Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Imbauan Anies Warga Jakarta Siaga Hadapi Banjir, Anggota DPRD: Harus Out Of The Box

Dirinya menyoroti ucapan soal banjir di Jakarta tak sekadar surut secara alami melalui gravitasi, tetapi banjir cepat kering karena penyedotan air.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Tanggapi Imbauan Anies Warga Jakarta Siaga Hadapi Banjir, Anggota DPRD: Harus Out Of The Box
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth 

TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menyayangkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

Dirinya menyoroti ucapan soal banjir di Jakarta tak sekadar surut secara alami melalui gravitasi, tetapi banjir cepat kering karena penyedotan air dilakukan terus menerus.

Menurut pria yang disapa Kent itu menilai, narasi yang diucapkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sangat tidak jelas maknanya dan bisa membuat pusing warga Jakarta.

"Kalau membuat narasi jangan pakai bahasa yang nyelenehlah, jangan buat masyarakat semakin pusing dengan bahasa Anda yang tidak jelas. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana Anda bekerja hingga tidak ada banjir apalagi genangan di Jakarta," ketus Kent dalam keterangannya, Senin (1/11/2021).

Kata Kent, bencana banjir merupakan fenomena alam yang cukup menakutkan bagi masyarakat saat ini, disamping wabah Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan merosotnya perekonomian warga Jakarta akibat pandemi ini.

"Banjir ini sudah menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat DKI Jakarta, jadi Pak Anies kalau enggak akurat datanya jangan asal berbicara di media soal cara penanganan banjir. Jangan hanya beretorika semata soal banjir, tetapi harus ada action yang jelas," tutur Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDIP DKI Jakarta.

Lalu, sambung Kent, orang nomor satu di Jakarta itu juga mengaku sudah siapkan skenario atau simulasi untuk menangani masalah banjir di Jakarta yang kerap terjadi saat musim hujan, yaitu menggunakan pompa-pompa mobile yang tersebar di titik-titik rawan banjir.

Baca juga: Anies Baswedan: Pandemi Covid-19 Adalah Ujian, Akan Dikenang Lintas Waktu

Berita Rekomendasi

"Kalau cuma mengandalkan pompa mobile, terus kalau kondisi debit air kalinya tinggi, mau di buang ke mana airnya? Andaikan kalau fenomena banjir kiriman, kondisi air laut pasang dan hujan lokal terjadi secara bersamaan seperti fenomena yang terjadi di awal tahun 2020, yang curah hujannya 377mm perhari. Bagaimana Anda mengantisipasinya? Yang harus anda ingat, bahwa kapasitas drainase Jakarta hanya bisa menampung curah hujan sebanyak 100-150mm perhari. Kalau Pak Anies, tidak menguasai substansi tolonglah jangan sembarangan bicara, pernyataan Anda hanya akan membuat masyarakat jadi resah," tegas Kent.

Menurut Kent, dalam menangani banjir perlu ada inovasi baru dalam menyiasatinya.

Program Pemprov DKI yang digadang-gadang seperti Grebek Lumpur di sungai dan waduk yang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA), itu bukanlah suatu hal yang baru untuk penanganan banjir.

"Pengerukan lumpur bukan suatu hal yang baru untuk mensiasati penanggulangan banjir, cara itu sudah ada jauh sebelum Pak Anies menjabat. Pengerukan lumpur itu memang seharusnya menjadi kegiatan rutin yang harus dilakukan, jadi tidak perlu menunggu sampai musim hujan," beber Kent.

Selain itu, Kent pun tak habis pikir Gubernur DKI Jakarta Anies bisa mengimbau warganya untuk mendownload buku siaga banjir yang telah dibuat Pemprov DKI, yang berisikan panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir bagi masyarakat sebanyak 33.311 buku.

Baca juga: Wagub DKI: Banjir Tak Hanya di Jakarta Tapi di Seluruh Indonesia, Negara Maju Sekalipun Masih Banjir

"Ini maksudnya apalagi, warga disuruh download buku siaga banjir. Apakah artinya Pak Anies ini sudah pasrah dan pesimis dengan keadaan DKI Jakarta yang sudah pasti akan kebanjiran, atau bagaimana?. Seharusnya anda sebagai pemimpin bisa memberikan semangat optimisme kepada Masyarakat serta bisa membuat terobosan agar Jakarta bebas banjir, bukan malah seakan-akan menyuruh warga pasrah dengan mendownload buku panduan jika banjir terjadi, soal pengungsian dan lain-lain. Buku Panduan tersebut menurut saya tidak ada manfaatnya, yang Masyarakat inginkan intinya saat ini adalah bagaimana caranya agar tidak kebanjiran lagi, supaya tidak bolak-balik beli perabot baru, " tegas Ketua IKAL ( Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI ) PPRA Angkatan LXII ini.

Kata Kent, Gubernur Anies harus mampu mempersiapkan inovasi yang jitu dalam menanggulangi banjir di tengah pandemi, selain grebek lumpur maupun mengandalkan pompa mobile.

Pasalnya, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah RI.

Termasuk angin kencang dan petir untuk periode 31 Oktober-6 November 2021. Dan wilayah yang berpotensi banjir dan banjir bandang untuk periode mulai hari ini hingga besok. Ada enam wilayah, salah satunya DKI Jakarta.

"Pak Anies tak bisa lagi bersantai dan tidur nyenyak untuk menyiapkan pencegahan bahaya banjir. Anda harus lebih serius membenahinya jika tidak ingin terjadi banjir besar melanda Jakarta, terutama warga yang tinggal dibantaran kali, Anda harus menyadari bahwa banjir ini juga bisa berdampak terhadap lumpuhnya Ekonomi Ibukota, jadi jangan anggap enteng terhadap fenomena ini, belum lagi ancaman berbagai penyakit yang akan timbul pasca banjir, seperti penyakit kulit, infeksi pernafasan dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini selalu terjadi berulang-ulang setiap tahun, Apakah anda tidak belajar terhadap fenomena banjir yang terjadi di tahun - tahun sebelumnya di Ibukota Jakarta dan bisa memberikan terobosan dan solusi terhadap permasalahan ini sehingga Masyarakat DKI Jakarta tidak kebanjiran lagi," tegas Kent.

Dalam penanganan banjir, sambung Kent, Gubernur DKI Jakarta Anies harus bisa berfikir lebih luas.

Baca juga: Wagub DKI: Masalah Banjir Ibu Kota Tak Bisa Diselesaikan Satu atau Dua Periode Saja

Bukan hanya fokus pada penanganan banjir di Jakarta saja, tetapi koordinasikan dengan daerah-daerah penyangga seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang.

"Pak Anies harus berpikir out of the box untuk penanganan banjir, dan mengoordinasikan dengan daerah-daerah penyangga. Jadi jangan nanti setelah kejadian (banjir), baru mencari kambing hitam. Biasakan sedia payung sebelum hujan," pungkas Kent.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas