Anak Korban Penculikan Ngaku Diajak Keliling Jakarta oleh Pelaku, Malamnya Tidur di Masjid
Saat menangkap ARA, polisi berhasil menyelamatkan 10 anak korban penculikan pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi berhasil menangkap seorang buruh harian lepas berinsial ARA (27).
Dia adalah pelaku penculikan terhadap 10 anak di wilayah Bogor dan Jakarta.
ARA adalah mantan narapidana teroris yang khusus menculik anak laki-laki usia 10-14 tahun.
Dia ditangkap daerah Jakarta, Kamis (12/5/2022) kemarin.
ARA berusaha melawan ketika polisi hendak menangkapnya.
Petugas terpaksa memberikan timah panas atau tindakan tegas terukur terhadap pelaku warga asal Depok tersebut.
Baca juga: KRONOLOGI Penculikan 3 Anak di Jakarta: HP Korban Disita Pelaku hingga Dibawa ke Kawasan Fatmawati
Saat menangkap ARA, polisi berhasil menyelamatkan 10 anak korban penculikan pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas tersebut.
Sepuluh orang anak itu diselamatkan sedang berada di satu tempat di wilayah Senayan, Jakarta.
"Dari yang bersangkutan kami alhamdulillah menyelamatkan 10 orang anak yang saat kami melakukan pengembangan," kata Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin dalam jumpa pers di Mako Polres Bogor dikutip dari TribunnewsBogor.com, Kamis.
Polisi saat ini sedang melakukan pendalaman terkait motif yang mendasari pelaku menculik anak laki-laki.
Imam menjelaskan ARA sudah 3 kali menjalani hukuman pidana.
Yakni 2 kali menjalani hukuman pidana mengenai kasus terorisme dan yang bersangkutan juga pernah mengikuti pelatihan di Poso selama 7 bulan.
"Kami akan bekerja sama dengan Densus 88 untuk melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap permasalahan ini," katanya.
Dalam pengungkapan ini polisi berhasil menyita barang bukti berupa sejumlah ponsel, motor, pakaian, helm hingga tas hitam berisi tulisan 'Polda Metro Jaya.'
Kesaksian Korban Penculikan kepada Orang Tua
Sementara itu Rizal Nasution bersyukur lantaran putranya pulang dalam keadaan sehat dan selamat.
Putranya 1 dari 10 anak yang diculik ARA.
Dikatakan Rizal, putranya mengaku tak mendapat tindakan kekerasan dari pelaku.
Hanya saja, Rizal yakin bahwa sosok pembawa kabur anaknya itu berniat menculik.
"Memang diculik. Jadi anak saya ditinggal aja ditempat dan bukan melarikan diri. Tidak ada tindakan kekerasan dari si penculik," paparnya.
Lebih lanjut, anak Rizal menyebut pria yang menculiknya pribadi yang baik.
"Kata anak saya itu penculiknya baik," sambungnya.
Rizal mengaku sang anak diminta memanggil penculik tersebut dengan sebutan 'abi'.
"Penculik meminta anak saya memanggil dengan panggilan abi," kata Rizal.
Selama dibawa kabur, Rizal membeberkan, anaknya diajak keliling menggunakan sepeda motor.
"Kalau motif saya belum tahu, dan anak saya tidak cerita mau dijadikan apa," jelasnya.
"Namanya anak kecil, anak saya tidak tahu Jakarta, pokoknya dia diajak keliling,"
"Kalau malam tidur di masjid dan paginya berangkat lagi," sambungnya.
Meski begitu, Rizal bersyukur karena anaknya saat ini dalam kondisi sehat dan tidak kurang satu apapun.
"Kondisi anak saya sehat, tidak ada kurang satu pun, mudah-mudahan ke depan kondisinya semakin membaik," ungkapnya.
Diduga Punya Kelainan Seksual
ARA merupakan warga asal Depok, Jawa Barat.
Pelaku berprofesi sebagai buruh harian lepas.
Polisi menyebut ARA diduga memiliki kelainan seksual.
ARA diduga menculik anak-anak itu untuk menyalurkan nafsu bejatnya.
"Dari keterangan sementara, ada dugaan pelaku ini melakukan kekerasan seksual."
"Ia diduga melampiaskan nafsu bejatnya ke anak di bawah umur," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Kamis, dilansir Tribunnews.com.
Salah seorang korban, K, mengaku mendapat perlakuan tak senonoh saat diculik di Tanah Kusir, Selasa (10/5/2022).
"Karena berdasarkan keterangan anak ini yang disampaikan kepada kami,"
"Dia sempat dipaksa melakukan satu hal yang tidak baik dan itu harus cepat kami hilangkan, jangan sampai itu membekas sampai anak ini dewasa," terang Budhi.
Imam menyebut, pelaku mengaku sebagai polisi ketika menjalankan aksinya.
Selain itu, pelaku juga mengaku sebagai polisi Satgas Covid-19 yang mana bertugas menegur anak-anak yang melanggar protokol kesehatan hingga yang merokok.
"Lalu kemudian anak tersebut diminta untuk ikut serta dengan tersangka," kata AKBP Iman Imanuddin.
(TribunJakarta/TribunBogor)