Rayakan Hari Wayang Nasional, Sena Wangi Gelar Program Living ICH Forum
Peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) di Gedung Pewayangan Kautamaan TMII, Jakarta yang berlangsung pada 10-11 November 2022.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membuka peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) di Gedung Pewayangan Kautamaan TMII, Jakarta yang berlangsung pada 10-11 November 2022.
Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI, Irini Dewi Wanti mengatakan keberadaan wayang sebagai warisan budaya Adi luhung sangat luar biasa, dan sangat patut dibanggakan.
“Berbagai filosofi dari wayang itu sendiri masih tetap aktual dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Mau dari sudut pandang apapun, bukan hanya budaya tapi juga politik jadi sangat luar biasa,” ujarnya, Jumat (11/11/2022).
Diketahui, HWN tahun ini dijadikan momentum penyelenggaraan Living Intangible Cultural Heritage Forum for Wayang Puppet Theater (ICH Forum for WPT) in Indonesia ke 2 tahun 2022.
“Kita juga berharap melalui acara ini, menjaga komitmen bersama untuk keberlanjutan dari warisan budaya tak benda ini,” ujarnya.
Baca juga: Sejarah Wayang di Indonesia dan Jenis-Jenisnya dalam Data Warisan Budaya Tak Benda
“Dan bagaimana kita terus menerus mewariskan kepada generasi muda. Serta tetap menjaga eksistensi wayang dari sisi tampilan dan yang paling penting filosofi wayang itu sendiri bisa menjadi pandangan hidup dan orientasi yang bisa di tanamkan pada generasi muda,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, berharap perayaan Hari Wayang tahun depan tidak sekedar seremonial, tapi ada aksi nyata untuk pengenalan serta pengembangan ke generasi milenial.
“Kami berharap tahun depan dalam merayakan hari wayang tidak sekedar seremonial tapi ada pagelaran wayang di gelanggang remaja, kami upayakan tempatnya,” ujarnya.
Hal ini kata dia, sesuai mandat rapat ICH NGO’s Forum UNESCO pada 11 Desember 2019, saat Sidang Ke-14 Komite Antar Pemerintah tentang Implementasi Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, di Bogota, Kolombia, pada tanggal 9 – 14 Desember 2019.
Sementara itu, Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo menambahkan, wayang bernapaskan keluasaan pandangan yang mengedepankan dialog dalam perbedaan.
Serta bernapaskan toleransi terhadap pluralitas untuk menerima komunitas lain.
“Wayang itu bukan Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris. Karena ada Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Sasak, Wayang Banjar, Wayang Si Gale-Gale, Wayang Potehi, Wayang Orang, Wayang Revolusi dan lain-lain termasuk wayang kontemporer. Jadi Wayang lebih menyatukan rakyat dan bangsa Indonesia,” tuturnya.