Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Naiknya harga cabai sejak sepekan terakhir membuat sejumlah pedagang mengeluh dalam menjajakan dagangannya.

Hal ini tentu sangat berdampak pada penjual sayur baik grosir maupun di tingkat pengecer. Tak hanya itu, ibu rumah tangga hingga pelaku usaha makanan dibikin pusing akibat harga cabai yang terus meroket jelang memasuki bulan ramadhan.

Seorang pedagang sayur eceran Mpo Isah (48), warga Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, mengatakan bahwa harga cabai rawit merah dan juga cabai kriting di pasaran naik terlalu tinggi. Ia menyebut cabai yang ia pasok dari Pasar Ciputat itu sudah tembus di angka Rp 130 per kilogram.

Kondisi ini tentu membuat dia tak mempunyai pilihan untuk menaikkan harga cabai itu.

"Luar biasa, mahal banget. Warung saya yang jualan di komplek yang rata-rata warganya berpenghasilan tetap sampai mikir dua kali beli cabe. Saya juga gak punya pilihan selain naikkan harga, karena ada beban ongkos transport juga. Makanya saya terpaksa jual Rp 140 ribu per kilo," ujar Isah saat ditemui Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Cimanggis Capai Rp 120 Ribu per Kilogram 

Menurut Isah, harga cabai rawit merah sangat terlampau mahal sekali. Sebelumnya, harga 1 Kilogram cabai rawit berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 70.000.

Namun, sejak akhir Februari lalu harganya melambung tinggi hingga menyentuh harga Rp 120.000 sampai Rp 140.000 per kilogram.

Baca juga: Cabai Rawit dan Ikan Segar Dorong Inflasi Februari 2021

"Saya nyetok dari Pasar Ciputat, nawar-nawar itu mentok Rp 120.000. Kebanyakan di sana sudah pada jual di harga Rp 140.000 ribu-an. Kalau terus menerus naik, gak ada lagi yang mau beli cabe," ujar Isah.

Seperti diketahui, sejak dua pekan lalu harga cabai rawit terutama di kawasan Jabodetabek mengalami kenaikan dua kali lipat.

Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional maupun pasar induk di Jabodetabek berkisar di harga Rp 120.000 hingga 140.000 per kilogram.