Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Bocah Perempuan di Tangsel Jadi Yatim Piatu Setelah Ayah dan Ibunya Wafat Akibat Covid-19

Charlotte terpaksa tinggal bersama kakek dan neneknya setelah kedua orang tuanya meninggal akibat infeksi covid-19.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Bocah Perempuan di Tangsel Jadi Yatim Piatu Setelah Ayah dan Ibunya Wafat Akibat Covid-19
Warta Kota/Rizki Amana
Charlotte Michele Verlin Suherman (10) bocah yatim piatu yang tinggal bersama Kakek Toto Sunarto (73) dan Nenek Wati Sunarto (73) di Perumahan Reni Jaya, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangsel. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL -  Namanya Charlotte Michele Verlin Suherman.

Usianya baru 10 tahun.

Kini dia yatim piatu.

Charlotte tersipu malu dengan bersembunyi di belakang  sang kakek ketika diajak bicara saat ditemui di kediamannya Jalan Pinus Raya Blok AG 1 Nomor 7, Perumahan Reni Jaya, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Charlotte terpaksa tinggal bersama kakek dan neneknya setelah kedua orang tuanya meninggal akibat infeksi covid-19.

Toto Sunarto (73) selaku sang kakek mengisahkan kisah pilu yang dialami cucunya.

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 Indonesia 7 Agustus 2021 Tambah 1.588, Jawa Tengah Catat Angka Tertinggi

Kisah tersebut terjadi pada Maret 2020 silam, di saat penularan dan penyebaran infeksi covid-19 mulai mengganas di Indonesia.

Berita Rekomendasi

"Pada tahun 2020 Maret tanggal 20, anak saya kan sakit Bapak dari Charlotte sakit lambung, diambil lah sama Tuhan meninggal, terus istrinya sepuluh hari kemudian (meninggal-red). Dia sakitnya gagal jantung terus didiagnosis covid-19. Keduanya dikabarkan covid-19," katanya saat ditemui di kediamannya, Pamulang, Kota Tangsel, Jumat (6/8/2021).

Usai peristiwa malang tersebut, Charlotte terpaksa diasuh oleh kakek dan neneknya.

Tak banyak tingkah, anak yatim piatu itu hanya menerima nasib malang yang menimpanya saat menjalani hidup bersama kakek dan neneknya.

"Kalau dia minta apa-apa bilang dulu mbah maaf ya kalau aku minta ini boleh enggak selalu gitu, kalau kita bilang enggak boleh, ya sudah dia enggak maksa. Anaknya tahu diri kok, tahu dia tinggal sama siapa," ungkapnya.

Sempat mengaku kebingungan untuk menghidupi sang cucu, kedua lansia itu hanya berserah diri kepada Sang Pencipta.

Sebab, mereka tak dapat berkerja secara ekstra dikarenakan kondisi tubuh yang semakin melemah dimakan usia.

Beruntung Charlotte memahami kondisi kakek dan neneknya itu.

"Saya cuman jualan telur ya seadanya sajalah. Ya enggak tentulah, satu ikat itu kan 15 kilogram, untungnya Rp 15 ribu, itu kalau habis sehari, kalau enggak habis ya lumayan saja buat makan kita bertiga lah," jelasnya.

Harapan dari sang kakek akan masa depan nasib dari cucunya itu pun terjawabkan.

Sebab, banyak dari masyarakat yang simpati terhadap Charlotte.

Kini sang kakek dapat bernapas lega karena sang cucu yang sudah mendapat jaminan mengenai jenjang pendidikannya.

Ia pun berharap adanya bantuan tersebut dapat mewujudkan cita-cita mulia sang cucu yang ingin menjadi seorang guru Bahasa Inggris.

"Kalau donator ada untuk sekolah. Dia cita-cita mau jadi guru Les Bahasa Ingggris tapi yang buat anak kecil, mau ngajar anak TK. Harapan saya biar jadi orang pintar yang berguna, bermanfaat, soleha," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kisah Bocah Perempuan di Pamulang yang Menjadi Yatim Piatu Akibat Pandemi Covid-19

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas