Kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sakit dan Dibawa ke RS, Hoaks
Sebelum informasi sesat itu beredar luas, Taufik mengaku kemarin pagi berkomunikasi dengan Anies lewat aplikasi chatting.
Penulis: Dewi Agustina
Di Instastori-nya, dia menggungah sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Dia didampingi oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Suzi Marsitawati dan Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho, Anies tampak meninjau kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Bahkan pada pagi harinya Anies Baswedan memimpin rapat dengan sejumlah kepala satuan perangkat kerja daerah (SKPD) di Balai Kota DKI Jakarta.
Dalam rapat itu, seluruh pegawai termasuk Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memakai batik.
Sebab rapat yang digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat itu, bersamaan dengan Hari Batik Nasional.
"Nggak (dirawat), dia baik-baik aja," ujar Taufik.
Gubernur Anies Baswedan bagikan aktivitasnya via media sosial
Melalui akun Instagram resmi miliknya, Anies Baswedan kemudian membagikan aktivitasnya selama di Balai Kota DKI.
Dikutip dari akun resmi @aniesbaswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu terlihat sedang memimpin rapat dengan kepala SKPD.
"Hari ini Jumat, 2 Oktober, semua peserta rapat di Balai Kota mengenakan batik. Merayakan Hari Batik Nasional," kata Anies Baswedan yang dikutip dari akun Instagram miliknya pada Jumat (2/10/2020).
Baca: Anies Baswedan Siapkan Strategi Tangani Pengungsi Banjir di Tengah Pandemi Covid-19
Tradisi memakai batik ini pada awalnya adalah terobosan. Sebuah terobosan yang kemudian diterima, diakui, hingga menjadi kebiasaan baru.
Batik asalnya digunakan sebagai kain “jarik” (bawahan). Pakemnya dulu, kaum lelaki selalu memakai baju kemeja polos ataupun lurik dan tidak berkemeja dengan bermotif “gambar”.
Suatu saat ada yang mengambil langkah kebaruan, di luar kebiasaan. Perancang busana menggunakan kain hasil membatik itu bukan sebagai jarik, tapi jadi kemeja bagi lelaki.
Mengejutkan karena menerobos kebiasaan, menerobos tradisi. Pastinya banyak pihak menyebut itu adalah "pelanggaran pakem". Kini sejarah pelanggaran itu tak ada lagi yang tahu dan diingat. Bahkan hari ini batik pun bisa digunakan menjadi masker.