Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waspada Jangan Bersepeda Seorang Diri, Begal dan Penyiraman Air Keras Hantuin para Goweser

Setelah Jakarta darurat begal sepeda, di Jogya ada penyiraman air keras ke pesepeda, Polisi imbau pesepeda waspada, tidak gowes sendirian.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Waspada Jangan Bersepeda Seorang Diri, Begal dan Penyiraman Air Keras Hantuin para Goweser
istimewa
Seorang pesepeda yang belakangan diketahui perwira tentara menjadi korban begal di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, tak jauh dari Istana Merdeka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu kota darurat begal sepeda.

Masih hangat peristiwa begal yang menimpa seorang perwira Marinir bersepeda dekat Istana Merdeka.

Hingga perwira tersebut, Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko mengalami luka robek di pelipis kiri dan memar di kepala bagian belakang.

Kini pelaku pembegalan pada perwira tersebut masih bebas berkeliaran.

Peristiwa yang terjadi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2020) sekira pukul 06.45 WIB itu menyedot perhatian banyak pihak setelah foto-fotonya beredar viral di komunitas pesepeda di Jakarta.

Baca juga: Pesepeda di Sleman Alami Teror, Ada yang Siram Cairan, Diduga Air Keras

Baca juga: Terekam CCTV Anggota TNI Dibegal 4 Orang, Kolonel Marinir Melawan hingga Jatuh

Terkini, kasus penyiraman cairan yang diduga air keras menimpa tiga goweser di wilayah Sleman, tepatnya di Jalan Palagan, Yogyakarta, Kamis (29/10/2020) pagi.

Meski tidak sampai menimbulkan luka berat, aksi pelaku tersebut dinilai menimbulkan rasa khawatir para goweser.

Berita Rekomendasi

Saat ini aksi penyiraman cairan yang diduga air keras ini sedang diselidiki oleh aparat kepolisian.

ILUSTRASI Air keras -
ILUSTRASI Air keras - (dw.com)

Kronologi kejadian

Satu di antara korban penyiraman diduga air keras, Della menceritakan pagi itu dirinya sedang gowes seorang diri.

Sedangkan teman-teman lainnya menyusul.

"Kejadian waktu itu sedang gowes sendiri karena suami suruh jalan dulu. Mereka teman-teman berangkat nyusul," ujar Della, Jumat (30/10/2020).

Della menyampaikan, kejadian penyiraman terjadi saat melintasi Jalan Palagan Tentara Pelajar, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

"Pas lagi jalan santai di lampu merah setelah Hyatt itu tiba-tiba kayak ada yang siram cairan. Terus terasa panas banget di kulit," bebernya.

Pelaku diduga gunakan sepeda motor

Dia menduga pelaku penyiraman dilakukan oleh seseorang menggunakan sepeda motor.

"Aku enggak ngeh kalau ada motor lewat di samping itu yang nyiram, karena motor yang lewat di samping itu jalanya juga santai," ujarnya.

Namun, Della tidak sempat melihat jenis sepeda motor yang digunakan, termasuk apakah penguna sepeda motor tersebut satu orang atau berboncengan.

"Aku enggak ngeh dia boncengan atau enggak dan pakai motor apa, yang tahu teman saya korban satunya," tegasnya.

Dikatakan Della, peristiwa yang menimpa temannya itu terjadi tidak secara bersamaan.

"Tepatnya kalau saya jam 06.00 pagi pas, korban lainnya setahu aku jam 06.17 WIB dan 06.40 WIB," tuturnya.

Cairan diduga air keras hanya merusak celana

Beruntung dari kejadian tersebut cairan yang diduga air keras tidak sampai melukai kulit.

"Alhamdulilah kulit saya aman. Saya ngeh-nya juga celana saya rusak pas sudah sampai rumah," tandasnya.

Della mengaku baru pertama kali ini mengalami peristiwa tersebut.

Ia berharap pelaku bisa segera ditangkap karena membahayakan para pesepeda.

"Kemarin teman juga sudah membuat laporan, semoga segera tertangkap karena takutnya membahayakan pegowes kalau ada seperti itu. Semoga Jalan Palagan ada CCTV untuk pantau kondisi jalananya," ucapnya.

ILUSTRASI
ILUSTRASI (NET)

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah mengatakan, telah memonitor peristiwa yang menimpa para pesepeda di Jalan Palagan.

"Kejadian itu saya monitor, terkait laporannya belum kita terima di polres, kalau di Polsek saya belum monitor," ungkapnya.

Terkait peristiwa tersebut, pihaknya akan menindaklanjuti dengan meminta keterangan korban.

Hal ini guna mengetahui ciri-ciri yang diduga sebagai pelaku penyiraman.

"Yang tahu persis kondisinya kan korban, ada saksi yang melihat juga. Jadi bisa kita cocokan terkait ciri-ciri diduga pelaku, ya kita akan cari pelakunya dengan petunjuk yang ada di lapangan, sambil menunggu komunikasi dengan korban," tegasnya.

Deni Irwansyah mengimbau agar masyarakat tidak gowes seorang diri sehingga bisa saling mengawasi.

"Satu sama lain harus mengawasi jangan terlena dengan kondisi yang sepi tetap waspada. Apalagi yang perempuan jangan dibiarkan sendiri, tapi setidaknya ada laki-laki yang mendampingi," pungkasnya.

Pelaku diduga 4 orang

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan pelaku yang membegal Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko diperkirakan berjumlah empat orang.

Para pelaku, jelas Yusri, menggunakan dua sepeda motor dan saling berboncengan.

Hal itu diketahui setelah pihak kepolisian memeriksa CCTV di lokasi kejadian.

"Setelah kami cek CCTV, ternyata ada dua sepeda motor dengan empat orang saling berboncengan," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (28/10/2020).

Bentuk tim khusus

Berkaca dari maraknya kejadian tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan pihak kepolisian sudah membentuk tim khusus guna mengejar para pelaku begal sepeda.

Tim khusus itu dipimpin langsung Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.

"Polda Metro Jaya telah membentuk tim, Kapolda menyampaikan tim ini dibentuk dibawah pimpinan Dirreskrimum untuk mengungkap begal-begal yang ada," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: Pagi-pagi Menggowes di Kawasan Sleman, Tiga Pesepeda Jadi Korban Siraman Air Keras

Kata Yusri, kepolisian pun akan melakukan patroli rutin terhadap lokasi yang terindikasi rawan begal.

Masyarakat yang bersepeda diimbau memperhatikan keselamatannya dengan tidak bersepeda sendirian atau melewati tempat sepi.

"Kita mengimbau kepada para pesepeda tolong menjaga safety diri sendiri jangan bersepeda ditempat-tempat sepi itu pertama. Kedua jika bersepeda jangan sendiri kalau bisa berkelompok untuk menghilangkan rumus N + K atau niat dan kesempatan pelaku," ucap Yusri. (tribun network/thf/Tribunnews.com, TribunJogya.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas