Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BKKBN dan KADIN Indonesia Gelar Edukasi Cegah Stunting dengan Telur dan Ikan Lele di DKI Jakarta 

Kerja sama antar lembaga juga masyarakat mutlak dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in BKKBN dan KADIN Indonesia Gelar Edukasi Cegah Stunting dengan Telur dan Ikan Lele di DKI Jakarta 
Dok Kadin
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta mitra kerja di Komisi IX DPR RI menggelar sosialisasi mencegah stunting di provinsi DKI Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta mitra kerja di Komisi IX DPR RI menggelar sosialisasi mencegah stunting di provinsi DKI Jakarta.

Ketua Komite Tetap Pencegahan dan Pengendalian Penyakit KADIN Indonesia Hilda Kusumadewi mengatakan, masalah stunting merupakan masalah besar yang harus ditangani bersama. 

Kerja sama antar lembaga juga masyarakat mutlak dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. 

Baca juga: Potensi Stunting 15 Persen Lebih Tinggi Dialami Anak dengan Keluarga yang Merokok

"Pada 2024 persentase angka stunting di Indonesia harus menjadi 14 persen. Target tersebut dapat dicapai jika semua pihak bekerjasama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia," ujar Hilda, dalam Sosialisasi di Jakarta Barat, Selasa (30/5). 

Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan 2,8 persen selama dua tahun dari 24,4 persen pada 2020 menjadi 21,6 persen pada 2022. 

Diperlukan kekuatan bersama untuk mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. 

Berita Rekomendasi

"Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya," ucapnya. 

Menurut Hilda, stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebuah negara. Bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak. 

Stunting dapat dicegah sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu fase kehidupan yang dimulai saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia dua tahun (730 hari). 

"Pada 1.000 HPK inilah organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, hati, tulang, tangan, kaki, serta organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang," ungkapnya. 

Ia menjelaskan, 1.000 HPK merupakan periode emas bagi anak yang tidak dapat terulang. Stunting tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah. 

"Usahakan memberikan gizi lengkap untuk anak cucu kita. Jangan sampai tertinggal untuk memberikan “Protein Hewani” sebagai salah satu instrumen gizi yang dibutuhkan anak sejak dalam kandungan ibunya," tuturnya. 

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, Hilda melanjutkan, bisa dari telur, ikan/daging dan susu atau
produk olahannya (keju, yogurt) maupun ikan lele yang harganya terjangkau.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas