Cerita Siswa di Jakarta Belajar Tatap Muka, Nyasar Pergi Sekolah hingga Takut Terpapar Covid-19
Nahdiana menjelaskan, pihaknya masih tetap melaksanakan belajar dari rumah selama proses uji coba tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para siswa SD, SMP, SMA dan SMK di DKI Jakarta, sebagian besar mulai mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sejak Rabu (7/4/2021) hari ini.
Pembelajaran tatap muka dijadwalkan berlangsung hingga 29 April 2021.
Terdapat 85 sekolah yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka ini.
Rinciannya yakni satu sekolah di Kepulauan Seribu, 25 sekolah di Jakarta Selatan, 25 sekolah di Jakarta Timur, 10 sekolah di Jakarta Pusat, 18 sekolah di Jakarta Barat, dan enam sekolah di Jakarta Utara.
Baca juga: DKI Mulai Uji Coba KBM di Sekolah, Orangtua Diberi Hak Penuh Pilih Sistem Belajar Anaknya
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menyatakan, orang tua memiliki hak penuh untuk mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah atau tetap melaksanakan belajar dari rumah (BDR) selama pandemi Covid-19 belum terlewati.
"Para orang tua tetap memiliki hak penuh untuk menentukan apakah anaknya diberikan izin untuk mengikuti pembelajaran campuran atau belajar dari rumah," beber Nahdiana.
Nahdiana menjelaskan, pihaknya masih tetap melaksanakan belajar dari rumah selama proses uji coba tersebut.
Terlebih, masih ada satuan pendidikan yang tidak lolos asesmen dan belum menjadi peserta uji coba terbatas.
Ia juga menegaskan Pemprov DKI akan menutup sekolah jika ada temuan kasus positif Covid-19 di masa uji coba pembelajaran tatap muka.
Sekolah dapat dibuka kembali dengan catatan pihak berwenang menyatakan sekolah dalam kondisi aman dari paparan Covid-19.
"Dalam hal ditemukan gejala-gejala terpapar Covid-19 pada peserta didik dan pendidik, pihak sekolah segera melakukan koordinasi dengan puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," tegas Nahdiana.
Lantas bagaimana kisah para siswa DKI Jakarta mengikuti pembelajaran tatap muka pertama kalinya?
Berikut sederet ceritanya dirangkum TribunJakarta:
Takut Terpapar Covid-19
Zaskia, siswa kelas 5 SDN Ciracas 07, Jakarta Timur menuturkan antusiasnya kembali belajar di sekolah.
"Kangen belajar di sekolah. Rasanya senang, kalau di sekolah bisa ketemu teman-teman," imbuh Zaskia pada TribunJakarta, Rabu (7/4/2021).
Zaskia menilai, lebih mudah mengerti materi pelajaran dengan metode pembelajaran tatap muka ini.
Sebab, dirinya bisa langsung bertanya langsung dengan guru yang mengajarnya di kelas.
"Kalau di kelas bisa langsung dijelasin guru, jadi tambah ngerti," papar Zaskia.
Meski demikian, Zaskia mengaku masih ada rasa takut bila dirinya terpapar Covid-19 di sekolah.
Sebelum ke sekolah, Zaskia rupanya mendapat pesan-pesan khusus dari orang tuanya agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini.
Zaskia menceritakan, orang tuanya mengingatkannya agar tidak ngobrol di kelas bersama teman-temannya.
"Selalu pakai masker dan jaga jarak juga," bebernya.
Baca juga: Kapan THR dan Gaji ke-13 PNS 2021 Akan Dicairkan? Ini Bocoran Jadwal dan Besaran yang Diterima
Canggung
Berbeda dengan Zaskia, Mutiara siswa SDN Pondok Kelapa 05 Jakarta Timur, masih perlu beradaptasi dengan pembelajaran tatap muka.
Hal ini lantaran sudah setahun ia terbiasa belajar via daring.
"Masih canggung karena belum terbiasa. Pertama orang tua yang izinin dan orang tua saya nggak khawatir. Canggung karena memang jaga jarak walaupun sedang belajar," katanya di lokasi, Rabu (27/4/2021).
Namun demikian, Mutiara tetap merasa senang lantaran pelajaran yang mudah dipahami.
Ketika ia tak bisa, maka bisa bertanya langsung dengan wali kelas.
"Enakan tatap muka. Belajar justru lebih enak, nyaman dan lebih mudah dipahami. Tapi tetap bawa persiapan seperti masker, hand sanitizer di tas," papar Mutiara.
Nyasar Berangkat Sekolah
Hari pertama pembelajaran tatap muka, dua siswa SMKN 2 Jakarta sempat nyasar saat menuju sekolahnya.
Demikian disampaikan guru matematika SMKN 2 Jakarta, Sri Murni, saat ditemui media, Rabu (7/4/2021).
"Iya ada dua siswa tadi yang sempat nyasar ke sini (SMKN 2)," kata Sri, sapaannya.
Dia mengatakan, dua siswa tersebut berasal dari luar Jakarta dan menggunakan kereta ke sekolahnya.
Dua siswa tersebut salah turun di stasiun.
"Mereka ini malah turun di stasiun yang jauh dari SMKN 2. Jadi, mereka kayaknya agak telat," ucap Sri.
Para guru memaklumi hal tersebut lantaran setahun lebih murid-murid tak pernah ke sekolah.