Bakal Bebas Januari 2022, Kakak Ilham: Kesempatan Dia Mau Bersihin Diri Hilang Begitu Saja
Kebakaran Lapas Kelas I Blok C2 Tangerang pada Rabu (8/9/2021) silam, akan selalu terkenang dari ingatan Isa (38).
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran Lapas Kelas I Blok C2 Tangerang pada Rabu (8/9/2021) silam, akan selalu terkenang dari ingatan Isa (38).
Bagaimana tidak, adik semata wayangnya, bernama Mohammad Ilham (36) turut menjadi korban meninggal dunia dari ganasnya si jago merah melalap bangunan tempat sang adik menjalani pembinaan atas kasus penyalahgunaan narkotika tersebut.
Padahal kata Isa, jika merujuk pada vonis kasus tersebut, sang adik yang memiliki kepribadian pendiam itu, akan tuntas menjalani masa tahanan pada Januari 2022.
Baca juga: Total 38 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang Telah Diserahkan Kepada Pihak Keluarga
"Dia (Almarhum Ilham) udah jalanin 5 tahun, mau keluar bebas, antara Januari (depan), abisin tahun ini karena udah 5 bintang, 5 tahun," tutur Isa, saat ditemui awak media di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, jelang penyerahterimaan jenazah Ilham, Kamis (16/9/2021).
Atas terjadinya insiden kebakaran ini, dirinya turut menyangkan kinerja atau pengawasan dari pihak Lapas.
Sebab kata dia, harapan sang adik untuk dapat menata hidup yang lebih baik lagi setelah bebas hilang begitu saja, karena adanya dugaan kelalaian dari petugas.
"Dia masih punya hak buat hidup lagi kan mau keluar mau berubah, selama dibina itu kan dia mau berubah, ada kesempatan dia mau bersihin diri dia lagi hilang begitu aja udah," ucapnya.
Baca juga: Siang Ini, 7 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Diserahkan ke Pihak Keluarga
Atas dasar itu, dirinya meminta adanya ketegasan dari pihak kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya yang masih mengusut insiden kebakaran Lapas Kelas I Tangerang ini hingga tuntas.
Sebab, dari terjadinya insiden kebakaran ini, puluhan narapidana termasuk Ilham menjadi korban meninggal dunia.
"Iya intinya begitu (ditetapkan tersangka dan dipidana). Intinya ada yang tanggung jawab saja atas insiden ini, semoga kesananya jangan ada yang seperti ini lagi," kata Isa.
Tak hanya itu, kata dia, jika nantinya telah ada penetapan tersangka, maka pihak yang dijadikan tersangka itu harus dihukum setimpal.
Baca juga: Satu Pasien Kebakaran Lapas Tangerang akan Lakukan Operasi Bedah Debridement
Hal tersebut karena kata dia, kebakaran yang diduganya karena ada kelalaian ini telah menelan puluhan korban jiwa.
"Sangat berharap sih kalau mau sih ada gitu yang bertanggung jawab jadi pihak keluarga yang lainnya juga merasa lega gitu setimpal lah, karena sudah melebihi (nyawa meninggal) 48 orang korban, dan luka," ucapnya.
Dirinya berharap, dengan adanya pidana yang setimpal dapat membuat pihak Lapas bisa memperbaiki kondisi yang telah terjadi kemarin, sehingga di kemudian hari tak terulang.
"Jangan ada yang begini lagi (kebakaran) kasihan benar, perih banget ngerasain nya, apalagi yang mau keluar bebas itu ngerasainnya sakit banget," tukasnya.
Sempat Rasakan Kepala Seperti Terbakar
Sebelum mengetahui kalau sang adik menjadi korban dalam insiden kebakaran tersebut, Isa mengungkapkan, dirinya sempat mengalami kondisi di mana bagian kepalanya merasa terbakar.
Hal itu Isa rasakan, tepat pukul 01.30 WIB di hari kejadian Lapas Tangerang tersebut terbakar.
Baca juga: Satu Pasien Kebakaran Lapas Tangerang akan Lakukan Operasi Bedah Debridement
"Jam setengah dua saya merasa kebakar. Kepala saya seperti kebakar, panas. Bener-bener kayak orang kebakar," kata Isa kepada awak media saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum menjemput jenazah sang adik, Kamis (16/9/2021).
Isa bahkan, sampai kehilangan akal untuk menghentikan rasa panas yang secara tiba-tiba menyeruak di kepalanya.
Beragam upaya dia lakukan, bahkan sampai dibantu oleh sang istri guna menenangkan kondisi Isa saat itu.
"Saya duduk, jungkir balik, itu gak hilang. Saya merasa panas cuma di sini (daerah sekitar kepala dan leher). Istri saya bilang istighfar," kata dia sambil meragakan kondisinya saat itu.
Tidak ada firasat sama sekali kalau kondisi kepala terasa terbakar ada sangkut pautnya dengan insiden terbakarnya tempat pembinaan dari sang adik.
Namun, setelah pukul 02.30 WIB, rasa panas yang menyelimuti kepala Isa secara tiba-tiba hilang dan kembali reda.
"Itu selesainya sampai setengah 3 (dini hari). Setengah 3 hilang aja gitu," ucapnya.
Jika menilik dari insiden kebakaran di Lapas Kelas I Blok C2 Tangerang tersebut, kejadian itu berlangsung sejak pukul 01.45 WIB hingga sekira pukul 03.30 WIB atau hampir bertepatan dengan kondisi panas yang dirasakan Isa.
Isa bahkan menyebut, ini sebagai tanda kalau dirinya juga turut merasakan apa yang saat itu sedang dirasakan oleh Mohammad Ilham di dalam Lapas.
"Dapet kabar dari temen kayak begini (insiden kebakaran) langsung saya nangis berarti apa yang almarhum ngerasain, saya ngerasain," katanya dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
Terlebih kata Isa, semasa Ilham hidup dan sebelum terjerat pidana, dirinya menjadi orang yang selalu merawat dan membina Ilham, mengingat kini kata dia, hanya dirinya dan Ilham yang tinggal bersamaan.
Kedekatan tersebut yang menurut Isa menjadi kekuatan batin dan emosional antara kakak beradik itu, sehingga apapun yang dirasakan Ilham turut dirasakan Isa, sekalipun dalam insiden kebakaran ini.
"Iya (kontak emosional), memang saya yang ngebina sih. Saya semua. Saya sekarang sisa bertiga (bersaudara). Saya, kakak, sama dia (almarhum Ilham)," ucap Isa.
Bahkan dirinya dapat memastikan, saat kondisi Lapas terbakar itu, sang adik meneriakkan atau menyebutkan namanya.
Hal itu dia pastikan karena saat terbakarnya Hotel Prodeo tempat Ilham dibina tersebut, Isa turut merasakan apa yang adiknya rasakan.
"Pas kejadian itu saya bisa merasakan pasti menyebut nama saya, pas dia kebakar itu, pasti dia menyebut nama saya, karena saya ngerasain," katanya sambil menangis seraya menutup perbincangan.