Datangi Kantor DPRD Kota Tangerang, Puluhan Pedagang Minta Pasar Induk Tanah Tinggi Segera Ditutup
Puluhan pedagang Pasar Induk Jatiuwung, mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Banten.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Puluhan pedagang Pasar Induk Jatiuwung, mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Banten.
Kedatangan mereka dalam rangka menagih janji Wali Kota Arief Wismansyah untuk segera menutup Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang.
Menanggapi aduan tersebut, Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, pihaknya telah menampung aspirasi para pedagang tersebut, untuk kemudian ditindaklanjuti.
"Nanti kita akan berkomunikasi dan mengkoordinasikannya kepada dinas-dinas yang berkaitan dengan kondisi Pasar Induk Jatiuwung dan Tanah Tinggi ini," ujar Gatot Wibowo saat diwawancarai awak media, Kamis (6/1/2022).
"Iya tadi aspirasinya ada tiga poin yang mereka sampaikan pada kita dan itu akan kita tindaklanjuti," sambungnya.
Gatot pun mengungkapkan, pihaknya akan mengkonfirmasi keluhan para pedagang kepada Wali Kota Tangerang, guna menemui solusi dalam permasalahan tersebut.
Menurut Gatot, idealnya hanya terdapat satu pasar induk di Kota Tangerang.
Baca juga: Pedagang Pasar Induk Jatiuwung Lempar Dagangan ke Jalan, Kol hingga Sawi Berhamburan, Ini Alasannya
Serta keberadaan Pasar Induk Jatiuwung, dinilainya cukup efektif karena tergolong pasar modern.
"Idealnya cuma satu pasar induk saja dj Kota Tangerang. Memang tidak ada aturan tertulis tentang (jumlah pasar induk) itu, tapi kalau melihat di beberapa wilayah umumnya ya hanya satu, Jakarta saja cuma Kramat Jati kan, dan di Semarang bahkan belum ada (pasar induk)," kata dia.
Lebih lanjut Yudi, Sekretaris Forum Pedagang Pasar Induk menambahkan, kedatangan para pedagang untuk melakukan mediasi tersebut, bertujuan untuk menyampaikan izin operasional Pasar Induk Tanah Tinggi yang telah habis pada tahun 2021 lalu.
Mereka juga menuntut, realisasi Arief Wismansyah yang tidak akan memperpanjang izin operasional Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang.
Baca juga: Harga Cabai Meroket, Kepala Pasar Induk Jatiuwung Tangerang Minta Pemerintah Turun Tangan
Pasalnya, terdapat sejumlah alasan yang membuat pemindahan lokasi pasar induk yang semula berada di kawasan Tanah Tinggi, harus berpindah ke wilayah Jatiuwung.
Di antaranya yaitu, lokasi pasar yang terlampau dekat dengan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, sehingga kerap menyebabkan kemacetan.
"Selain itu, kondisi Pasar Induk Tanah Tinggi yang sudah tidak layak dan sering terjadi bentrokan dari aksi premanisme, harusnya semakin membuat pak Wali Kota Tangerang segera menutupnya," ujar Yudi.
Yudi juga mempertanyakan, alasan masih terdapat kegiatan di Pasar Induk Tanah Tinggi pada awal tahun 2022 ini.
Baca juga: Gerakkan Roda Ekonomi di Tengah PPKM, Pasar Induk Buah dan Sayur Jatiuwung Terapkan Prokes Ketat
Sebab, dengan situasi surat izin operasional telah habis dan tidak diperpanjang, cukup membuat Pasar Induk Tanah Tinggi untuk ditutup.
"Seenggaknya kenapa ada pembiaran para pedagang masih melakukan aktivitas jual beli disana, kalau memang sudah tidak ada perizinan, kan itu sudah salah," ungkapnya.
Melalui pantauan TribunTangerang, puluhan pedagang yang datang ke kantor DPRD Kota Tangerang, dengan serempak mengenakan kaos berwarna biru dengan bertuliskan 'Forum Pedagang Pasar Induk', sebagai bentuk penyampaian aspirasi kepada wakil rakyat.
Kedatangan para pedagang itu diterima oleh Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo dan beberapa anggota DPRD lainnya.
Satu persatu mereka menyampaikan keluh kesahnya, hingga meminta kejelasan terkait penjelasan akan penutupan Pasar Induk Tanah Tinggi.
Sebelumnya, beberapa video tersebar di Sosial Media WhatsAap yang menunjukan aksi dari ratusan pedagang di Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang, melemparkan barang dagangannya kejalanan, sebagai bentuk kekecewaan, lantaran masih sepinya pengunjung.
Pasalnya, Pasar Induk Jatiuwung yang diresmikan sekira enam bulan lalu itu, masih tergolong sepi pelanggan, dan menyebabkan pedagang merugi.
"Kami dulu jualan di sana, akan tetapi kami pindah ke Jatiuwung karena Pemkot Tangerang yang memberi himbauan pada 2018 lalu, ya kami pindah. Tapi kok sampai sekarang belum ditutup juga, itulah yang menjadi penyebab meruginya kita," tutup Yudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.