Pelajar SMA di Bogor Babak Belur hingga Hidungnya Patah Dikeroyok 8 Seniornya di Gudang Asrama
Aksi kekerasan di kalangan pelajar kembali terjadi di Bogor, siswa kelas 1 SMA bonyok hingga hidungnya patah usai dikeroyok 8 seniornya di gudang.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Aksi kekerasan di kalangan pelajar kembali terjadi di Kota Hujan, Bogor.
Teranyar kasus kekerasan sesama pelajar terjadi di kawasan Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Seorang siswa kelas 1 SMA berinisial MA bonyok.
Korban babak belur setelah dikeroyok seniornya di sebuah sekolah boarding school atau sekolah berasrama.
Sehingga dalam kurun waktu satu bulan, dunia pendidikan di Bogor diselimuti kekerasan terhadap sesama pelajar atau siswa.
Melihat kondisi tubuh MA yang babak belur, orangtua korban tak terima.
Orangtua MA langsung membawa perkara kekerasan di dunia pendidikan ke ranah hukum.
Orang tua korban, Rachmad, menceritakan bahwa putranya diduga dikeroyok oleh delapan orang seniornya.
"Kejadiannya hari Sabtu tanggal 18 Februari 2023 sekitar pukul 23.00 - 24.00 WIB," kata Rachmad dalam keterangannya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Kamis (30/3/2023).
Dikeroyok di Gudang
Sementara itu, Rachmad membeberkan jika anaknya itu dibikin bonyok di ruang gudang asrama.
Yang lebih membuat murka Rachmad adalah ketika anaknya disuruh mengaku atas dugaan pencurian.
Hanya saja, kata Rachmad, anaknya membantah itu semua hingga terjadilah peristiwa pengeroyokan.
Pemukulan terhadap MA diduga dilakukan delapan orang secara bergiliran terhadap korban pada bagian dada, lengan dan wajah sampai hidung korban berdarah dan matanya lebam.
"Kondisi terakhir korban ditemukan bagian tulang hidung patah pada saat dilakukan rontgen," kata Rachmad.
Baca juga: Pelajar SMK Disabet Pedang di Bogor, Meninggal di Tempat hingga Polisi Kantongi Identitas Pelaku
Atas kejadian ini, orang tua korban melaporkannya ke Polsek Babakan Madang.
Mediasi telah dilakukan beberapa kali antara orang tua dan pihak sekolah di KPAD Kabupaten Bogor.
Namun sampai mediasi tanggal 23 Maret 2023, belum juga mencapai kesepakatan serta masih akan dilakukan mediasi selanjutnya.
"Semoga ada keadilan buat anak saya," ungkap Rachmad.
Terpisah, Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana membenarkan laporan kasus pengeroyokan pelajar tersebut.
"Baru buat LP dan proses penyelidikan pastinya sedang berjalan," singkat Iptu Desi Triana saat dikonfirmasi.
Kekerasan di dunia pendidikan disorot
Sebelumnya, kekerasan di dunia pendidikan membuat geram banyak pihak, tak terkecuali Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto.
Rudy Susmanto merasa sangat prihatin dengan insiden tindak kekerasan di dunia pendidikan.
Rudy Susmanto meminta pihak penyelenggara dunia pendidikan melakukan evaluasi secara sungguh-sungguh agar peristiwa serupa tidak lagi terjadi.
“Anak-anak ini punya masa depan, maka kita harus memastikan pendidikan, keamanan dan keselamatannya berjalan dengan baik. Jangan ada dendam, dan jangan sampai ada lagi korban,” katanya.
Lebih lanjut, Rudy sangat berharap perilaku kekerasan yang kerap terjadi di kalangan siswa dan dunia pendidikan tidak lagi terulang.
“Kekerasan, tidak akan pernah menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah. Anak-anak ini punya masa depan, dan pendidikan menjadi salah satu ikhtiar kita bersama untuk menjadikan masa depan mereka menjadi lebih baik,” tegasnya.
Rudy meminta aparat penegak hukum, pihak penyelenggara pendidikan, orang tua dan masyarakat luas, untuk bersama-sama berupaya meminimalisir dan mencegah terjadinya tindak kekerasan atau tawuran pelajar.
“Bicara kondisi hari ini, kita jangan lagi bicara ini kewenangan provinsi, jangan bicara ini kewenangan Kabupaten, ini tanggung jawab kita bersama,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Kekerasan Sesama Pelajar Kembali Terjadi di Sentul Bogor, Senior Gebukin Junior Sampai Hidung Patah,