Ledakan Covid-19 di Madiun Gerbong KA Jadi Ruang Isolasi, di Tangsel Bangun Tenda Konsep Galamping
Darurat Covid-19, Pemkot Madiun terpaksa jadikan Gerbong KA sebagai ruang isolasi, di Tangsel bangun tenda konsep glamping untuk karantina pasien.
Penulis: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai langkah ditempuh sejumlah Pemkot untuk mengatasi lonjakan kasus positif Covid-19.
Di Madiun, Pemkot terpaksa menjadikan gerbong KA sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.
Bukan tanpa alasan ini karena adanya ledakan kasus Covid-19.
Sementara itu, Pemkot Tangsel menyiasati lonjakan kasus Covid-19 dengan membangun tenda berkonsep galamping.
Langkah Darurat, Gerbong KA Jadi Ruang Isolasi
Langkah darurat akhirnya ditempuh Pemkot Madiun ketika Asrama Haji dan RSUD Kota Madiun kehabisan ruang isolasi untuk menampung ledakan kasus Covid-19.
Yaitu menambah ruang isolasi di gerbong kereta api (KA) milik PT INKA.
Rencananya, Pemkot Madiun dan PT INKA akan memanfaatkan gerbong KA yang tidak terpakai untuk ruang isolasi pasien Covid-19.
Rabu (2/1/2021), Wali Kota Madiun, Maidi, meninjau gerbong isolasi yang dipersiapkan PT INKA.
"Hari ini Jawa Timur bagian Barat, yaitu Madiun dan sekitarnya diberlakukan PPKM. Salah satu kriterianya karena ruang isolasi penuh. Saya berterima kasih kepada PT INKA yang menyiapkan gerbong-gerbong untuk ruang isolasi. Insya Allah akan kita pinjam untuk Kota Madiun dan sekitarnya,’’ kata Maidi usai meninjau Emergency Medical Train (EMT) di PT INKA.

Maidi menjelaskan, ada tiga trainset dengan total 24 gerbong yang rencananya akan digunakan sebagai ruang isolasi.
Rinciannya, 18 gerbong difungsikan untuk merawat pasien, dan enam gerbong untuk tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga medis.
Kereta medis darurat tersebut dapat menampung 252 pasien dan 72 nakes.
Selain itu gerbong dilengkapi fasilitas kesehatan, di antaranya lemari penyimpanan obat, lemari pendingin, alat bantu pernafasan dan tabung oksigen, serta peralatan kesehatan pendukung.
"Alatnya lengkap semua dan memang didesain untuk itu (kebutuhan medis). Ini terus kami koordinasikan termasuk untuk tenaga medis. Semoga dalam pekan-pekan ini bisa digunakan,’’ jelasnya.
Meski demikian, Maidi berharap kereta medis darurat tersebut tidak sampai digunakan.
Artinya, sudah tidak ada lagi penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Madiun.
Karena pemkot sudah terfokus pada penyediaan fasilitas perawatan dan nakes, maka upaya penanggulangan dan pencegahan penularan Covid-19, harus dibantu partisipasi dan kesadaran masyarakat sendiri.
"Kalau warga tidak patuh dan kasus terus bertambah, sedang ruang isolasi penuh, apa tidak kasihan. Pemerintah memang berkewajiban menyiapkan dan ini kita upayakan. Tetapi masyarakat juga harus patuh. Jangan maunya sendiri," tegasnya.
Baca juga: Pasar Besar Madiun Mendadak Sepi Setelah Muncul Kabar Lima Pedagangnya Meninggal Karena Covid-19
Maidi menambahkan, selain fasilitas, tenaga medis juga mengalami keterbatasan.
Sebab, tidak sedikit tenaga medis yang terpapar dan harus isolasi, sementara pasien terus bertambah.
"Kalau masyarakat acuh, kasus semakin banyak sedang SDM dan sarananya terbatas. Artinya penanganan tak berjalan maksimal. Sekali lagi, ini tanggung jawab kita bersama. Paling tidak jaga diri sendiri dan keluarga agar tidak sampai tertular. Caranya, ya dengan disiplin protokol kesehatan," imbuhnya.
Mulai Ada Blokade di Perbatasan Kota Madiun
Pembatasan mobilitas orang antar daerah, akhirnya mulai diterapkan ketika kasus Covid-19 di Kota Madiun semakin tidak terkendali selama sepekan terakhir.
Sampai Rabu (20/1) lalu, terjadi penambahan 53 kasus, sedangkan Kamis (21/1) terjadi penambahan 44 kasus.
Selain PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) di dalam kota, upaya lain juga ditempuh Forkopimda Kota Madiun untuk memutus dan mencegah rantai penularan Covid-19.
Kali ini, Polres Madiun Kota kembali melakukan penyekatan di titik-titik masuk Kota Madiun mulai Kamis (21/1) hari ini hingga Sabtu (23/1).
Tidak sembarang pendatang bisa masuk ke Kota Madiun tanpa menunjukkan surat bebas Covid-19.
Penyekatan sengaja difokuskan pada siang hari.

Ada tiga titik fokus penyekatan yang dilakukan polisi, yakni, simpang empat Te’an, simpang tiga Mancaan, dan simpang tiga PG Rejo Agung.
Waktu atau jam penyeketan menyesuaikan kondisi di lapangan dengan kepadatan lalu lintas.
"PPKM diberlakukan termasuk jam malam. Sejumlah akses masuk sudah dilakukan penutupan. Tetapi saat siang, siapa yang menjamin. Karenanya kami bersama tim gabungan akan melakukan penyekatan di akses masuk Kota Madiun," kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, Kamis (21/1).
Dewa menjelaskan, sasaran penyekatan diprioritaskan bagi pengguna kendaraan yang berasal dari luar Kota Madiun.
Setiap pengendara yang berasal dari luar Kota Madiun wajib menunjukkan surat bebas Covid-19.
Pengendara yang tidak dapat menunjukan surat bebas dari Covid-19, akan dipaksa putar balik.
Selain itu dalam melakukan penyekatan, kepolisian juga menggelar operasi yustisi bagi pelanggar protokol kesehatan.
"Kecuali memang ada kepentingan mendesak seperti urusan pengobatan (boleh lewat). Tetapi mereka dengan pengecualian itu tetap kita kontrol ketat. Artinya, kita mendatanya dengan lengkap. Jadi tahu mereka siapa dan mau kemana," tegasnya.
Baca juga: Bupati Sri Purnomo Positif Covid-19 Bukan karena Vaksin, Dinkes Sleman: Tetapi Kebetulan Saja
Kapolres mengatakan, penyekatan pada siang hari bertujuan meminimalkan pergerakan orang di Kota Pendekar.
Harapannya, penularan Covid-19 dapat semakin ditekan.
"Kalau tidak sedang keperluan mendesak, lebih baik di rumah dulu. Apalagi kalau sekedar main-main," ujar Dewa
Pemkot Tangsel Bangun Tenda Berkonsep "Glamping" untuk Karantina Pasien Covid-19
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) tengah membangun tenda untuk menambah kapasitas Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangsel.
RLC yang menggunakan bangunan Kawasan Pertanian Terpadu di dekat Tandon Ciater, Serpong, memiliki kapasitas 150 tempat tidur.
Namun, melihat lonjakan kasus Covid-19 yang tak kunjung surut, kapasitas RLC akan ditambah 150 tempat tidur.
Karena bangunan sudah penuh digunakan, maka hanya ada area terbuka di belakang bangunan yang masih kosong.
Jadilah, tambahan kapasitas tempat tidur untuk karantina pasien Covid-19 itu dibuat berbentuk tenda.

Koordinator RLC Tangsel, Suhara Manullang, mengatakan, konsep rumah yang selama ini diterapkan RLC, akan sedikit bergeser menjadi kemah.
Meski tidak ingin dikatakan mewah, namun ia mengumpamakannya dengan istilah glamour camping (glamping).
"Konsepnya glamping, kalau di singkat glamour camping walaupun glamour ini mohon untuk tidak dimakanai bukan untuk glamour mewah, tapi pendekatan kemanusiaan lah," ujar Suhara di RLC, Selasa (19/1/2021).
Suhara mengatakan, dengan konsep kemah yang seperti rekreasi, diharapkan bisa memberikan dampak yang baik sehingga pasien tidak stres.
"Karena ibu Wali dengan presentase kesembuhan di zona 1 yang existing sekarang kan 99,6% betul bahwa pendekatan bagi OTG dan gejala ringan adalah suasana kebatinan jangan stres. Jadi diharapkan mode glamping ini seperti liburan lah," ujarnya.

Untuk menambah 150 kapasitas tempat tidur karantina, akan dibangun 16 tenda.
Pembangunannya pun sudah dimulai hari ini. Suhara mengatur area pembangunan yang akan banyak pekerja dengan area pasien Covid-19, jangan sampai jaraknya berdekatan.
"itu area yang terbuka hubungan yang biasanya dilakukan aktifitas oleh para pasien di rumah Lawan Covid, baik berjemur, berolahraga, dan menjemur pakaian dan sebagainya."
"Nah kita hari ini lakukan pembatasan dulu, kemudian juga pasti akan kasih arahan atau briefing para tenaga-tenaga pembangunan karena pastikan perlu dijelaskan bagaimana tata cara hubungan jangan sampai tertular selama melakukan pembangunan zona dua," paparnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Surya.co,id)