Setelah Cek Mobil, Komnas HAM RI Ingin Lihat Langsung Senjata Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI
Ia berharap ke depannya timnya dapat mendalami keterangan saksi dari FPI dan petugas kepolisian.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah melakukan pemeriksaan langsung terhadap mobil terkait insiden tewasnya enam Laskar FPI oleh Kepolisian di Tol Jakarta Cikampek pada Senin (7/12/2020) lalu, Tim Penyelidikan Komnas HAM RI hendak melihat langsung senjata terkait peristiwa tersebut.
Selain melihat langsung, Komisioner Komnas HAM RI sekaligus Ketua Tim Penyelidikan M Choirul Anam mengatakan pihaknya juga ingin melihat mekanisme pengujian senjata dari pihak Kepolisian.
"Kalau soal senjata kami ingin lihat langsung termasuk mekanisme pengujian senjatanya," kata Anam ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (22/12/2020).
Namun demikian hingga kini belum dapat dipastikan kapan dan di mana pengujian senjata tersebut akan dilakukan.
Anam mengatakan, hari ini Selasa (22/12/2020) timnya telah melakukan rapat konsolidasi terkait data dan informasi yang telah didapatkan untuk dilanjutkan ke proses pendalaman.
Ia berharap ke depannya timnya dapat mendalami keterangan saksi dari FPI dan petugas kepolisian.
"(Hari ini) Konsolidasi bahan-bahan yang telah didapatkan untuk melakukan pemeriksaan pendalaman. Harapannya pendalaman saksi FPI dan petugas polisi, termasuk terkait senjata dan lain-lain," kata Anam.
Baca juga: Komnas HAM Ungkap Kondisi Mobil yang Dipakai Polisi dan Laskar FPI Saat Insiden di Tol Japek
Anam berharap seluruh temuan tersebut nantinya akan diuji oleh ahli dari pihaknya.
"Semua yang kita dapatkan akan kita uji dengan ahli. Semoga bisa," kata Anam.
Diberitakan sebelumnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memeriksa mobil yang digunakan oleh laskar FPI dan juga kepolisian dalam insiden di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
Pemeriksaan tiga buah mobil itu dilakukan di garasi Subdit Ranmor Polda Metro Jaya, Senin (21/12/2020).
Setelah pemeriksaan ketiga mobil tersebut, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan belum bisa mengambil kesimpulan.
Menurutnya dibutuhkan analisa lebih mendalam untuk memeriksa apakah keterangan yang disampaikan kepolisian di Komnas HAM sebelumnya identik dengan temuan saat pengecekan mobil itu.
"Kami belum bisa menyimpulkan apakah keterangan yang disampaikan teman-teman kepolisian di Komnas HAM dengan sekarang ini identik atau tidak, karena butuh analisa lebih dalam lagi," ujar Beka, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12/2020).
Beka menilai ada beberapa hal yang harus ditindaklanjuti dan dianalisa lebih dalam. Antara lain terkait dengan hasil uji balistiknya seperti apa hingga siapa saja yang menembak.
"Jadi harus membutuhkan pendalaman, termasuk juga cek darah dari anggota FPI, itu siapa saja yang ada di sudut situ, sudut sini juga butuh pendalaman lagi," jelasnya.
Lebih lanjut, Beka menegaskan pihaknya berkomitmen untuk melakukan pendalaman terkait dengan uji balistik dan juga uji darah.
"Kami juga berkomitmen dengan kawan-kawan untuk juga ada tindak lanjut pendalaman yang berkaitan dengan yang sudah saya sampaikan soal uji balistik dan uji darahnya," tandasnya.
Pantauan Tribunnews.com, ada tiga mobil yang diperiksa. Mobil pertama adalah Chevrolet berwarna hitam.
Ada kerusakan di kaca bagian depan mobil serta di ban bagian depan. Diduga mobil ini digunakan oleh enam anggota laskar FPI yang tewas.
Mobil kedua dan ketiga sama-sama mobil Toyota Avanza berwarna silver. Namun salah satu mobil terlihat mengalami kerusakan yang lebih parah.
Kerusakan terlihat pada adanya lubang di kaca mobil tersebut. Diduga kendaraan ini adalah yang digunakan polisi saat insiden terjadi.