dan Bapeten.
Jika sebelumnya area steril hanya sekira 200 meter persegi, kini diperluas oleh Tim Gegana.
Kini garis kuning menutup seluruh area taman di bagian depan perumahan hingga lapangan voli.
Area steril juga menutup jalan lingkar perumahan depan Blok I.
Jalan yang merupakan akses warga beraktivitas, terpaksa ditutup demi alasan keselamatan.
Irvan, warga Perumahan Batan Indah yang tinggal di Blok O, tidak merasa terganggu. Sebab, akses warga tidak hanya jalan yang dijadikan area steril.
Baca: Kenaikan Harga Masker di Indonesia karena Virus Corona Disorot Media Asing Lebih Mahal Dari Emas
Baca: Cerita Nadia Jalani Masa Observasi di Natuna: Senang Tak Terinfeksi Virus Hingga Kangen Keluarga
"Masih bisa lewat belakang, jalan dibuka semua, enggak keganggu, masih bisa," ujar Irvan di lokasi, Sabtu kemarin.
Temuan unsur Cs 137 di Perumahan Batan Indah itu awalnya dikemukakan oleh Kepala Biro Hukum, Kerjasama dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan.
Cs adalah unsur kimia bernama Cesium dalam bahasa Inggris atau sesium.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, meninjau langsung lokasi terpapar radioaktif di perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu Tangsel.
Benyamin langsung menemui perwakilan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk menggali informasi.
Orang nomor dua di Tangsel itu mendapat penjelasan panjang lebar soal langkah-langkah yang dilakukan Batan dan Bapeten dengan prosedur yang sudah baku dan mengutamakan keselamatan masyarakat.
Ben, panggilan karibnya, mengimbau warga agar tidak khawatir terhadap situasi yang berkembang.
Baca: Feni Rose Kaget Temukan Obat Ini Saat Sambangi TKP Lucinta Luna Digrebek, Abash Ceritakan Kronologi
Baca: Menkes Terawan Salahkan Masyarakat Beli Masker Redam Virus Corona, Sudjiwo Tedjo Balas Sindir Buzzer
Menurutnya, paparan radioaktif yang disebabkan serpihan cesium-137 itu sudah ditangani oleh ahlinya.
"Masyarakat Tangsel khususnya Batan tenang saja, lakukan aktivitas seperti biasa. Karena ini sudah ditangani yang ahli, tidak perlu gelisah dan tidak perlu berasumsi pendapat masing-masing, cari informasi akurat dan yakin sekarang teknik ditangani dengan baik," ujar Ben.
Ben bahkan mendekat sampai ke tepi batas aera steril, hendak menunjukkan kondisi aman.
"Tidak terjadi apa-apa kok, saya juga berada di dekat sini," jelasnya.
Awal Mula
Radioaktif yang ditemukan di area perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, awalnya ditemukan oleh pemantauan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Bapeten).
Dalam pernyataan resmi di situsnya, Bapeten menyebutkan, saat dilakukan pemantauan di lingkungan perumahan awalnya menunjukkan tingkat paparan radioaktif normal.
Tidak lama setelahnya, ditemukan lagi kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong, di samping lapangan voli Blok J Perumahan Batan Indah.
"Tim uji fungsi melakukan pengecekan ulang dan penyisiran di sekitar daerah tersebut di atas, dan ditemukan nilai paparan radiasi lingkungan dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal," ujar Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Indra Gunawan dalam keterangan resminya di situs Bapeten seperti dikutip Tribun, Jumat (14/2/2020).
Baca: Capek Ditanya Soal Gender, Abash Bongkar Identitasnya & Lucinta Luna, Ungkap Status Hubungan Mereka
Baca: BMKG: Prakiraan Cuaca Hari Ini Minggu 16 Februari 2020, Waspada Cuaca Ekstrem di Beberapa Wilayah
Bapeten, lanjut Indra, sudah melakukan pengecekan ulang dan penyisiran ke lokasi.
Bapeten juga melakukan koordinasi ke RT setempat untuk memasang safety perimeter, termasuk meneliti sampel air di lokasi.
"Untuk keperluan kesiapsiagaan nuklir, sejak tahun 2013 Bapeten telah memiliki unit pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS – MONA)," ujar Indra.
Untuk menjamin kehandalan unit MONA tersebut, maka Bapeten melakukan uji fungsi secara rutin dengan melakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan di area Jabodetabek.
Tanggal 30-31 Januari 2020, Bapeten melakukan uji fungsi dengan target area meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong.
Bapeten dan Batan telah mengambil sampel tanah di sekitar lokasi untuk dilakukan analisa lebih lanjut di laboratorium PTKMR-Batan.
Berdasarkan hasil analisa di laboratorium dan juga hasil pengukuran laju paparan sebelumnya, maka tim gabungan Bapeten dan Batan melakukan upaya pencarian sumber yang diduga menjadi penyebab kenaikan laju paparan di atas.
Kegiatan pencarian telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Februari 2020 yang menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif.
Baca: Lelah Hadapi Tekanan, Abash Akhirnya Ungkap Identitas Asli Dia dan Lucinta Luna Lihat Kenyataannya
Baca: Fakta Baru Kasus Pria Telanjangi Wanita di Pinggir Jalan, Pelaku Disebut Tidak Waras
Setelah pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut, dan dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal.
"Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area tersebut, dan perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengambilan/pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi," ujar Indra.(tribunjakarta/wly/tribunnetwok/cep)