Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sosial Soroti Video Viral Perempuan Paruh Baya Menjambak Wanita Muda di KRL

Dalam video tersebut, seorang perempuan yang berdiri tampak menarik tangan dan menjambak perempuan lain yang duduk di salah satu kursi prioritas

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pengamat Sosial Soroti Video Viral Perempuan Paruh Baya Menjambak Wanita Muda di KRL
TWITTER
Video viral menunjukkan seorang ibu menjambak wanita muda di depannya dalam KRL Commuterline. Pertengakaran ini menyita perhatian penumpang lain. 

Kedua adalah faktor internal atau personal dari dalam diri. Endang menduga, saat kejadian, ibu tersebut sebelumnya sedang dalam keadaan stres karena keletihan fisik dan emosi, misalnya.

"Namun faktor ini yang tidak diketahui jelas," kata Endang.

Selain sisi psikologis, Endang juga menyoroti dari sudut pandang budaya.

Dari sudut pandang nilai budaya, ibu tersebut merasa bahwa tempat duduk prioritas adalah untuk orang tua, ibu hamil dan anak-anak.

"Mungkin benar bahwa ibu tersebut menganggap dia berhak duduk di tempat itu. Tapi sekali lagi, ibu tersebut lupa bahwa bangku prioritas diperuntukkan untuk duduk. Bukan untuk meletakkan barang.

Karena itu, petugas yang menegurnya juga tidak salah," ungkap Endang.

Kenapa ibu itu menyerang orang lain? "Kenapa kemudian ibu itu menyerang mbak-mbak yang duduk di depannya, sebenarnya itu lebih kepada tindakan spontan," jelas Endang.

Berita Rekomendasi

Dia melanjutkan, secara tidak sadar, ibu tersebut merasa bahwa petugas keamanan lebih kuat dari dirinya, baik secara fisik maupun secara "status".

Hal inilah yang kemudian membuat ibu tersebut tidak dapat melampiaskan kemarahannya kepada petugas keamanan.

"Sasaran ekspresi rasa frustrasi dan kemarahannya akibat merasa "dipermalukan" di depan umum (sifatnya subyektif) tadi, kemudian beralih ke penumpang di depannya, yang menurut ibu tersebut tidak pada tempatnya duduk di bangku prioritas," katanya.

Endang yakin, saat melakukan "penyerangan", ibu tersebut tidak memilih targetnya sedari awal.

Ini artinya, reaksi frustasi-agresi bersifat spontan dan random.

"Di antara tiga wanita muda yang duduk di depannya, kenapa wanita yang di tengah yang kemudian menjadi sasaran, itu menunjukkan bahwa reaksi frustrasi-agresi yang terjadi betul-betul bersifat spontan dan random," ungkapnya.

Dia menjelaskan, dasar pemikirannya adalah nilai budaya yang dianut oleh ibu tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas