Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Sukron penjual masker di depan Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat berbagi cerita pengalamannya saat berjualan masker.

Mulai dari pembeli yang cerewet lalu tak jadi membeli hingga pembeli yang menawar harga masker terlalu murah, semua ia bagaikan kepada Tribunnews.com, Senin (23/5/2033) sore.

Namun hal ini ia anggap sebagai bagian dari manis pahitnya pengalaman berjualan.

"Ya kadang saya pusing. Dia nanya ini harganya berapa, itu harganya berapa, eh habis itu pergi, enggak jadi beli," cerita Sukron.

Pun juga Sukron pernah mendapati seorang pembeli masker yang menawar harga yang menurutnya tidak masuk akal. 

Dari harga masker yang ia patok di angka Rp 25 ribu, si pembeli menawar hingga angka Rp 10 ribu.

"Saya kadang kalau ada yang nawar dua atau tiga ribu, ya saya kasih. Tapi kalau nawarnya sejauh itu, susah juga untungnya," cerita Sukron.

Sukron berjualan sepanjang hari di depan RS Pelni. Ia sudah berjualan masker lebih dari satu tahun, bahkan staf RS Pelni pun ada yang jadi langganan tetapnya.

Di masa penjualan masker yang sudah normal ini, ia mematok harga masker di angka 15 ribu hingga 25 ribu per kotaknya. Tergantung jenama.

Selain itu Sukron juga menerima pembeli yang hanya ingin membeli satu dua lembar masker saja dengan kisaran harga tiga ribu per masker atau lima ribu per dua masker.

Ragam masker banyak tersedia di lapaknya dari jenama Duckbill hingga KN95 dengan berbagai jenis warna.