Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Siswanto, Pedagang Bunga di Depan Wihara Omzetnya Lesu pada Imlek Tahun ini

Perayaan Imlek 2021 yang berlangsung di masa pandemi ternyata berdampak tidak baik terhadap para pencari nafkah di sekitaran Wihara atau klenteng.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah Siswanto, Pedagang Bunga di Depan Wihara Omzetnya Lesu pada Imlek Tahun ini
Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
Lapak dagangan bunga milik Siswanto yang tepat di depan pintu masuk Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (12/2/2021) 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perayaan Imlek 2021 yang berlangsung di masa pandemi ternyata berdampak tidak baik terhadap para pencari nafkah di sekitaran Wihara atau klenteng.

Adalah Siswanto (38), seorang pedagang bunga di depan Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, mengeluhkan penurunan pendapatan yang drastis pada Imlek tahun ini.

Dirinya mengaku pendapatan pada Imlek tahun ini turun hingga 60 persen jika dibandingkan dengan pendapatannya pada tahun lalu.

"Iya sepi sekali, karena dibatasi itu waktunya, biasanya kan ramenya malem, sedangkan jam 5 sore udah tutup, jadi pengunjungnya itu kurang," katanya sambil merapihkan tumpukan bunga di atas meja dagangannya, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: Rayakan Imlek di Masa Pandemi, Pihak Vihara Dharma Bhakti Tak Segan Tegur Jemaat yang Langgar Prokes

Tidak seperti tahun sebelumnya yang bisa berjualan hingga 24 jam, pada Imlek 2021 ini Siswanto mengatakan, hanya dapat berdagang hingga pukul 18.00 WIB.

Lapak dagangan bunga milik Siswanto yang tepat di depan pintu masuk Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (12/2/2021)
Lapak dagangan bunga milik Siswanto yang tepat di depan pintu masuk Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (12/2/2021) (Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra)

Hal tersebut terjadi karena pada masa pandemi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.

Berita Rekomendasi

Hal itu membuat kegiatan masyarakat di lingkungan lokal baik komplek, perumahan, RT dan RW dibatasi hingga pukul 20.00 WIB.

Pria asal Semarang ini menyatakan, penurunan pendapatan yang signifikan ini tercermin dari penghasilannya pada siang ini.

Di mana kata Siswanto, sejak dia menjajakan beragam jenis bunga dagangannya sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB, dirinya baru mendapatkan pemasukan kurang dari Rp 2 juta.

Sedangkan pada tahun lalu, di jam yang sama dirinya mengaku sudah bisa meraup penghasilan hingga Rp 5 juta.

"Tidak maksimal lah intinya untuk penjualan di masa saat ini," ujarnya dengan mimik wajah yang pasrah.

Kisaran harga bunga yang dijual oleh Siswanto sendiri yakni mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu per batang dengan jenis bunga yang paling favorit bagi jemaat wihara adalah sedap malam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas