Repotnya Sekolah Daring: Dari Urusan Pulsa Internet hingga Durasi Belajar Mengajar
Namun, karena adanya pandemi Covid-19 tentu proses belajar mengajar tatap muka bertemu fisik antara guru dan siswa tidak dilakukan.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ajaran baru 2020/2021 resmi dimulai hari ini.
Kegiatan belajar mengajar mulai dari tingkat SD hingga SMA serentak dilakukan hari ini.
Namun, karena adanya pandemi Covid-19 tentu proses belajar mengajar tatap muka bertemu fisik antara guru dan siswa tidak dilakukan.
Sekolah daring pun mau tidak mau dilakukan.
Tribunnews.com mengalami hari pertama sekolah tingkat sekolah dasar dan TK.
Baca: Terkendala Fasilitas, Siswa SD dan SMP di Jambi Harus Belajar dengan Tatap Muka Meski Zona Kuning
Jam sekolah tentu tidak berubah, Senin(13/7/2020) pukul 07.00 WIB siswa lengkap dengan seragam sekolah sudah bersiap di depan smartphone milik orang tuanya.
Tidak lama berselang guru pun muncul dalam bentuk video di layar gawai pintar.
"Selamat pagi anak-anak, apa kabar semoga semua sehat ya. Hari ini kita belajar melalui online ya. Mohon membuat video perkenalan diri nanti dikirim ya via WhatsApp," ujar salah seorang guru sekolah dasar di Bogor melalui video.
Guru kemudian memberikan tugas kepada para siswa agar menonton siaran salah satu televisi nasional.
"Tugas nanti lihat tivi ya anak-anak. Nanti kalau sudah selesai tugasnya difoto, kirim lewat WhatsApp. Kalau ada yang tidak bisa minta tolong bunda atau ayahnya yaa," ujar guru tersebut sembari menutup pertemuan yang hanya berlangsung 5 menit tersebut dengan salam.
Tak lama kemudian siswa bergegas membuat video perkenalan diri, selesai tugas kemudian dikirimkan melalui WhatsApp.
Setelah itu televisi pun dinyalakan, siswa SD atau TK juga duduk mematung memperhatikan soal-soal yang diberikan melalui siaran tersebut.
Ada beberapa soal yang harus dikerjakan oleh siswa dari siaran televisi yang tayang mulai pukul 08.00 WIB tersebut.
Total waktu yang harus dihabiskan siswa mulai dari menyalakan smartphone hingga selesai mengerjakan tugas kurang lebih dua jam.
Pukul 09.00 WIB tugas selesai dan anak-anak bisa bebas bermain lagi di dalam atau halaman rumah bersama teman-teman sebayanya tentu dengan mematuhi protokol kesehatan saat pandemi.
Selesai siswa mengerjakan tugas, giliran orang tua yang sibuk dengan rapat daring dengan guru di sekolah.
Para guru menggelar rapat menanyakan pendapat orang tua mengenai metode pembelajaran yang tepat selama pandemi covid-19.
Beberapa pilihan muncul, di antaranya siswa membentuk kelompok belajar dengan teman yang lokasi rumahnya berdekatan.
Tentu kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan daring.
"Nanti satu kelompok belajar ada enam orang ya bapak-bapak, ibu-ibu. Cari teman yang rumahnya berdekatan," ujar guru sekolah dasar di Bogor saat rapat melalui panggilan video.
Opsi tersebut tentu membuat pertanyaan sendiri di benak para wali murid.
Mereka kini sibuk mencari siapa saja teman yang lokasinya berdekatan dengan rumah.
Belum lagi urusan perangkat seperti laptop atau gawai pintar.
Baca: Syarief Hasan: Indonesia Harus Belajar dari Negara Tetangga Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi wali murid yang keduanya bekerja di pagi hari tentu ini menjadi hal yang merepotkan.
Sebelum berangkat mereka harus menyiapkan perangkat elektronik untuk anaknya bersekolah, belum urusan pulsa, kuota internet yang harus dibayar tiap bulannya.
Lalu, bagaimana nasib mereka para siswa siswi yang tinggal di daerah pedalaman, atau wilayah yang sulit dijangkau sinyal seluler?
Tentu hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi mereka para pemangku kebijakan di bidang pendidikan, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini.
Salah seorang wali murid SD di Bogor, Uci juga mengaku harus memutar otak membagi-bagi pengeluaran untuk keperluan sekolah anaknya. Terutama pulsa dan kuota internet.
"Harus siap-siap pulsa dan kuota internet ini. Pusing juga aturnya. Belum stok handphonenya, cuma ada satu. Kalau ayahnya kerja pagi susah," katanya. (Willy Widianto)