Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Panen Pesanan, Penjual Papan Nisan dan Perajin Peti Mati Harap Pandemi Segera Berakhir

Di saat sektor lain lesu, penjual papan nisan dan perajin peti mati malah kebanjiran pesanan meski begitu mereka berharap pandemi segera berakhir.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Meski Panen Pesanan, Penjual Papan Nisan dan Perajin Peti Mati Harap Pandemi Segera Berakhir
Tribunnews.com/Ferryal Immanuel
Keluarga jenazah pasien Covid-19 membeli papan nisan di TPU Pedurenan, Bekasi, Jawa Barat, Senin (19/7/2021). 

Abdul menawarkan harga Rp 50.000 untuk satu buah papan nisan.

"Papan yang kami siapkan berasal dari kayu mahoni, dan kualitasnya sangat bagus sekali."

"Kalau yang non-muslim biasanya berbentuk salib dan harganya Rp 100.000."

"Tetapi bahannya sama dari mahoni juga," terangnya.

penjual papan nisan di bekasi
Keluarga jenazah pasien Covid-19 membeli papan nisan di TPU Pedurenan, Bekasi, Jawa Barat, Senin (19/7/2021).

Meski menguntungkan, ia berharap pandemi Covid-19 di Indonesia segera berakhir, supaya perekonomian dapat kembali pulih seperti sedia kala.

"Dan juga saya berharap agar kasus Covid-19 berkurang."

"Kalau banyak yang meningkat, saya juga kasihan melihat keluarga-keluarganya," ucap Abdul.

Berita Rekomendasi

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 542.938 orang per 19 Juli 2021, dan sebanyak 74.920 orang meninggal.

Ibrahim Banting Setir Jadi Perajin Peti Jenazah di Bogor

Perajin peti jenazah Kota Bogor panen, tapi justru berharap pandemi Covid-19 segera berakhir.

Pandemi Covid-19 membuat daya beli masyarakat mengalami penurunan. Tak terkecuali pada industri mebel. Hal ini membuat pengusaha harus beradaptasi dan cerdik menangkap peluang agar mampu bertahan.

Adalah Ibrahim Askar. Pemuda asal Cikaret, Bogor Selatan, Kota Bogor ini terpaksa harus banting setir dari sebelumnya berjualan mebel, sekarang menjadi pengrajin peti jenazah khusus pasien Covid-19.

Ibrahim memulai produksi peti tersebut sejak tiga minggu lalu.

Ia bercerita, ketika itu kakaknya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan sering menginformasikan bahwa kasus meninggal akibat Covid-19 meningkat, namun ketersediaan peti jenazah masih minim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas