Kisah Inspiratif Tintin Surtini, Bermodal Uang Rp 500 Merantau ke Jakarta Hingga Jadi Notaris Sukses
Liku-liku perjalanan hidup yang dilalui, mengantarkan Tintin Surtini menjadi seorang Notaris sukses di Jakarta.
Editor: Adi Suhendi
Tintin Surtini lalu ditawari pekerjaan di salah satu perusahaan kontraktor milik rekannya.
Tintin pun akhirnya menerima tawaran itu.
Bekerja sebagai operator telepon kala itu, Tintin tetap teguh bekerja keras.
Ia belum memiliki uang untuk mengontrak pada awal karir ia bekerja.
Ia meminta izin untuk tinggal di salah satu gudang kantor yang berada di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
"Mungkin setiap ada surat masuk saat saya jadi operator, semua itu rapi, terus kalau ada yang ngasih apa gitu saya bilang ke Manager. Mungkin karena kejujuran dan keterbukaan saya itu akhirnya pekerjaan saya ditingkatkan," katanya.
Keuletan Tintin Surtini saat bekerja mendorong manager memberikan kenaikan jabatan kepada Tintin sebagai kasir di kontraktor itu.
Ia pun mulai mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan yaitu Rp 70.000 per bulan.
Ia akhirnya bisa mengontrak sebuah rumah.
Bisa mengatur keuangan, Tintin Surtini akhirnya bisa memiliki tabungan yang cukup dan bisa mengirimkan uang untuk orangtuanya.
Ia pun juga melanjutkan pendidikan di Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) yang kini dikenal Universitas Persada Indonesia YAI.
"Saya diminta melanjutkan pendidikan. Akhirnya pada tahun 1975 saya ambil di YAI. Jadi dari situ beranjak saya diangkat menjadi Manager Keuangan di Perusahaan Kontraktor tahun 1988, itu juga karena tidak ada yang pegang," katanya.
Menjadi notaris
Karir Tintin pun terus berkembang berkat tekad dan kerja kerasnya.
Hanya saja, ia sempat kembali mendapatkan cobaan dimana perusahaan yang tempat dirinya bekerja bangkrut pada tahun 1989.
Namun, hal ini tidak membuat Tintin patah arang.
Ia pun juga membantu menyelesaikan masalah perusahaannya itu dan banyak belajar dari kegagalan perusahaannya.
Ia pun akhirnya diminta membantu salah satu kantor notaris Titik Purbaningsih.
"Tapi saya hanya kerja freelance. Tidak kerja full. Dari situ saya banyak teman dan banyak belajar mengenai notaris," ujarnya.
Pada tahun 1998, Tintin Surtini akhirnya kembali melanjutkan pendidikan di Universitas Esa Unggul mengambil gelar S1 Sarjana Hukum.
Selain itu, ia juga melanjutkan ke S2 di di Universitas Padjajaran Magister Hukum.
Baca juga: Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini, Jawaban Kelas 6 SD: Tema 7 Subtema 1
"Setelah tahu Notaris saya sekolah lagi. Ambil Sarjana Hukum, Magister Hukum dan Magister Kenotariatan (MKn) di Padjajaran, dan saya ambil gelar doktor di Trisakti Ilmu Hukum," ucapnya.
Saat ini Tintin telah memiliki kantor Notaris sendiri di Kawasan Bendungan Hilir Jakarta Pusat.
Dalam usianya yang genap 66 tahun, Tintin berencana akan memutuskan pensiun tahun depan.
Kendati demikian ia mengaku akan tetap membantu anaknya yang akan menggantikan posisinya.
"Tahun depan saya akan pensiun. Nanti digantikan anak saya. Meskipun saya pensiun saya bantuin anak saya di sini selama saya anak sehat," katanya.
Pada hari ulang tahunnya yang ke 66 yang bertepatan dengan Hari Kartini, Tintin Surtini mengajak kepada kaum perempuan untuk terus berjuang dan saling menguatkan tekad.
Poin penting dalam hidup yang selalu dibawa Tintin yaitu harus bersikap jujur.
"Pada Hari Kartini ini, saya ingin mengajak kepada semua, terutama kaum perempuan, untuk terus meneladani semangat Kartini. Ayo kita terus berjuang, saling menguatkan tekad untuk mengatasi segala rintangan, dan berinovasi, dengan cara berpikir apa yang harus kita kerjakan agar bisa sukses, sesuai dengan impian kita," ucapnya.
Penulis: Joko Supriyanto
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul KISAH Tintin Surtini: Ikut Tanam Padi, Jadi Tukang Pel di Masjid Al-Azhar, Kini Jadi Notaris Sukses