Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiap Bulan Desa Pantai Bahagia Dilanda Banjir Rob, Desa Karangligar 30 Kali Kebanjiran Dalam Setahun

Nasib 2 desa di Bekasi dan Karawang sangat miris, Desa Pantai Bahagia setiap bulan banjir rob, Desa Karangligar 30 kali kebanjiran dalam setahun

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Tiap Bulan Desa Pantai Bahagia Dilanda Banjir Rob, Desa Karangligar 30 Kali Kebanjiran Dalam Setahun
kolase TribunBekasi.com/Rangga Baskoro
Warga di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, masih terdampak banjir rob sejak Jumat (5/11/2021) lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, MUARAGEMBONG - Dua desa di wilayah Jawa Barat identik dengan banjir.

Pertama Desa Pantai Bahagia di Kabupaten Bekasi.

Tak seindah namanya, desa ini kerap dilanda banjir rob bahkan setiap bulannya.

Kedua Desa Karangligar di Karawang, warga di desa ini dalam setahun alami 30 kali kebanjiran.

Begini kisah warga di dua desa tersebut.

Hampir Setiap Bulan Warga Desa Pantai Bahagia di Kabupaten Bekasi Terdampak Banjir Rob

Warga yang tinggal di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, masih terdampak banjir rob sejak Jumat (5/11/2021) lalu.

Berita Rekomendasi

Terhitung sebanyak ribuan warga di lima kampung yang hingga kini rumahnya masih kebanjiran.

Yakni Kampung Muara Mati, Muara Pecah, Kampung Beting, Muara Bendera dan Kampung Gobah.

Baca juga: Aksi Maling Kabel Telkom: Masuk Lubang, Gasak 2 Ton Kabel, Internet di Kartasura dan Colomadu Mati

Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi menjelaskan, para warga kerap hadapi bencana banjir rob sebagai sebuah fenomena alam yang nyaris terjadi di setiap bulannya.

"Memang kan kalau banjir rob ini siklus bulanan ya. Air pasang dari laut langsung merambah ke permukiman warga."

"Apalagi kalau lagi bulan purnama banjirnya tinggi," kata Qurtubi saat dikonfirmasi, Rabu (9/11/2021).

Qurtubi menjelaskan pada musim kemarau, air laut biasanya naik ke permukiman warga pada malam hari.

Sehingga, banyak warga mengalami sakit lantaran istirahatnya terganggu.

"Pas Juni kan musin kemarau, airnya itu biasanya baru naik malam hari. Makanya banyak warga saya yang kecapean karena enggak bisa istirahat pas banjir datang. Surutnya baru siang hari," tuturnya.

Sedangkan ketika musim hujan, air baru akan merambah ke permukiman warga pada pagi hingga siang hari.

Kemudian pada sore hari, air mulai surut.

"Begitu terus siklusnya, pagi air naik, sore air turun. Besoknya lagi begitu lagi. Jadi memang faktor utamanya itu pasang surut air laut," kata Qurtubi.

pantai bahagia rob 1
Desa Pantaibahagia di Kecamatan Muaragembong menjadi satu kawasan di pesisir utara Kabupaten Bekasi yang sering terdampak banjir rob.

Meski sore hari banjir telah surut, warga masih harus bekerja keras untuk bisa melakukan aktivitas normal.

Pasalnya, akses jalan menjadi becek dan bahkan sulit dilewati kendaraan bermotor lantaran tak ada jalan yang dibetonisasi.

"Di Desa Pantaibahagia enggak ada jalan yang dibeton. Jadi susah mau naik motor juga, tanah semua jalannya," tuturnya.

Meski banjir rob nyaris di setiap bulannya dialami warga Desa Pantai Bahagia.

Namun hanya sedikit saja bantuan dari pemerintah untuk setidaknya meringankan beban warga yang harus hidup berdampingan dengan becana akibat fenomena alam.

"Ada tanggul, tapi kebanyakan memang dari swadaya warga. Beberapa titik di dusun 1, 2 dan 3 dikasih geobag dari BBWS, cuma enggak banyak," kata Qurtubi.

Tergerus Abrasi, Areal Permukiman dan Persawahan Desa Pantai Bahagia Berkurang Tiga Kilometer

Garis pantai di kawasan Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong semakin berkurang dari tahun ke tahun akibat terdampak abrasi atau pengikisan pantai akibat gelombang laut.

Berdasarkan kajian dan analisa, kata Sekretaris Desa (Sekdes) Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi menjelaskan sejak tahun 1980, luas daratan telah berkurang sejauh 3 kilometer dari bibir pantai.

"Abrasi paling parah terjadi di dusun 1, Kampung Beting. Di sana itu daratannya sudah berkurang 3 kilometer," kata Qurtubi saat dikonfirmasi, Selasa (9/11/2021).

banjir rob karang bahagia bekasi 2
Warga di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, masih terdampak banjir rob sejak Jumat (5/11/2021) lalu.

Terdapat tiga kawasan yang dataran semakin berkurang yakni di RW 01,02 dan 06.

Wilayah tersebut dulunya merupakan area permukiman dan persawahan yang jadi sumber mata pencaharian warga.

"Dusun 1 itu ada 940 hektar yang daratan hilang, kalau di dusun 3 sudah 420 hektar. Dua wilayah itu terdampak abrasi," ucapnya.

Semakin menurunnya struktur tanah juga terjadi di empat kampung lain yang kini terdampak banjir rob, yakni Kampung Muara Mati, Muara Pecah, Muara Bendera dan Kampung Gobah.

Begitu mudahnya air laut merambah ke permukiman membuat nyaris setiap bulan warga mengalami bencana banjir rob.

"Sampai sekarang sudah 5 hari banjir rob. Tapi kalau banjir rob, sore sampai malam airnya sudah turun, naik lagi pagi hari, sekitar jam 5 subuh," tuturnya.

Qurtubi mengkhawatirkan luas wilayah Desa Pantaibahagia akan semakin berkurang apabila tidak ada pembenahan dan langkah antisipasi.

Bukan tidak mungkin wilayahnya kelak akan tertutup air laut apabila terus dibiarkan berlarut-larut.

"Saya harap ada penanggulangan yang sifatnya komprehensif dan permanen agar tidak ada lagi bencana. Karena dampaknya sangat merugikan masyarakat, tambak pada hilang dan sawah terendam," ungkap Qurtubi

desa pantai bahagia tergerus
Garis pantai kawasan Desa Pantai Bahagia semakin berkurang dari tahun ke tahun akibat terdampak abrasi atau pengikisan pantai karena gelombang laut.

Desa Karangligar Kebanjiran 30 Kali Dalam Setahun

Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat menjadi desa yang paling sering dilanda banjir.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Karangligar Badru (47) menyebut dalam satu tahun wilayah Desa Karangligar bisa dilanda banjir sebanyak 30 kali.

Banjir sering terjadi khususnya di RT 001 dan RW 03.

"Warga ya pasrah aja jadinya pasti tiap tahun banjir. Pemerintah Desa bahkan Pemkab Karawang bisa apa, karena kan ini kiriman airnya pasti itu jawabannya," katanya, pada Selasa (8/11/2021).

Badru menyebutkan, banjir sudah sering terjadi sejak Tahun 2007.

Namun selama ini warga hanya bisa pasrah dilanda banjir akibat luapan sungai Cibeet.

"Banjir membuat warganya begitu sengsara. Kalau warga sangat berharap adanya solusi untuk mengatasi banjir," katanya.

Baca juga: Selama Kabur, Pria yang Bacok Tetangganya Karena WiFi Mengembara ke Medan dan Jadi Sopir Tembak

Baca juga: Selain Teror Ledakan di Rumah Orang Tua Veronica Koman, Kerabat Juga Dikirim Bangkai Ayam

Ia menyebut, warga sebenarnya ingin pindah ke tempat yang layak dan tidak banjir.

Akan tetapi, kalau pun warga ingin menjual tanahnya belum tentu ada yang membelinya.

Kalau pun ada, tanah warga bakal dibeli dengan harga murah.

"Kalau misalnya dibeli murah, warga mikirnya enggak mungkin bisa beli dan bangun kembali rumahnya. Karena harga tanah sangat mahal saat ini, belum lagi bangunnya," katanya.

Dia menambahkan setiap dilanda banjir, tumpukkan sampah bekas banjir sering warga buang di pinggir jalan utama desa. Dari peralatan elektronik, peralatan dapur hingga kasur.

"Kalau habis banjir, sampah dari elektronik, peralatan dapur, kasur, lemari itu sampai satu truk lebih," tandasnya.

216 rumah terendam banjir di Desa Karangligar

Sebelumnya, sebanyak 216 rumah terendam banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Senin (8/11/2021).

Banjir disebabkan curah hujan tinggi sejak Minggu siang kemarin sehingga terjadi luapan sungai Cibeet hingga kepemikiman warga.

Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Yasin Nasrudin, mengatakan sedikitnya 261 kepala keluarga atau 545 jiwa warga Kampung pengasinan RT 01 dan RT 03 Desa Karangligar terendam banjir.

"Daerah ini memang sudah langganan banjir jika sungai Cibeet meluap," kata Yasin, pada Senin (8/11/2021).

Dia menuturkan banjir di Desa Karangligar terjadi sejak minggu siang saat terjadi hujan.

Namun malam harinya banjir sempat surut, tapi senin pagi kembali banjir.

Meski demikian ketinggian banjir hanya mencapai 25 centimeter dan warga masih bertahan dirumahnya.

"Kemarin kan hujan dari siang sempat banjir dan surut malamnya. Karena hujan lagi paginya banjir lagi, tapi ketinggian hanya 25 centimeter," ungkap dia.

Sebanyak 216 rumah terendam banjir di Desa Karangligar, Kec Teluk Jambe Barat, Senin (8/11/2021).
Sebanyak 216 rumah terendam banjir di Desa Karangligar, Kec Teluk Jambe Barat, Senin (8/11/2021). (WartaKota/Muhammad Azzam)

Saat ini, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mengawasi jika debit air bertambah. Dikatannya, setiap tahunnya sungai Cibeet selalu meluap karena debit airnya tinggi dan tumpah ke pemukiman warga.

"Masalah sungai Cibeet harus ditangani oleh provinsi atau pusat karena sungai itu melewati beberapa kabupaten di Jawa Barat," terang Yasin.

Menurut Yasin, petugas BPBD bersama petugas gabungan dari TNI, Polri dan aparatur desa sudah bersiaga dilokasi.

Jika terjadi banjir semakin parah, akan tetapi melihat situasi cuaca banjir akan segera surut karena wilayah Karawang sekarang ini sudah tidak lagi hujan.

"Biasanya kan begitu jika intensitas hujan tinggi banjir makin meluas. Mudah-mudahan tidak karena tidak hujan lagi," tandasnya. (tribun network/thf/wartakotalive.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas