KRL Tetap Penuh Meski Sekolah Mulai Diliburkan dan Sebagian ASN Bekerja dari Rumah
KRL Commuterline masih penuh dan dipadati oleh penumpang pada Senin (16/3/2020).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KRL Commuterline masih penuh dan dipadati oleh penumpang pada Senin (16/3/2020).
Benny Widaryanto, seorang pegawai negeri sipil (PNS) dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbang dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menceritakan kondisi penumpang KRL pagi ini.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan kebijakan sekolah di DKI Jakarta libur selama dua pekan.
Kebijakan itu diikuti Presiden Joko Widodo yang memerintahkan sebagian ASN bekerja dari rumah.
Benny mengatakan rangkaian kereta yang dinaikinya dari Stasiun Cawang penuh oleh penumpang meski tak berdesak-desakan.
"Tetap penuh keretanya. Saya berangkat pukul 06.15 WIB, ya penuh tapi nggak sampai berdesak-desakan," ujar Benny, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (16/3/2020).
Meski wabah virus corona tengah meresahkan masyarakat ibukota, namun pria berusia 58 tahun tersebut tak melihat ada pengawasan ketat dari pihak KRL.
Baca: Imbas Pembatasan Transportasi Publik, Antrean Transjakarta dan MRT Membludak, Ini Foto-fotonya
Baca: Cegah Corona,Transportasi Umum di Jakarta Dibatasi, Ini Skema Layanan MRT, LRT, TransJakarta dan KRL
Para penumpang, kata dia, tak ada yang diperiksa suhu tubuhnya ketika memasuki stasiun maupun rangkaian kereta.
"Nggak ada (yang diperiksa), semua seperti normal saja," imbuhnya.
Di sisi lain, Benny mengungkap rekan kerjanya ada yang memutuskan untuk menyambangi kantor dengan roda dua daripada menggunakan transportasi umum.
Pasalnya, rekan kerja Benny tinggal di Bekasi. Yang bersangkutan takut berdesak-desakan dengan penumpang lain di tengah merebaknya virus corona.
"Ada teman saya yang akhirnya ke kantor memilih naik motor. Soalnya kalau dari Bekasi, naik KRL pasti penuh dan berdesak-desakan, menghindari kerumunan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan mengimbau kepada orangtua para pelajar untuk tidak mengizinkan anaknya bepergian keluar rumah setelah ditetapkan libur bagi sekolah di Ibu Kota.
Sekolah di Jakarta libur selama dua pekan ke depan, terhitung sejak Senin (16/3/2020).
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya penularan yang membuat meningkatnya jumlah korban yang terpapar virus Corona.
"Kami mengharapkan kepada masyarakat dengan sekolah ditutup dan kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah maka kurangi kegiatan di luar rumah," kata Anies di Balaikota, Sabtu (14/3/2020).
Anies menjelaskan, meski telah meliburkan seluruh sekolah, bukan berarti menutup kota Jakarta demi mencegah terjadinya penularan penyakit Covid-19.
"Kita tidak melakukan penutupan kota Jakarta tapi kami meminta kepada warga mari mengambil sikap bertanggung jawab, kepada diri sendiri, keluarga dan seluruh komponen masyarakat," ucapnya.
Anies meminta kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui metode jarak jauh atau di rumah.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta sudah berkoordinasi dengan seluruh sekolah agar keputusan ini bisa segera direalisasikan pada Senin nanti.
Selain sekolah, Anies meminta, lembaga pendidikan non-formal untuk menunda kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan.
Anies mengimbau, lembaga pendidikan non-formal untuk melakukan kegiatan belajar lewat jarak jauh atau secara online.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya memutuskan menutup semua tempat wisata milik DKI selama dua pekan mulai Sabtu (14/3/2020) hingga Minggu (29/3/2020).
Langkah tersebut untuk meminimalkan penyebaran virus Corona di Ibu Kota.
Selain itu, Pemprov DKI juga meniadakan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day selama dua pekan. Sementara transportasi umum tetap beroperasi.