Ibu Ini Memaksa Masuk Istana Merdeka Saat Jokowi Sedang Divaksin Covid-19
Kapolsek Metro Gambir, AKBP Kade Budiyarta, menuturkan wanita hendak bertemu Jokowi lantaran ingin mengadukan permasalahannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Presiden Joko Widodo sedang divaksin Covid-19, ada seorang wanita yang hendak menemuinya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, wanita ini membawa sejumlah surat-surat.
Kini wanita tersebut telah diamankan Polsek Metro Gambir guna dimintai keterangan atas motif yang dilakukannya.
Kapolsek Metro Gambir, AKBP Kade Budiyarta, menuturkan wanita hendak bertemu Jokowi lantaran ingin mengadukan permasalahannya.
"Jadi, tadi kami amankan wanita ini di dekat Istana Negara karena ingin bertemu Presiden. Ya, tidak bisa, jadi kami bawa ke sini (pos polisi Gambir)," jelas Budi, sapaannya, saat diwawancarai TribunJakarta.com di lokasi, Rabu (13/1/2021).
"Saat kami bawa baik-baik ke sini, wanita ini malah marah. Tapi kami ademkan lagi dan bicara baik-baik," lanjutnya.
Baca juga: Batal Penjarakan Ibu Kandungnya, Agesti Ayu: Saya akan Kasih Surprise Indonesia
Baca juga: Foto Bareng Jokowi, Raffi Ahmad: Jangan Takut Vaksin Guys
Budi menjelaskan, wanita tersebut ingin mengadu soal permasalahan keluarganya kepada Jokowi.
Sebab, putri kesayangan dari wanita tersebut diduga menelantarkannya.
"Berdasarkan keterangannya, dia kecewa dengan putrinya yang katanya, sudah melantarkannya sendirian," jelas Budi.
"Versinya si wanita ini, katanya putrinya diculik sama cowok," kata Budi.
Pengamatan TribunJakarta.com, wanita yang diketahui bernama Saidah Bibi (Ibu Ida) ini membawa foto pria berukuran sedang.
Budi pun telah menanyakan kepada Ida perihal siapa foto pria tersebut.
"Katanya dia, itu penculik putrinya. Tapi saya tanya dari mana kenal dengan pria di dalam foto itu? Dia bilang kenalnya saat di pengadilan," jelas Budi.
"Jadi dugaan sementara ini si pria ya suami dari putrinya wanita itu. Bukan diculik, tapi mungkin, istilahnya kawin lari," ucap Budi.
Jokowi Divaksin Corona
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menjalani penyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac pada hari ini, Rabu (13/1/2021).
Penyuntikan vaksin Covid-19 terhadap Presiden Jokowi dilaksanakan sekitar pukul 09.42 WIB di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Dalam prosesnya, ada empat tahap yang harus dilalui Presiden Jokowi.
Pertama, Presiden Jokowi menjalani pemeriksaan ihwal kondisi terakhir Presiden Jokowi.
Oleh tim dokter kepresidenan, Presiden Jokowi terlebih dahulu ditanyai beberapa hal.
Misalnya, apakah sempat mengalami sakit batuk, pilek, dan demam.
Baca juga: Selain Presiden Jokowi, Ini Daftar Penerima Vaksin Perdana Covid-19 Rabu 13 Januari 2021
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga ditanyai mengenai kondisi keluarga apakah ada yang sakit atau tidak.
Setelah itu, Presiden Jokowi juga sempat diukur soal tensi tekanan darah.
Hasilnya, tekanan darah Presiden Jokowi sebesar 130/60.
Kondisi tersebut menunjukkan Presiden Jokowi dalam keadaan sehat saat menerima vaksin tersebut.
Usai memeriksa tekanan darah, Presiden kemudian menjalani tahap berikutnya yakni penyuntikkan vaksin Covid-19.
Vaksin Covid-19 dari Sinovac tampak disimpan dalam sebuah boks untuk menjaga agar tetap aman dan steril.
Tak lama kemudian, Presiden Jokowi yang sudah duduk siap menerima vaksin mulai menggulung lengan bajunya sebelah kiri.
Tak butuh waktu lama, Presiden Jokowi langsung disuntik vaksin Covid-19 oleh dokter Prof dr Abdul Muthalib Sp.pPD-KHOM yang juga guru besar ilmu penyakit dalam dari Universitas Indonesia.
“Enggak terasa sama sekali,” kata Presiden Jokowi usai lengannya disuntik vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (13/1/2021).
Jokowi terlihat rileks saat disuntik. Sesekali dia tersenyum.
Setelah itu, Presiden Jokowi mengakhiri tahapan selanjutnya dengan proses pencatatan. Tampak Presiden Jokowi tetap bugar usai menerima vaksin Covid-19 tersebut.
Dokternya gemetaran
Sementara itu, Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof dr Abdul Muthalib Sp.pPD-KHOM yang menyuntikkan vaksin Corona ke Presiden Jokowi tampak terlihat gugup.
Tangan pria Kelahiran 3 Januari 1945 tersebut tampak bergetar saat menyuntikan jarum ke lengan kiri Presiden saat vaksinasi Covid-19.
Gemetarnya tangan dokter Abdul yang juga merupakan Staf Divisi Hematologi Onkologi Medik RSUP Ciptomangunkusumo Jakarta tersebut bukan tanpa alasan.
Ia mengaku tangannya gemeteran karena menyuntik vaksin Covid-19 kepada orang pertama di Indonesia.
"Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa juga," kata dia usai memberikan vaksin kepada Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (3/1/2021).
Meskipun demikian menurut dokter Abdul tangannya hanya bergetar di awal saja. Pada proses penyuntikan tangannya tidak bergetar sehingga dapat melakukan vaksinasi dengan lancar.
"Tetapi masalah itu tidak menjadi masalah bagi saya dalam penyuntikan. Waktu penyuntikannya tidak gemetaran," kata dia.
Tak Hanya Jokowi yang Disuntik
Tak hanya Jokowi, sejumlah pejabat dan perwakilan masyarakat juga turut mendapatkan vaksin Coronavac, produk Sinovac, Tiongkok China.
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin mengatakan, vaksin menjadi alat yang tak hanya melindungi diri tetapu melainkan juga keluarga dan orang lain.
"Atas izin Bapak Presiden kita mulai program vaksin nasional. Kepada teman-teman saya, rakyat Indonesia, bahwa vaksin ini adalah alat yang bisa dipakai untuk melindungi diri kita. Yang lebih penting, vaksin ini juga digunakan untuk melindungi keluarga kita, tetangga-tetangga kita, melindungi rakyat Indonesia, dan melindungi peradaban manusia," kata dia dalam sambutannya yang dikutip dari siaran Kompas TV.
Vaksinasi kepada presiden Jokowi dilakukan oleh dokter kepresidenan.
Setelah diawali dengan Jokowi lalu diikuti oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M.Faqih, kemudian Sekjen MUI Amiesyah Tambunan, dan PBNU Ahmad Ishomuddin.
Kemudian pejabat seperti Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Idham Azis, juga turut menerima suntikan vaksin Coronavac ini.
Sesi 1
1. Presiden Jokowi
2. dr. Daeng M. Faqih (Ketua IDI)
3. Dr. H. Amiesyah Tambunan (Sekjen MUI/Muhammadiyah)
4. Kiai Ishom PP NU
5. Panglima TNI
6. Kapolri
7. Rafi Ahmad (Perwakilan Anak Muda)
Sesi 2
1. Budi G. Sadikin (Menkes)
2. Prof Dr Unifah Risyidi (PGRI)
3. Ronal Tapilatu (PGI)
4. Agustinus Heri (KWI)
5. I Nyoman Suarthanu (PHDI)
6. Partono Bhikkhu N. M (Permabudhi)
7. Peter Lesmana (Matakin)
Sesi 3
1. Penny Kusumastuti Kepala BPOM
2. Rosan Perkasa (Perewakilan Pengusaha)
3. Ade Zubaedah, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia
4. Nur Fauzah ( Perawat)
5. Lusy Noviani (Apoteker)
6. Agustini Setiyorini (Buruh)
7. Ibu Narti (Pedagang)
Sumber: Tribunnews.com/Kompas TV/Tribun Jakarta