Kisah Inspiratif Tintin Surtini, Bermodal Uang Rp 500 Merantau ke Jakarta Hingga Jadi Notaris Sukses
Liku-liku perjalanan hidup yang dilalui, mengantarkan Tintin Surtini menjadi seorang Notaris sukses di Jakarta.
Editor: Adi Suhendi
Di Al-Azhar, Tintin Surtini menyempatkan untuk salat.
Seketika itu ia berpikir akan tujuannya, apalagi bekal dan uangnya saat itu sudah habis.
Namun, ia tak putus asa, ia pun mencoba membantu bersih-bersih Masjid Al-Azhar saat itu.
"Waktu awal mau makan nggak punya uang, saya hanya niatkan puasa. Bukanya minum air keran. Dulu kan belum ada air kemasan ya," ujarnya.
Karena tak punya tempat tinggal kala itu, Tintin Surtini selama hampir satu tahun tinggal di Masjid Al-Azhar.
Selama di sana, ia pun selalu membantu petugas masjid untuk membersihkan masjid.
Kadang ia pun mendapatkan tips yang ia gunakan untuk membeli makanan.
Selama hampir setahun itu, Tintin Surtini mengaku bahwa tidak banyak orang yang tahu jika ia tinggal di masjid itu.
Sebab selain membantu bersihkan masjid, ia juga tadarusan di dalam masjid sehingga tak banyak orang tahu jika ia tinggal di sana.
"Jadi saya tidur di dekat tempat Alquran, ibaratnya kayak saya itikaf aja, saya doa. Karena dulu kan masih sepi ya belum ramai, jadi orang anggapannya saya lagi itikaf di masjid," ungkapnya.
Ditawari pekerjaan
Setahun berada di Masjid Al-Azhar Jakarta Selatan, Tintin Surtini pada akhirnya di tawari pekerjaan oleh penceramah Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka pada tahun 1974.
Awalnya, Buya Hamka melihat Tintin Surtini yang selalu ada di Masjid Al-Azhar.
Kala itu memang Buya Hamka rutin melakukan salat subuh di Masjid Al-Azhar.