Bergerak 5 Milimeter Per Tahun, Sesar Baribis Ancam Jakarta hingga Potensi Terjadi Gempa Megathrust
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) menyebut Sesar Baribis aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sesar Baribis yang membentang sepanjang 25 kilometet di selatan Jakarta dikabarkan aktif.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) menyebut Sesar Baribis aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun.
"Keaktifan sesar ini didukung hasil monitor alat sensor seismograf BMKG di mana terdapat aktivitas gempa yang terpantau di jalur sesar, meskipun dalam magnitudo kecil 2,3 - 3,1," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: Riwayat Sesar Baribis Aktif hingga Jakarta Terancam Gempa, BMKG: Ini Patut Diwaspadai
Lalu apakah sesar Baribis itu sebenarnya?
Pada tahun 2016, ahli geodasi Australia Achraff Koulali memublikasikan temuannya tentang Sesar Baribis aktif yang membentang sepanjang 25 kilometer di selatan Jakarta. Temuan ini dipublikasikan di jurnal internasional Elsevier.
Sesar ini disebut melintang dari Purwakarta, Cibatu-Bekasi, Tangerang, dan Rangkasbitung. Jika ditarik garis lurus dari Cibatu ke Tangerang, sesar Baribis diprediksi melewati beberapa kecamatan di Jakarta.
Sebelum studi dilakukan oleh Achraff, bukti sejarah mencatat adanya gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699 sekitar pukul 01.30 WIB.
Menurut catatan data gempa yang dibuat profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, gempa besar di tahun itu merusak 40 bangunan, termasuk bangunan Hindia belanda yang kokoh, seperti Istana Daendels.
Baca juga: BMKG Deteksi Adanya Sesar Baribis Aktif, Jakarta Berpotensi Gempa
BMKG mengapresiasi hasil kajian tentang aktifnya Sesar Baribis di selatan Jakarta, yang terbit di jurnal bergengsi Scientific Reports (Nature) pada tahun 2022 karena telah melengkapi peta sumber dan bahaya gempa bumi di Indonesia.
Menurut Daryono, jalur sesar Baribis dan sekitarnya meliputi kota besar seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 km.
"Tentu saja, dengan keberadaan jalur sesar aktif ini maka berpotensi terjadi gempa. Jika mencermati data gempa hasil monitoring BMKG tampak segmen selatan Jakarta ini memang belum menunjukkan aktivitas gempa, tetapi hasil kajian menunjukkan adanya tingkat kompresi yang tinggi, yang diduga terkait dengan area yang terkunci. Ini yang patut diwaspadai," kata dia.
Terkait hal tersebut Daryono pun meminta adanya edukasi dan pelatihan evakuasi saat gempa bumi besar benar-benar terjadi. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi potensi gempa megathrust yang terjadi dan berdampak kepada kota Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Apa Itu Sesar Baribis? BMKG: Patut Diwaspadai, Jakarta Berpotensi Gempa
Sementara itu Peneliti Geofisika ITB, Endra Gunawan mengatakan masyarakat perlu diedukasi sehingga bisa memitigasi ancaman gempa tersebut. ”Ini memang agak sensitif karena berkaitan dengan daerah yang padat penduduk. Tetapi, harus disampaikan apa adanya bahwa dari sisi sains, zona tektonik di selatan Jakarta memang aktif,” kata dia.
Endra yang terlibat dalam serangkaian studi kegempaan di Jawa, khususnya sekitar Jakarta ini, menjelaskan, kerentanan bencana di Jakarta dan sekitarnya ini perlu dikomunikasikan ke masyarakat. Sehingga dengan mengetahui potensi ancaman bencana tersebut bisa harus mulai dipersiapkan mitigasinya. ”Selain tata ruang dan tata bangunan, juga edukasi dan pelatihan menghadapi gempa perlu disiapkan secara rutin,” kata dia.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku akan langsung melakukan pengecekan terkait aktifnya sesar Baribis yang bisa mengancam kota Jakarta. "Nanti akan saya cek kembali," kata Anies.(Tribun Network/kps/wly)