Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ada Penghasilan di Jakarta, Driver Ojol Nekat akan Mudik ke Tegal: Pulang Kampung Katanya Boleh

Pengemudi ojek online (ojol) yang gagal mudik, Hisyam Masruri, mengaku tetap ingin mudik ke daerah asalnya yakni Tegal, Jawa Tengah.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tak Ada Penghasilan di Jakarta, Driver Ojol Nekat akan Mudik ke Tegal: Pulang Kampung Katanya Boleh
Tribunnews/Herudin
Pengemudi ojek online (ojol) membawa penumpang melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengemudi ojek online (ojol) yang gagal mudik, Hisyam Masruri, mengaku tetap ingin mudik ke daerah asalnya yakni Tegal, Jawa Tengah.

Warga yang merantau di Tambora, Jakarta Barat, ini menyebut penghasilannya berkurang selama pandemi virus corona.

Ditanya soal uang untuk mudik ke Tegal, Hisyam mengaku sudah punya ongkos meski sedikit.

"Saya mau ke Tegal. Alhamdulillah udah ada (ongkos). Paling naik motor aja karena memang ongkosnya lebih minim," ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (30/4/2020).

Najwa Shihab sebagai pembawa acara Mata Najwa lalu bertanya terkait larangan mudik dari pemerintah.

Hisyam lalu menyinggung pernyataan Jokowi sebelumnya yang menyebut pulang kampung beda dengan mudik.

"Kan dilarangnya mudik, kalau pulang kampung katanya boleh," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, sudah tak mempunyai uang untuk membayar kontrakan yang ia tinggali di Tambora.

Baca: Cara Batalkan Tiket KA Mudik Lebaran 2020 Lewat KAI Access di HP, Tak Perlu ke Stasiun

Baca: 6.906 Kendaraan Terjaring Razia Larangan Mudik Di Wilayah Polda Metro, Semua Diminta Putar Balik

Baca: 7 Orang Nekat Mudik Numpang di Truk Kontainer Raksasa, Polisi Suruh Putar Balik

Selain itu, beras yang ia punya saat ini juga sisa sedikit.

"Di sini kontrakan udah enggak kebayar, memang enggak ada uang juga. Beras juga tinggal 2 liter," tambahnya.

Najwa lalu bertanya soal kemungkinan Hisyam tak bisa pulang kampung, karena banyaknya petugas yang berjaga di pintu keluar Jakarta.

"Pak tapi kalau nanti disuruh balik gimana Pak Hisyam? jalan-jalan untuk keluar Jakarta sudah dicek dan dijaga," tanya Najwa Shihab.

Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri
Pengemudi Ojek Online, Hisyam Masruri (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Ia pun berharap masih ada jalan lain yang bisa ia lalui hingga ke Tegal.

"Mudah-mudahan kalau satu jalan ditutup, mungkin masih ada jalan yang lain," kata pengemudi ojol ini.

"Kalau nanti rugi di ongkos bagaimana Pak Hisyam?" tanya Najwa lagi.

Keinginan Hisyam pun masih kuat ingin pulang kampung ke Tegal bertemu keluarganya.

"Kita usaha dulu, namanya orang kecil itu yang penting kita keluar dulu, usaha dulu bismillah saja," ujarnya.

Baca: Evaluasi Larangan Mudik, Jubir Kemenhub: Masyarakat Masih Penyesuaian

Baca: Uang Refund Tiket Mudik Kembali 3 Hari via KAI Access, Belum Punya Aplikasinya? Ini Cara Registrasi

Baca: Najwa Shihab Jelaskan Sanksi Bila Mudik, Driver Ojol : Makan Aja Bingung Boro-boro Bayar Denda

Ia mengaku, tidak mendapat bantuan sosial dari pemerintah, sehingga ia memilih untuk pulang ke Tegal.

"Kita bertahan di sini juga mau bertahan gimana, bantuan enggak dapat."

"Kita sih bukan mau minta-minta kita juga bukan mental orang minta-minta."

"Kalau kita sudah susah cari uang di sini, lebih baik kita memang pulang kampung," terang Hisyam.

Jokowi Sebut Pulang Kampung Beda dengan Mudik

Sebelumnya, Najwa Shihab mengatakan pada Jokowi, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, hampir 1 juta orang telah melakukan mudik.

Saat ini sekira 900 ribu pemudik telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Menanggapi pernyataan Najwa itu, Jokowi berujar mereka merupakan perantau yang pulang kampung.

Ia menyebut, para perantau tersebut pulang untuk menemui keluarganya yang tinggal di daerah asal.

Sebab, mereka tak bisa bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya selama pandemi virus corona.

"Kalau itu namanya bukan mudik, itu pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, mereka pulang, karena anak istrinya ada di kampung," ungkap Jokowi, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/4/2020).

Baca: Kemenpan RB Jelaskan Sanksi Tegas Bagi ASN yang Nekat Mudik, Bisa Dipecat

Baca: Minta Warganya Tak Mudik, Anies Baswedan: Berani Datang ke Jakarta Artinya Berani Mengambil Risiko

Baca: Di ILC, Ngabalin Singgung Hadis Nabi soal Larangan Mudik saat Corona: Covid Ini adalah Mahkluk Allah

Najwa Shihab lalu mempertanyakan maksud dari Jokowi yang menyebut mudik dan pulang kampung itu berbeda.

"Apa bedanya bapak, pulang kampung dengan mudik?" tanya Najwa.

Menurut Jokowi, mudik merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat pada Hari Raya Idulfitri.

"Kalau mudik itu di hari lebarannya, untuk merayakan hari raya idulfitri," jawabnya.

"Jadi cuma masalah waktunya saja," Najwa Shihab menimpali.

Perbincangan mudik dan pulang kampung disinggung dalam wawancara Najwa Shihab dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Selasa (21/4/2020).
Perbincangan mudik dan pulang kampung disinggung dalam wawancara Najwa Shihab dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Selasa (21/4/2020). (Channel YouTube Najwa Shihab)

Jokowi kembali mengulangi, bahwa pulang kampung dilakukan oleh perantau karena ingin menemui keluarga yang tinggal di daerah.

"Kalau pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tapi anak istrinya berada di kampung," jelas Jokowi.

Najwa kembali menegaskan, perbedaan dari mudik dan pulang kampung berarti hanya terletak pada waktu pelaksanaan.

Mengingat, orang yang mudik atau pulang kampung tersebut bisa membawa virus corona ke kampung.

"Tapi hanya perbedaan waktu saja, kegiatan mereka sama, mereka pulang membawa virus ke rumah itu juga sama," ujar Najwa.

Baca: Soal Larangan Mudik dan Salat Tarawih di Masjid, Mahfud MD: Pertimbangan dari Sudut Agama dan Ahli

Baca: Dalam Dua Hari, 185 Pesepeda Motor yang Hendak Mudik Diminta Putar Balik ke Jakarta

Baca: ‎Dilarang Mudik, Pegadang Aksesoris Motor di Kalimalang Gigit Jari

Kemudian, Jokowi menerangkan kondisi dari para perantau yang menyewa rumah di Jakarta, akan lebih rentan untuk tertular virus corona.

Selanjutnya, para perantau tersebut akan disiapkan tempat isolasi setelah sampai di daerah asal.

"Coba lihat di lapangan, di Jakarta mereka (perantau) menyewa ruangan 3x3 meter isinya 8-9 orang."

"Mereka di sini tidak bekerja, lebih bahaya mana di dalam ruangan atau pulang ke kampung, yang di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa."

"Kita harus melihat lebih detail di lapangan angka-angkanya," jelas Jokowi.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas