Kisah Aisyah, Bocah di Tangsel Hidup Sebatang Kara Setelah Ibunya Wafat Karena Covid-19
Rumah Aisyah yang terletak tepat di samping kediaman Agung Nugroho kini sepi dari aktifitas kesehariannya akibat covid-19.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Ketua RT 01/18 Jalan Bhayangkara, Benda Baru, Pamulang, Kota Tangsel, Agung Nugroho, prihatin melihat kondisi Aisyah Alissa yang hidup sebatang kara.
Rumah bercat biru dengan ukuran sekira 5 X 8 meter yang berlamat di Jalan Bhayangkara Blok E 26 Nomor 15, Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi saksi bisu dari keseharian almarhumah Rina Darmakusumah (44) bersama seorang anak perempuannya, Aisyah Alissa (10).
Rumah Aisyah yang terletak tepat di samping kediaman Agung Nugroho kini sepi dari aktifitas kesehariannya akibat covid-19.
Pasalnya, Rina selaku ibu dari Aisyah meninggal dunia akibat infeksi covid-19 yang dideritanya.
Sementara, sang anak Aisyah sedang menjalankan karantina di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel.
Dari pantauan Wartakotalive.com di lokasi, tepat di depan gang rumah terpasang bendara kuning yang telah kusam bertanda lingkungan tersebut sedang berduka.
Baca juga: 20 Januari: Penambahan Pasien Sembuh Covid-19 Sebanyak 9.755 Total 763.703 Orang
Baca juga: Ibunya Meninggal Karena Covid, Aisyah Kini Sebatang Kara dan Diantar Tetangga ke RLC Untuk Isolasi
Sedangkan, tepat di halaman rumah terpasang tenda sekitar 5 X 3 meter tanpa terlihat satupun aktifitas dari kediaman Aisyah dan almarhumah ibunya.
"Aisyah dan mamanya itu cuman (tinggal-red) berdua. Sabtu (16/1/2021) sore sekitar jam 5, Aisyah menangis dan minta bantuan ke Toko Madura terus orangnya lari ke tempat saya. Akhirnya saya masuk dan almarhum Ibu Rina itu sudah tergeletak di kamar dengan alas kasur, posisi kaki di bawah saat itu," kata Agung kepada Wartakotalive.com saat ditemui di kediamannya, Pamulang, Kota Tangsel, Rabu (20/1/2021).
Agung mengatakan mendapati kondisi jasad yang telah Tergeletak itu, dirinnya meminta warga sekitar untuk tidak memasuki rumah duka.
Hal tersebut ditengarai untuk mengantisipasi penularan dan penyebaran infeksi covid-19 di lingkungannya mengingat almarhumah sebelum meninggal dinyatakan sedang terpapar virus corona.
Menurut Agung bukti itu semakin diperkuat usai pihak kepolisian yang datang ke rumah duka mendapati sebuah map yang berisikan hasil diagnosis penyakit yang diderita almarhumah.
"Sekitar jam 9 malam itu Polsek (Pamulang-red) dan timnya sebanyak 6 orang datang. Setelah memeriksa dan menemukan map putih dari Rumah Sakit Permata di situ juga keterangannya menyatakan bahwa kena covid-19," jelasnya.
Pasca semeninggalnya sang ibu, Agung meminta kepada pihak terkait untuk mengecek kondisi Aisyah.
Kemudian, Aisyah dilakukan pengecekan melakukan rapid test dan dinyatakan negatif.
Baca juga: 20 Januari: Penambahan Pasien Sembuh Covid-19 Sebanyak 9.755 Total 763.703 Orang
Baca juga: Ibunya Meninggal Karena Covid, Aisyah Kini Sebatang Kara dan Diantar Tetangga ke RLC Untuk Isolasi
Namun warga tak mempercayai begitu saja hasil rapid test Aisyah, sehingga warga setempat melakukan swab test PCR dengan biaya yang dikumpulkan secara swadaya.
"Aisya langsung di rapid tapi negatif hasilnya. Tapi kita lakukan swab ke Aisyah setelah pemakaman terus hasilnya positif. Setelah itu kita antarkan Aisyah ke Rumah Lawan Covid," katanya.
Diwartakan sebelumnya, awal tahun 2021 menjadi kisah yang menyedihkan bagi anak perempuan berusia 10 tahun bernama Aisyah Alissa.
Dirinya hanya dapat tertunduk lesuh usai kabar duka menghampiri dirinya. Sebab, ia harus bertahan hidup sebatang kara usai sang ibunda yang bernama Rina Darmakusumah (44) meninggal dunia akibat infeksi covid-19 pada Sabtu, 16Januari 2021.
Nahasnya sang ibu meninggal di depan matanya saat sedang berada di kontrakannya yang beralamat di Jalan Bhayangkara Blok E 26, RT 01/18, Benda Baru, Pamulang, Kota Tangsel.
"Ada waktu di rumah mama sakit sesak napas sama batuk sudah dua minggu. Sempat (berobat-red) mama enggak mau dirawat, maunya pulang," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon di RLC Kota Tangsel, Serpong, Selasa (19/1/2021).
Sungguh malang nasib yang menimpa bocah perempuan tersebut. Sebab diketahui, bahwa dirinya hanya hidup berdua dengan sang ibu setelah sang ayah terlebih dahulu meninggal dunia dikala Aisyah masih berusia dua tahun.
Tak mau luput dengan kesedihannya, Aisyah pun terus berjuang melawan penyakit yang menular dan mematikan itu di RLC Kota Tangsel.
Dirinya masuk ke lokasi penanganan khusus pasien infeksi covid-19 itu pada Minggu, dengan rasa duka ia terus melawan penyakit tersebut.
Syukurnya para pasien yang sedang menjalani masa isolasi dan perawatan medisnya memberikan banyak perhatian kepada anak yang hanya sebatang kara itu.
"Baik kondisinya, sekarang senam, di sini banyak yang nemenin sama teman di kamar ada 12 orang," kata Aisyah yang bercinta-cita menjadi dokter gigi itu.
Aisyah mengaku dirinya sempat tinggal satu rumah bersama kakak kandungnya di kawasan Kedoya, Jakarta Barat.
Namun atas dasar alasan yang diketahui, ia bersama sang ibu berpindah rumah ke kawasan Pamulang sekira tahun 2016 yang lalu dengan sistem penyewaan periode per tahun.
Ia pun berharap sesuai dirinya pulang dari RLC dapat berkumpul kembali dengan sang kakak kandung yang bernama Alma.
"Inginnya pulang ke rumah (Pamulang-red) sama kakak kandung, Kak Alma aku ketemunya sudah lama waktu masih kecil umur dua tahunan" harapnya.
Harapan itu dilontarkan Aisyah dikarenakan dirinya yang ingin mewujudkan pesan terkahir dari sang ibunda yang terlebih dahulu telah pergi meninggalkannya.
Sebab, dirinya selalu terniang pesan terakhir sang ibunda yang meminta ia untuk menyelesaikan tingak sekolah dasarnya dulu sebelum berpindah tempat tinggal.
"Yang paling aku inget tuh katanya sekolahnya nunggu lulus dulu baru pindah (kontrakan-red) itu yang paling aku ingat," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE 20 Januari: Rekor Baru Tambahan Kasus Sembuh Covid-19, Naik 9.755, Total 763.703
Sementara itu, Ketua RW 18 Kelurahan Benda Baru, Marliansyah A Baset mengatakan bahwa ibu dari Aisyah meninggal akibat covid-19.
Pernyataan itu didapat usai ia bersama warga mengantarkan sang ibu untuk berobat di rumah sakit guna melakukan rapid test.
"Jadi hari Jumat (15/1/2021) dia ngeluh Dibawa lah ke Puskesmas Benda Baru. Kemudian dari Puskesmas di rapid keluarlah hasil reaktif," kata Baset saat dikonfirmasi, Kota Tangsel, Selasa (18/1/2021).
Kemudian mendapati hasil reaktif tersebut, pihak Puskesmas langsung merekomendasikan almarhumah untuk dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Permata Pamulang khusus penanganan covid-19.
Dari RS rujukan itu, almarhumah dinyatakan terinfeksi covid-19 dan harus menjalani masa isolasi dan perawatan medis.
Namun, almarhumah lebih memilih untuk melanjutkan isolasi secara mandiri dikarenakan sang anak yang hanya tinggal sebatang kara.
"Rapid test antigen keluarlah hasil reaktif, sempat dirawat beberapa jam cuman ditanya ibu mau dirawat ke rumah sakit rujukan atau isolasi mandiri. Karena dia tinggal berdua doang sama anaknya, akhirnya dia bilang saya isolasi mandiri saja di rumah, nanti saya dibantu tetangga," jelasnya.
Baset menjelaskan rumah yang dikontraknya itu hanya didiami oleh Aisyah dan almarhumah ibunya selama 4 tahun lamanya.
Bahkan dari Kartu Keluarga (KK) yang dilaporkan ke pihaknya tercatat hanya dua nama yakni Aisyah dan almarhumah ibunya.
"Dia (Aisyah) sudah yatim, tinggal berdua saja. Jadi dia sebatang kara di KKnya juga begitu tercatat cuma dua nama," pungkasnya.
Adapun saat ini Aisyah sedang menjalani isolasi dan perawatan medis setelah dirinya juga dinyatakan positif mengidap covid-19.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ketua RT Menceritakan Kronologi Ibunda Aisyah Alissa yang Meninggal Akibat Virus Covid-19