Pemprov DKI Perluas Penerapan Digitalisasi Transaksi ke Pasar-pasar Ibu Kota
Bank DKI terus memperluas penerapan digitalisasi transaksi di ibu kota. Perluasan transaksi nontunai turut mencakup pasar dan UMKM.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta bidang perbankan, Bank DKI terus memperluas penerapan digitalisasi transaksi di ibu kota. Perluasan transaksi nontunai turut mencakup pasar dan UMKM.
Direktur Ritel dan Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi mengatakan program digitalisasi transaksi ini bekerja sama dengan OJK, Perumda Pasar Jaya, dan Bank Indonesia.
Setelah Pasar Santa, Pasar Kedoya, Koja, Perumnas Klender, dan Pasar Kebayoran Lama, digitalisasi transaksi turut merambah ke Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
“Kontribusi sektor UMKM begitu besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Oleh karena itu Bank DKI menaruh perhatian dalam menyediakan kemudahan transaksi harian tidak hanya bagi para pedagang sebagai pelaku UMKM, namun juga pengunjung di Pasar Rumput,” kata Babay Parid dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).
Baca juga: Wakil Menteri BUMN II: Manfaatkan Tren Digitalisasi untuk Terus Berkembang
Adapun digitalisasi transaksi di Pasar Rumput mencakup penyediaan ekosistem pembayaran via aplikasi JakOne Abank, QRIS, hingga fasilitas lainnya untuk mendorong penerapan nontunai.
Adapun pada Pasar Rumput Jakarta Selatan terdapat 1.510 kios, dengan jumlah pedagang aktif sebanyak 900 orang yang dinilai berpotensi untuk digitalisasi pasar.
Per September 2022, Bank DKI mencatat sudah 21 ribu merchant yang telah bergabung dengan layanan QRIS JakOne Mobile Bank DKI, dengan jumlah transaksi sebanyak 1,43 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp178 miliar.
Digitalisasi Pasar Rumput diharapkan kian menghadirkan manfaat perluasan inklusi keuangan di Jakarta melalui penerapan transaksi nontunai.
“Bank DKI saat ini juga melakukan pengembangan aplikasi Digital Lending sebagai solusi dalam menghadirkan akses permodalan bagi para pelaku usaha yang tentunya baik bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya di DKI Jakarta,” tutup Babay Parid. (*)