Fakta Pria Tewas Dikeroyok di Lokalisasi Gunung Antang, Berawal Mabuk dan Ribut soal Uang Kencan
Kasus seorang pria tewas dikeroyok terjadi di di kawasan lokalisasi Gunung Antang, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria tewas dikeroyok di kawasan lokalisasi Gunung Antang, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Diketahui, korban adalah pria berusia 45 tahun berinisial S.
Korban dianiaya oleh sejumlah orang hingga meninggal dunia.
Belakangan terungkap, pelaku menghajar korban lantaran ribut soal uang kencan dengan seorang wanita penghibur.
Baca juga: Pemuda Dihabisi Mantan Ayah Tiri di Indramayu, Korban Sempat Lari Keluar Rumah Minta Tolong Warga
Kronologi
Dihimpun dari TribunJakarta.com, kejadian bermula saat S bersama keenam rekannya mendatangi lokalisasi tersebut pada Minggu (17/10/2021) sekira pukul 05.00 WIB.
Korban diketahui dalam kondisi mabuk.
Mereka kemudian menyewa perempuan penghibur.
Namun, setelah melakukan hubungan badan, korban menolak membayar hingga terjadi pengeroyokan.
Sementara itu, rekan korban lainnya pergi saat melihat korban terkapar.
Kata warga
Warga setempat bernama Rosid memberikan kesaksiannya.
Ia mengatakan, korban ditemukan dengan sejumlah luka di tubuhnya.
Korban tewas akibat dikeroyok sekelompok orang bersenjata tajam.
Baca juga: Fakta Anak di Samosir Mengamuk, Habisi Ayah dan Lukai Ibunya hingga Kritis, Ini Motif Pelaku
"Mungkin habis 'main' sama perempuan enggak bayar, jadinya dikeroyok."
"Sepertinya (tewas) akibat dibacok, soalnya banyak luka," kata Rosid, dikutip dari TribunJakarta.com, Senin (18/10/2021).
Rosid melanjutkan, usai kejadian, polisi datang untuk melakukan olah TKP.
Jasad korban juga dievakuasi oleh petugas.
Ribut soal uang kencan
Kapolrestro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan, membenarkan kejadian ini.
Ia mengatakan, pengeroyokan dipicu masalah uang kencan yang tidak dibayar korban.
"Setelah melakukan hubungan badan tidak mau membayar. Akhirnya terjadi ceckcok dengan kelompok yang ada di sana," kata Erwin, dikutip dari TribunJakarta.com.
Erwin melanjutkan, para pelaku yakni Jemmy Septiadi, Ferdy Sanjaya, Akbar, Ipul, Gading, dan Bolot meminta S membayar uang kencan.
Namun, korban yang sudah dipengaruhi alkohol tetap menolak.
Pelaku memukuli, menusuk dengan pecahan botol, lalu menikam korban menggunakan senjata tajam jenis hingga S tewas terkapar di pinggir rel kereta api.
Baca juga: Kesal Anaknya Main Layangan dan Tak Bantu Orang Tua, Ayah di Bali Habisi Nyawa sang Buah Hati
2 pelaku ditangkap
Para pelaku sempat melarikan diri setelah melakukan pengeroyokan.
Namun, Jeremy dan Ferdy berhasil diringkus jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur berdasarkan keterangan para saksi.
"Barbuk yang ditemukan adalah pecahan botol. Ini diduga digunakan menusuk korban hingga meninggal. Kemudian ada sepasang sepatu warna abu-abu dengan bercak darah tersangka JS," ujarnya.
Erwin menuturkan, kedua tersangka yang kini sudah ditahan di sel Mapolrestro Jakarta Timur dijerat pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Sementara untuk Akbar, Ipul, Gading, dan Bolot yang terlibat masih dalam pengejaran personel jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur.
"Masih ada orang yang sedang kita kejar karena terduga ada enam. Masih dilakukan upaya pengejaran."
"Dilakukan pengejaran Polsek Matraman dan dibantu Jatanras Polres untuk menangkap keseluruhan pelaku," tuturnya.
Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Perkara Tak Mau Bayar Uang Kencan, Sugito Akhirnya Dihabisi di Gunung Antang
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJakarta.com /Bima Putra/Muhamad Fajar Riyandanu)