Hati-hati, Marak Kasus Hipnotis Modus Bantuan UMKM dan Bansos di Jaktim
Dalam tiga hari teraksi, setidaknya terjadi tiga kali aksi hipnotis di Jakarta timur, pelaku menggunakan modus bantuan sosial (bansos) dan UMKM.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM - Wilayah Jakarta Timur tengah dihantui aksi hipnotis.
Pelaku menggunakan modus bantuan UMKM hingga bantuan sosial.
Dalam tiga hari terakhir, setidaknya terjadi tiga kali aksi hipnotis.
Hipnotis di Gang Mawar, Korban Kehilangan Kalung Emas 10 gram dan Uang Rp 300 ribu
Pada Senin (30/11/2020), Siti Judah (69), warga RW 08, Gang Mawar, Kelurahan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar kehilangan kalung emas 10 gram dan uang Rp 300 ribu.
"Pelaku yang ambil kalung dan tas saya memang satu orang, tapi sepertinya dia ada komplotan. Karena di hari yang sama setelah nipu saya, pelaku ini nipu lagi di Condet," kata Siti di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020).
Meski belum melaporkan kasus penipuan ke Polsek Makasar, Siti dan warga RW 08 lainnya sudah menyebarkan video rekaman CCTV saat pelaku beraksi.
Hanya saja video rekaman CCTV yang menyorot tersebut bukan saat Siti menyerahkan kalung emas dan tas miliknya ke pelaku.
"Itu video pas pelaku datang pura-pura mau kasih bansos ke warga lain. Memang pelaku ini bilang mau kasih bansos ke janda dan kaum dhuafa. Tapi yang jadi korban cuman saya," ujarnya.
Siti menuturkan saat kejadian sekira pukul 11.30 WIB belasan perempuan warga RW 08 sudah berkumpul karena diminta antre menerima pemberian bansos.
Hanya saja yang diajak pelaku pergi ke luar permukiman warga RW 08 Siti seorang, kala mengajak Siti dengan modus pergi ke salon itu pelaku beraksi.
Dia meminta Siti melepaskan kalung emas dengan dalih agar terlihat layak sebagai penerima bansos, Siti pun menurut layaknya terhipnotis.
"Jadi pas dia minta warga dandan pelaku maksa saya pergi ke salon. Mungkin dia mengincar saya karena pas kejadian saya pakai kalung emas. Itu kalung pemberian, harganya berapa saya enggak tahu," tuturnya.
Eliyah (39), warga RW 08 Kelurahan Halim Perdanakusuma yang nyaris jadi korban hipnotis menuturkan mereka tertipu dengan penampilan pelaku.
Pasalnya saat kejadian pelaku mengenakan busana muslim dengan model mentereng layaknya dermawan yang hendak memberi bantuan.
"Namanya orang datang bilang mau kasih bantuan kan ya kita percaya. Apalagi sebelum nemuin warga pelaku lebih dulu minta data warga janda dan dhuafa ke bekas bu RW," kata Eliyah.
Data tersebut didapat pelaku karena bekas istri Ketua RW 08 juga tertipu dengan penampilan dan modus pemberian bansos yang digunakan pelaku.
Eliyah menuturkan warga RW 08 kini saling mengingatkan guna mencegah kasus penipuan bermodus serupa terulang dan berharap pelaku lekas tertangkap.
"Memang di wilayah sini (RW 08) banyak janda, jadi bekas bu RW percaya sama pelaku. Saya juga awalnya percaya sama pelaku, saya antar nemuin bu Judah. Makannya saya merasa bersalah juga," ujar Eliyah.
Hipnotis di Gang Ayama, Condet
Di hari yang sama, Senin (30/11/2020) juga terjadi aksi hipnotis.
Kali ini terjadi di Gang Ayama, kawasan Condet, Kelurahan Batu Ampar.
Lokasi ini letaknya hanya sekitar 3-4 kilometer dari Gang Mawar lokasi hipnotis pertama.
"Pelakunya yang menipu di Kramat Jati itu juga sama, perempuan pakai baju putih. Seperti yang ngambil kalung emas 10 gram dan uang saya," kata Siti di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (2/12/2020).
Pernyataan Siti bahwa pelaku hipnotis bermodus pemberian bansos itu sama berdasar keterangan korban yang juga dihipnotis sepertinya.
Pasalnya saat awal kejadian korban hipnotis di Condet tersebut sempat mengira bahwa dia merupakan anggota komplotan pelaku hipnotis.
"Jadi tas saya isi dompet dan kalung emas yang diambil pelaku ditinggal di lokasi korban Condet ini. Di dompet itu kan ada KTP saya, makannya saya dikira satu komplotan sama pelaku," ujarnya.
Beruntung Siti memiliki satu kerabat yang tinggal di sekitar lokasi sehingga membantu mengklarifikasi bahwa dia juga korban hipnotis, bukan komplotan pelaku.
Nahas saat pelaku meninggalkan tasnya di Gang Ayama, kalung emas seberat 10 gram dan uang sebanyak Rp 300 ribu dalam dompet sudah raib.
"Jadi habis hipnotis saya pelaku kabur lalu pergi ke Condet, di sana dia hipnotis orang lagi. Kalau kejadian saya kan pukul 11.30 WIB, nah yang di Condet Magrib. Itu satu hari yang sama," tuturnya.
Keyakinan bahwa pelaku sama juga berdasar dari hasil foto warga Condet yang mendokumentasikan pelaku saat melancarkan aksinya.
Busana muslim warna putih yang dikenakan pelaku pun sama, model mentereng guna memuluskan aksinya sebagai seorang dermawan.
"Saya masih ingat banget sama wajah pelaku, bajunya sama. Di Condet itu pelaku juga pura-pura nawarin mau kasih bansos, di Condet juga korbannya ibu-ibu," lanjut Siti.
Hipnotis di Cipayung Modus Bantuan UMKM
Suwasnih (42), pedagang sayur di Jalan Kramat, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung pada Rabu (2/12/2020) kemarin menjadi korban hipnotis dengan modus memberikan bantuan UMKM.
"Modusnya ngasih bantuan UMKM (bantuan usaha mikro, kecil, dan menengah). Padahal menipu, saya tertipu Rp 3 juta," kata Suwasnih di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/12/2020).
Kasus berawal saat pelaku yang merupakan seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun berpenampilan layaknya pegawai pemerintah datang ke warungnya.
Kepada Suwasnih pelaku mengaku sebagai putri ketua RW 02 tempatnya tinggal dan hendak mendata pelaku usaha yang bakal menerima bantuan UMKM.
"Dia datang minta fotokopi KTP sama KK (kartu keluarga), katanya untuk diserahkan ke Kelurahan. Memang beberapa waktu sebelum kejadian ada rapat RT untuk warga penerima bantuan UMKM," ujarnya.
Suwasnih awalnya tak langsung percaya dengan pelaku karena dari hasil rapat pengurus RT dia tidak masuk sebagai penerima bantuan UMKM.
Namun pelaku berpura-pura layaknya sudah lama mengenal Suwasnih, seiring waktu obrolan berjalan keraguan Suwasnih sirna layaknya korban hipnotis.
"Padahal saya enggak kenal dia, tapi dia manggil saya bibi. Terus ngobrol sama suami seperti sudah kenal lama. Kita juga seperti terhipnotis sama pelaku, percaya sama ucapan dia," tuturnya.
Setelah Suwasnih dan suaminya larut dalam obrolan atau diduga sudah terhipnotis, pelaku menjelaskan mekanisme pemberian bantuan UMKM.
Namun beda dengan nominal bantuan yang diberikan sebesar Rp 2,4 juta, pelaku menyebut Suwasnih dapat memilih besaran bantuan diterima.
"Tapi ada uang 'pelicinnya', katanya untuk petugas di Kelurahan. Pelaku Minta Rp 3 juta, katanya duit ini nanti dibalikin lagi ke saya. Dia bilang nanti saya total dapat Rp 15 juta dari pemerintah," lanjut Suwasnih.
Baca juga: Belanja ke Pasar, Ibu Muda Malah Kena Hipnotis Bermodus Pengobatan Alternatif, Uang Rp 700 Juta Raib
Permintaan uang 'pelicin' awalnya ditolak Suwasnih karena dia tak memiliki uang, namun pelaku menyuruhnya meminjam uang agar dana bantuan segera cair.
Layaknya terhipnotis Suwasnih dan suaminya menuruti perintah pelaku, mereka meminjam uang ke kerabatnya yang tinggal dekat rumah.
"Setelah dapat pinjaman duit pelaku bilang katanya di Kelurahan nanti saya ngaku milih Jokowi (Presiden Joko Widodo) pas Pemilu. Dia nyuruh saya ganti baju pakai warna merah, katanya biar kayak pendukung," sambung dia.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Kena Hipnotis, Pelaku Baca Mantra hingga Korban Tak Sadar Uangnya Dibawa Kabur
Suwasnih yang saat kejadian sudah linglung pun kembali menuruti perintah pelaku, dia masuk ke rumahnya untuk berganti baju sesuai perintah.
Nahas saat dia selesai, pelaku yang tadinya menunggu depan warung sayurnya sudah pergi membawa uang Rp 3 juta hasil pinjaman Suwasnih.
"Awalnya pelaku bilang saya mau langsung diantar ke Kelurahan untuk ambil bantuan, enggak tahunya pergi. Pas pelaku pergi itu saya kayak orang bingung, seperti dihipnotis saja," ujarnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)