Perayaan HUT ke-493 DKI di Tengah Pandemi, JJ Rizal: Kesempatan Langka untuk Merenung
Sejarawan JJ Rizal mengatakan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta yang ke-493 menjadi moment yang langka
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sejarawan kondang, JJ Rizal mengatakan, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta yang ke-493 menjadi moment langka.
Ia menjelaskan, selama ini perayaan HUT yang jatuh pada Senin (22/6/2020) disambut dengan berbagai keramaian acara di berbagai lokasi.
Namun karena adanya terpaan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), perayaan HUT DKI Jakarta kali ini disambut dengan cara yang berbeda.
"Memang justru yang paling menarik, kita hari ini merasakan suatu kesempatan yang langka pada saat ulang tahun Jakarta, karena sebelumnya selalu ada keramaian."
"Seoalah-olah kita tidak punya kesunyian, ruang untuk merenung."
"Hari ini kita punya kesempatan untuk merenung di ulang tahun Jakarta," katanya dikutip dari siaran langsung Program Apa Kabar Indonesia Pagi.
JJ Rizal melanjutkan, perayaan HUT DKI Jakarta ke-493 tepat untuk mengevaluasi kembali apa saja yang telah menjadi pencapaian hingga sekarang ini.
Termasuk melihat baik atau buruknya dari provinsi seluas 661,5 kilometer per segi tersebut.
Pria kelahiran 12 Februari ini dalam kesempatan tersebut juga menyinggung soal pandemi Covid-19 di DKI Jakarta.
Baca: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (1): HUT Ke-493 Jakarta, Virtual Tanpa PRJ
Tercatat dalam buku sejarah, Covid-19 bukan satu-satu wabah yang menerpa daerah Ibu Kota.
Sebut saja seperti kolera atau flu Spanyol di masa lalu juga pernah melanda.
"Apalagi Kota Jakarta identik dengan wabah dalam periode yang panjang, termasuk wabah hari ini."
"Kita punya kesempatan refleksi wabah-wabah di masa lalu, bahkan Kota Batavia itu banyak yang bilang runtuh karena kasus korupsi," kata dia.
JJ Rizal menjelaskan, wabah malaria menjadi momok menakutkan untuk Kota Batavia saat itu.
Bahkan ia menyebutkan pembunuh terbesar Kota Jakarta dan selalu menjadi kejadian luar biasa (KLB) adalah malaria yang dibawa oleh nyamuk.
"Dan yang menyedihkan, Jakarta baru terbebas malaria di tahun 1960."
"Di tahun 1950-an penyair Sitor Situmorang masih menulis sajak berjudul malaria," imbuhnya.
Terkait kondisi wabah pandemi Covid-19 saat ini, JJ Rizal melihat ada kesamaan dengan waktu flu spanyol kala itu.
Di mana ada hotel yang memberikan diskon menarik untuk orang menginap.
Sehingga jatuhnya korban jiwa tidak dapat dielakkan.
"Pada tahun 1918, ada 100 orang meninggal per harinya. Di kawasan istana negara ada 120 meninggal per hari."
"Bahkan saat wabah kolera ada 270 orang meninggal per harinya," timpalnya.
Baca: Beberapa Acara Perayaan HUT Ke-493 DKI Jakarta Akan Digelar Secara Virtual Untuk Hindari Kerumunan
Tantangan DKI Jakarta ke Depan
JJ Rizal menjelaskan melihat kondisi wilayah DKI Jakarta dari zaman dulu hingga sekarang tidak dapat dipisahkan dengan namanya serangan wabah penyakit.
Oleh karena itu, ia mengingatkan betapa pentingnya memperbaiki infrastruktur kesehatan lebih serius lagi.
"Dan menurut saya penyakit hari ini disebabkan adanya perubahan ekologi."
"Kota harus menuju pola hidup ekologi," tuturnya.
Baca: HUT ke-493 DKI Jakarta Bakal Dimeriahkan dengan Jakarta Great Online Sale 2020
JJ Rizal juga mengingatkan pentingnya perkembangan ilmu pengetahuan untuk menanggulangi masalah pandemi.
Saat DKI Jakarta masih bernama Kota Batavia, ilmu pengetahuan sudah mulai dikembangkan dan menjadi hal yang diperhatikan.
"Kota punya kekuatan sains, menghadapi pandemi ini dengan padangan sains, bukan pakek klenik atau hal gaib,"
"Sehingga ilmu pengetahuan perlu dikembangkan. Menurut saya kurangnya di Kota Jakarta sekarang itu," lanjutnya.
JJ Rizal berharap pandemi Covid-19 di Indonesia segera berakhir.
"Selamat ulang tahun DKI Jakarta , semoga Covid segera berlalu. Itu saja harapan kita," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)