Pedagang Ungkap Hebohnya Warga Membeli Jahe: 'Mana Ada Sejarahnya Beli Jamu Antre'
Pedagang rempah-rempah di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur bercerita bagaimana hebohnya warga mengantre demi membawa pulang jahe merah untuk direbus.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rempah-rempah utamanya jahe merah, temulawak dan kunyit kini menjadi primadona. Layaknya masker, keluarga umbi akar tersebut dicari warga ke sejumlah pasar tradisional.
Alasannya, ramuan jahe merah dan temulawan dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga terhindar dari penularan virus corona yang sudah masuk ke Indonesia.
Surani, pedagang rempah-rempah di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur bercerita bagaimana hebohnya warga mengantre demi membawa pulang jahe merah untuk direbus.
Ditemui Tribun di lapaknya, Rabu (4/3/2020) Surani mengakui sejak tiga hari terakhir barang dagangannya ramai dibeli warga.
Bahkan warga rela antre demi jamu-jamuan tersebut.
"Awalnya saya juga bingung. Kok ramai yang cari jahe merah dan temulawak. Bayangkan mbak mana ada sejarahnya beli jamu antre. Kemarin itu pembeli antre sampai sore," tuturnya.
Perempuan asal Semarang ini baru mengetahui ternyata tengah viral resep jahe merah dipercaya bisa menangkal virus corona dari sang suami dan obrolan dari pembeli serta sesama pedagang.
Baca: Putri Mahathir Diperiksa Polisi Usai Berdemo saat Muhyiddin Yassin Diangkat jadi PM Malaysia
Baca: Manajer Ducati Paolo Ciabatti Cemas MotoGP Amerika Serikat Juga Dibatalkan karena Wabah Corona
"Suami saya kasih tahu katanya lagi viral ramuan herbal jahe merah untuk menangkal corona. Pembeli juga bilang begitu, katanya direbus bareng kunyit, sereh, temulawak," tutur Surani.
Surani melanjutkan para pembeli ini rata-rata membeli sebanyak setengah hingga satu kilo jahe merah.
Kemudian dicampur dengan temulawak, kunyit dan sereh untuk direbus.
Karena fenomena tersebut, Surani merasa diuntungkan. Dia senang, dagangannya ramai dibeli warga.
Padahal biasanya yang menjadi pelanggan Surani hanya para penjual jamu.
"Saya senang saja, jahe merah sekarang seperti masker, banyak yang nyari. Biasanya yang beli dagangan saya, ya cuma tukang jamu," tambahnya.
Imbas banyaknya permintaan harga jahe merah meroket hingga Rp 70 ribu per kilonya.
Tribun mencoba mencari jahe merah di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur stok disana kosong karena sudah laris sejak pagi hari.
Baca: Maia Estianty dan Anang Rebutan Tiara Idol untuk Jadi Pacar sang Anak, Azriel atau Dul Jaelani?
Baca: Paus Fransiskus Dinyatakan Negatif Virus Corona Setelah Menjalani Tes Kesehatan
"Jahe merah habis dibeli sejak pagi. Adanya jahe biasa, jahe putih yang lokal," ucap Yanti seorang penjual rempah-rempah di Pasar Jatinegara.
Yanti mengatakan sejak tiga hari ini, permintaan jahe merah meningkat.
Alhasil setiap harinya, Yanti harus belanja jahe merah ke Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.
Yanti tidak berani menyetok jahe merah dalam jumlah banyak karena takut busuk dan membutuhkan modal besar.
"Sejak Senin, Selasa dan hari ini banyak yang beli. Biasanya sekilo Rp 60 ribu, sekarang naik jadi Rp 70 bahkan ada yang jual Rp 80 ribu. Saya tidak berani nyetok banyak, jadi tiap hari belanja ke Kramatjati," ungkap Yanti.
Karena viral resep jahe merah sebagai penangkal virus corona, Yanti mengaku bisa menjual 70 kg jahe merah per hari.
Baca: DPD RI Sarankan Pemerintah Bentuk Crisis Centre Covid-19
Baca: Rincian Gaji PNS yang Sudah Diangkat, Golongan IV Rp 3,5 Juta per Bulan Belum Termasuk Tunjangan
Padahal hari-hari biasanya hanya terjual sebanyak 5 kg.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan ikut mengomentari resep jamu yang viral tersebut.
Menurutnya, semua yang bisa meningkatkan imunitas tubuh berarti penangkal.
Jamu temulawak, jahe, dan lainnya memang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus.
Namun Terawan tidak memandang temulawak, jahe dan rempah lainnya bisa secara khusus menangkal virus corona.(Tribun Network/fel/wly)