Profil Liza Putri Noviana, Nakes di Wisma Atlet yang Gugur Karena Covid-19, Tinggalkan 3 Anak
Mulyono Aji menerangkan, Liza telah masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSDC Wisma Atlet sejak 3 Juni 2021.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan tenaga kesehatan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta pusat, memberikan penghormatan terakhir untuk tenaga medis Liza Putri Noviana yang meninggal dunia, Kamis (24/6/2021) malam.
Penghormatan terakhir ini dipimpin langsung Pangdam Jaya Mayjen Mulyo Aji, di Tower I Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat.
Liza Putri Noviana meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Liza meninggal pada usia 33 tahun dan meninggalkan suami dan 3 orang anak.
Ini untuk kali pertama kalinya salah seorang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di sana meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
“Hari ini kita telah kehilangan seorang tenaga kesehatan yang berdedikasi tinggi, Saudari Liza Putri Noviana, AMK. Almarhumah lahir di Surakarta, 8 November 1987,” kata Mayjen TNI Mulyo Aji usai acara penghormatan dan pelepasan jenazah, Kamis (24/6/2021) malam seperti dikutip dari Kompas.TV.
Baca juga: Nakes di Bekasi Meninggal karena Covid-19, Hamil Anak Kedua, Suami Tangisi Kepergiannya
Mulyono Aji menerangkan, Liza telah masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSDC Wisma Atlet sejak 3 Juni 2021.
Namun, kondisinya terus menurun yang ditunjukkan dengan turunnya angka saturasi oksigen, demam, sesak napas, dan batuk berdahak.
Mendiang Liza juga sempat dirawat di ruangan HCU dan ICU, serta sempat menggunakan ventilator.
Ia bahkan sempat dirujuk dari RSDC Wisma Atlet ke RSU Persahabatan pada 8 Juni 2021, sampai akhirnya Liza wafat pada 24 Juni 2021.
Usai acara penghormatan, jenazah Liza dibawa menggunakan ambulans untuk dimakamkan, kemungkinan di daerah tempat tinggalnya di Cilacap, Jawa Tengah.
"Liza meninggalkan seorang suami dan dua orang anak," ucap Pangdam.
Jumlah pasien di RS Wisma Atlet Kemayoran akhir-akhir ini terus bertambah seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta.
Menurut data pada Kamis kemarin pukul 08.00 WIB, tercatat pasien rawat inap di lima tower Wisma Atlet berjumlah 8.414. Ada penambahan 318 orang dibanding data sehari sebelumnya.
Dimakamkan di Cilacap
Liza dimakamkan di Desa Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/6/2021) pagi tadi.
Pemakaman dihadiri Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman dan Komandan Kodim 0703/ Cilacap Letkol Inf Andi Afandi sekaligus melepas jenazah mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap.
Pemakaman yang dilakukan dengan prosedur tetap (protap) Covid-19 itu juga dihadiri oleh orangtua, suami dan kedua anak Liza.
"Tadi saya ikut ke sana, dimakamkan pukul 07.30 WIB itu di Desa Gandrung Manis, Kecamatan Gandrungmangu. Kalau KTP-nya Kecamatan Sampang, tapi dimakamkannya di Gandrungmangu," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Cilacap dr Pramesti Griana Dewi kepada wartawan, Jumat.
Menurut keterangan keluarga, kata Pramesti, almarhumah belum pernah pulang selama bertugas di Wisma Atlet.
"Sejak jadi relawan di Jakarta belum pernah pulang. Kalau kontak komunikasi ada dengan keluarga, lewat telepon dan lewat WhatsAp," ungkap Pramesti.
Sebelum bertugas di Wisma Atlet, lanjut Pramesti, Liza juga sempat menjadi relawan Covid-19 di RSUD Cilacap.
"Saat awal awal pandemi. Kemudian mungkin mereda, agak menurun, sehingga relawan di Cilacap juga banyak yang kita pulangkan. Mungkin karena Liza ini karena jiwanya ingin berjuang ingin membantu, kemudian mungkin ikut di Wisma Atlet," kata Pramesti seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Pramesti, kelurga Liza telah mengikhlaskan kepergiannya.
"Bapak ibunya sudah mengikhlaskan, relakan, minta doanya, karena anaknya juga dengan keinginan sendiri menjadi relawan," ujar Pramesti.
Pramesti mengaku, sangat kehilangan sosok Liza. Ia juga prihatin karena banyak nakes yang gugur saat bertugas.
"Tentunya kita semua merasa sangat kehilangan, ini memang menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk semua. Sudah banyak yang menjadi korban, tidak hanya Liza ini, sehingga sudah tidak ada tawar menawar lagi, kita semuanya harus bergerak serentak untuk mengatasi tingginya lonjakan Covid-19," kata Pramesti.
Sumber: Kompas.TV/Kompas.com