Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologis Penembakan Bos Pelayaran di Jakut, Pelaku Sempat Nyamar dan Siapkan Rp 200 Juta

Polda Metro Jaya mengungkap kronologis penembakan sadis bos pelayaran, Sugiarto

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kronologis Penembakan Bos Pelayaran di Jakut, Pelaku Sempat Nyamar dan Siapkan Rp 200 Juta
WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (kanan) bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus (tengah), Kapolres jakarta Utara Kombes Pol Sudjarwoko, menunjukkan barang bukti kasus penembakan pengusaha bos ekspedisi di Halaman Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2020). Polisi menangkap 12 pelaku penembakan maut di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menewaskan pengusaha pelayaran Sugianto (51). Penembakan maut tersebut diotaki oleh karyawati korban bernama NL(34) akibat sakit hati. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

"Tersangka R yang bersangkutan berpura-pura sebagai petugas pajak kanwil Jakarta Utara.

Baca: BREAKING NEWS, Pelaku Penembakan Sadis Bos Pelayaran di Kelapa Gading Ditangkap

Korban akan dibawa di mobil dan dieksekusi tetapi pada tanggal 9 Agustus itu korban tidak mau sehingga rencana itu gagal," jelasnya.

Mengetahui rencananya gagal, seluruhnya kembali berkumpul di hotel untuk membicarakan cara lain untuk menghabisi korban pada 10 Agustus 2020.

Menurutnya, cara yang kini dipilih adalah menghabisi korban dengan senjata api yang dimiliki oleh AJ.

"Mereka masih berpikir kemudian siapa yang menjadi eksekutornya? Kemudian saudara S mereka ini satu kelompok dan mempunyai salah satu teman yang saat itu berada di Bangka Belitung atas nama saudara DM alias D," ungkapnya.

Nana mengatakan DM kemudian ditawarkan sebagai eksekutor.

Pelaku menerima ajakan tersebut dengan alasan perjuangan lantaran orang tua NL merupakan guru spiritual dari DM.

Berita Rekomendasi

"Pelaku ini adalah anak atau murid dari orang tua NL.

Sehingga mereka dengan alasan perjuangan di mana NL dalam ancaman dan DM menyetujui untuk datang ke Jakarta tanggal 12 Agustus 2020. Saudara DM datang dari Bangka ke Jakarta.

Siang harinya, saudara S, R dan J, mereka menjemput saudara DM alias D di Bandara Soekarno Hatta," jelasnya.

Malam harinya, mereka merencanakan untuk membunuh korban dengan senjata api.

Tak hanya itu, mereka membeli sepeda motor yang akan dijadikan kendaraan seharga Rp 13 juta untuk eksekusi.

"Dibelilah motor harga Rp 13 juta. Dan kemudian D dan R buat nomor polisi palsu dan membli jaket dan helm grab.

Setelah membeli motor jaket dan helm dan disimpan di daerah Benhil," jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas