Kerumunan Pesta Halloween Dibubarkan, Anggota DPR: Jangan Merasa Kebal Virus
Sebuah kafe di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) ditindak karena terjadi kerumunan pesta Halloween pada Sabtu (30/10/2021) dini hari.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah kafe di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) ditindak karena terjadi kerumunan pesta Halloween pada Sabtu (30/10/2021) dini hari.
Terkait hak tersebut Anggota Komisi IX DPR, Abidin Fikri mengatakan seharusnya masyarakat tetap waspada meski angka penambahan kasus covid-19 terus menurun.
Masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan demi keamanan bersama.
"Karena ini kan dalam masa-masa sekarang ini kan kita tetap harus waspada, walaupun katakan vaksinasi secara masif di beberapa daerah sudah dilaksanakan, tapi bukan berarti harus lengah dan tidak menaati protokol kesehatan, tetap perlu harus dilakukan protokol kesehatan," katanya, Senin (1/11/2021).
Kondisi saat ini kata Abidin masyarakat merasa sudah kebal terhadap virus karena sudah divaksin.
Padahal adanya mutasi virus Covid-19, ancaman gelombang ketiga juga perlu diwaspadai masyarakat.
"Sekarang ini kan kadang-kadang masyarakat merasa karena sudah dilakukan vaksinasi, itu merasa sudah dianggap kebal terhadap virus," kata Abidin.
Sinergi antar komponen bangsa lanjut Abibin juga dinilai perlu dalam upaya penanganan Covid-19.
Baca juga: Pelanggan Kafe Pasang Kamera di Toilet untuk Rekam Pelayan saat Mandi, Sudah Sebulan Beraksi
"Ya itu disiplin protokol kesehatan, 5 M, memakai masker, kemudian menjaga jarak, menghindari kerumunan, cuci tangan, membatasi mobilisasi," ucapnya.
Dia juga menilai masyarakat perlu saling mengingatkan satu dengan yang lainnya tentang ancaman terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
"Kita tidak tahu apakah memang awal tahun atau akhir tahun, setidaknya kewaspadaan itu harus tetap dijaga kan," ungkapnya.
Selain itu, keputusan pemerintah yang menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021 juga dianggap sebagai salah satu wujud dari kewaspadaan terhadap potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Karena, semua masyarakat merayakan momen tahun baru.
"Bisa dibayangkan kalau aktivitas tidak diatur sedemikian rupa, dimungkinkan akan terjadi, akan tidak terkontrol, nah itu salah satu upaya pemerintah saya kira," kata dia.(Willy Widianto)