5 Fakta Tawuran Pemuda di Pasar Manggis, Terjadi 3 Kali Selama 2 Hari, Dipicu Aksi Saling Ejek
Puluhan pemuda terlibat tawuran di Jalan Menteng Wadas, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (20/7/2021).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan pemuda terlibat tawuran di Jalan Menteng Wadas, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (20/7/2021).
Polres Metro Jakarta Selatan telah menetapkan 13 orang sebagai tersangka dalam aksi tersebut.
Tawuran yang terjadi saat Hari Raya Idul Adha itu dipicu saling ejek di media sosial.
Seorang warga mengalami luka bacok dan sejumlah bangunan rusak.
Sebanyak 15 hingga 20 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga lokasi tawuran di Pasar Manggis.
Berikut sejumlah fakta terkait aksi tawuran pemuda yang terjadi di Pasar Manggis, seperti dirangkum Tribunnews.com dari TribunJakarta.com dan Kompas.com:
1. Kronologi kejadian
Mengutip dari TribunJakarta.com, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan, tawuran ini terjadi tiga kali berturut-turut dalam waktu yang berdekatan.
Tawuran pertama pecah pada Senin (19/7/2021) malam, disusul Selasa (20/7/2021) dini hari, dan kembali terjadi pada Selasa sore.
"Memang terjadi perkelahian antarwarga, tapi sebenarnya anak-anak muda saja ini," kata Azis.
Sementara menurut seorang saksi mata bernama Indra, tawuran pecah pada Selasa sekira pukul 16.25 WIB.
"Ya ini tiba-tiba bentrokan. Massa banyak bawa senjata tajam," kata dia dilansir Kompas.com.
Dalam sebuah rekaman video milik Kompas TV, tampak sejumlah warga yang mengenakan helm saling lempar batu.
Baca juga: 4 Fakta Tawuran Antarkampung di Medan Belawan, Diduga Saling Ejek, Rumah Ibadah Nyaris Dibakar
Terlihat juga seorang warga yang membawa senjata tajam berupa celurit.
Kemudian, warga lainnya membawa tongkat kayu panjang dan papan seperti tripleks untuk melindungi diri.
Sementara itu, di sudut sebuah kios, terlihat ada obyek yang terbakar.
Sejumlah warga terlihat berusaha memadamkan api menggunakan air dari botol.
Dalam video itu juga terlihat banyak orang berkerumun tanpa menjaga jarak di lokasi bentrokan.
Beberapa orang merekam kejadian tersebut menggunakan ponsel, sedangkan yang lainnya terlihat menonton bentrokan tersebut.
2. Saling ejek di media sosial
Kasat Reskrim Jakarta Selatan, Kompol Achmad Akbar mengatakan, tawuran di kawasan Pasar Manggis dipicu aksi saling ejek.
Kedua kelompok yang terlibat dalam tawuran saling mengejek di media sosial Instagram.
"Latar belakang tetap masih kita dalami, tapi di pemeriksaan awal kita setelah kejadian sampai sekarang ini, sifatnya masih berupa saking mengejek yang disampaikan melalui media sosial Instagram," kata Akbar.
Dijelaskan Akbar, kedua kelompol saling melempar ejekan bernada provokasi hingga memicu terjadinya tawuran.
"Saya tidak sebutkan kelompoknya, tapi saya tegaskan ada kelompok yang terbentuk yang didasari komunikasi di media sosial."
"Kemudian di situlah komunikasi yang saling mengejek provokasi terjadi, sehingga memicu terjadinya peristiwa tawuran tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Polri Pastikan Tidak Ada Gereja yang Terbakar dalam Insiden Tawuran di Medan Belawan
3. Sebanyak 13 orang ditetapkan sebagai tersangka
Sementara, Azis mengatakan, Polres Metro Jakarta Selatan telah menetapkan 13 orang sebagai tersangka dalam kasus tawuran di kawasan Pasar Manggis.
"Kita amankan 15 pemuda yang tinggal di daerah itu, tapi bukan mengatasnamakan daerah, tapi kelompok pemuda."
"Sebanyak 13 orang sudah kita tetapkan sebagai tersangka, dua orang lainnya masih kita lakukan pendalaman," beber Azis.
Dari 13 tersangka itu, tiga orang di antaranya merupakan anak di bawah umur, sedangkan 10 tersangka lainnya merupakan orang dewasa.
Saat ini, lanjut Azis, terdapat empat tersangka lain yang sedang dalam proses pengejaran.
Keempatnya sudah ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
Selain itu, polisi juga telah menyita beberapa barang bukti yang diduga digunakan dalam tawuran antarkelompok tersebut.
"Beberapa barang bukti tersebut ada senjata tajam, molotov, pecahan botol, dan beberapa batu."
"Ini semua ditemukan di lokasi sesaat setelah kejadian, termasuk ditemukan pada pelaku," kata Azis dilansir Kompas.com.
4. Seorang warga kena luka bacok, sejumlah bangunan rusak
Diberitakan TribunJakarta.com, tawuran yang terjadi di kawasan Pasar Manggis itu mengakibatkan seorang warga mengalami luka bacok.
"Dari pendataan kita ada satu orang mengalami luka akibat senjata tajam," kata Akbar.
Selain korban luka, kata Akbar, sejumlah bangunan yang difungsikan sebagai tempat usaha juga dirusak oleh para pelaku.
"Empat tempat usaha itu mengalami kerusakan, karena kami bisa melihat secara demografi di lokasi terjadinya peristiwa ini, banyak rumah warga yang juga difungsikan sebagai tempat usaha."
"Sebagai contoh, ada salah satu yang mengalami kerusakan, adalah tempat tinggal, tapi di bawahnya digunakan sebagai tempat berjualan, itu yang saya maksudkan sebagai tempat usaha," bebernya.
Tak hanya itu, beberapa warga juga kehilangan barang-barang saat tawuran terjadi.
"Ada satu warga yang kehilangan barang di dalam rumhanya, seperti handphone."
"Ini terjadi saat peristiwa tawuran termasuk juga ada yang kehilangan barang dagangan," tambahnya.
Baca juga: Remaja Saling Ejek di Medsos Berujung Tawuran di Pasar Manggis, 4 Tempat Usaha Rusak
5. Polisi masih berjaga
Pascaaksi tawuran, sebanyak 15 hingga 20 personel polisi masih terus melaukan penjagaan di lokasi tawuran.
Polisi berjaga untuk mengantisipasi terjadinya tawuran susulan di kawasan tersebut.
"Saat ini ada gabungan dari Polres (Metro Jakarta Selatan) dan Polsek Setiabudi, kirang lebih sekira 15-20 personel per hari," kata Kapolsek Setiabudi, Kompol Rinaldo Aser, Rabu.
Rinaldo mengatakan, penempatan personel di lokasi tawuran itu merupakan perintah dari Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah.
"Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh bapak Kapolres, antara lain menempatkan petugas berseragam yang secara stasioner melaksanakan kegiatan di sekira lokasi tempat kejadian tawuran." ujarnya.
Tak hanya polisi, penjagaan juga melibatkan beberapa elemen, salah satunya adalah tokoh masyarakat setempat.
Rinaldo berharap, masyarakat membantu kepolisian untuk berperan aktif menjaga keamanan di lingkungannya.
"Kemarin juga telah mencapai kesepakatan antara warga yang tinggal di sana untuk sama-sama saling menjaga keamanan lingkungan," tambahnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim, Kompas.com/Mita Amalia Hapsari)