Kisah Diah Aristy Putri, Wanita yang Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Sendirian, Tanpa Listrik
Begini kisah pilu yang dialami Diah Aristy Putri yang harus hidup sebatang kara di sebuah rumah reyot tanpa listrik di Jakarta Utara.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu dialami oleh seorang wanita paruh baya bernama Diah Aristy Kusuma Putri.
Kini, dirinya hidup sebatang kara di sebuah rumah reyot di Jalan Mayang Sari III, RT 014 RW 015 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.
Berdasarkan pantauan Tribun Jakarta, rumah yang ditempati Diah tampak tak terurus.
Bahkan, rumah reyot tersebut tampak hampir rubuh dengan puing-puing yang berserakan dari halaman sampai ke belakang rumah.
Tak sampai di situ, atap rumah Diah pun hanya tersisa separuh di bagian depannya.
Kondisi Diah sendiri pun juga tampak miris dengan pakaian compang-camping dan rambut kusam.
Baca juga: Viral Dua Pria Diduga Lakukan Pemalakan Terhadap Pedagang di Karang Tengah Kota Tangerang
Keadaan di dalam rumah Diah pun juga tidak kalah mirisnya.
Bau menyengat pun langsung menyeruak ketika awak media masuk ke dalam rumah Diah.
Kamar mandi rumah Diah juga memprihatinkan lantaran hanya terdiri dari sebuah bak mandi dan berisi air keruh serta kloset yang tertutupi batu besar.
Selain itu, rumah Diah juga tidak dialiri listrik dan hanya ada bekas pembakaran lilin di ruang tamu.
Kendati tinggal di rumah yang tak layak huni, Diah mengaku betah.
Di sisi lain, selama hidup sebatang kara, kehidupannya diperhatikan tetangga dan salah satu gereja dekat rumahnya yaitu dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok.
Diduga Depresi seusai Ibunya Meninggal Dunia, Jadi Suka Melantur dan Membual
Betahnya Diah tinggal di rumah tersebut bukan tanpa alasan.
Masih dari Tribun Jakarta, Diah diduga depresi setelah ibunya meninggal dunia.
Hal ini diutarakan oleh tetangga dekat Diah, Ramlah Harahap (74).
Ramlah mengatakan, sebenarnya Diah dan keluarganya sempat menempati rumah tersebut sejak tahun 1984.
Diah disebut menempati rumah tersebut bersama dengan ayah, ibu dan seorang pembantu.
Namun, sejak ibunya wafat pada tahun 2015, kejiwaan Diah berubah drastis.
Hal itu tampak ketika Diah sudah mulai tidak mempedulikan kondisi rumahnya sehingga lama-kelamaan hancur hingga hampir rubuh.
"Belum lama berapa tahun yang lalu, tahun berapa ya udah hancur, tahun 2015 ibunya meninggal belum (hancur), mungkin mulai (hancur) 2019 kali ya," kata Ramlah pada Minggu (23/7/2023).
Baca juga: Viral Video Ibu Iriana Duduk di Pinggir Jalan Menunggu Presiden Jokowi Salat Jumat di Bengkulu
Ramlah menyebut Putri kerap melantur selepas ibunya meninggal sehingga hal ini semakin meyakinkan tetangga bahwa yang bersangkutan mengalami depresi.
"Pertama masih bagaimana gitu, paling kalau datang, saya tanya, kamu ngapain, dia jawab lagi ngobrol sama bapak, padahal bapaknya sudah nggak ada," ucap Ramlah.
"Itu saya curiga kan, dia bilang bapak di pojok," sambungnya.
Contoh ucapan melantur Diah seperti dirinya pernah ke luar negeri dan bekerja sebagai model pakaian dalam hingga bermain judi di Las Vegas.
Menurutnya, Diah tidak pernah keluar negeri lantaran selama hidupnya ia merupakan pengangguran.
"Tidak pernah (ke luar negeri), dari waktu masih ada ibunya juga. Dia dulu ada yang mauin, dia bilang pacarnya orang luar negeri tapi nggak pernah saya lihat," kata Ramlah.
"Dia tidak pernah kerja, dia nganggur. Belum pernah berkeluarga juga," sambung Ramlah.
Rumah Pernah Dijadikan Tempat Berhubungan Badan Muda-Mudi
Ramlah juga mengatakan bahwa rumah Diah tersebut pernah dibuat sebagai tempat berhubungan badan oleh pasangan yang tidak sah.
Ia mengaku pernah memergoki sedikitnya empat anak muda yang terdiri dari laki-laki dan perempuan masuk ke rumah Diah.
"Saya pernah lihat ada empat anak muda di dalam situ mereka lagi tiduran. Langsung saya usir saya bilang jangan datang lagi ke sini," kata Ramlah.
Baca juga: Viral Guru yang Dibentak Siswa SD Malah Minta Maaf, Bupati Lima Puluh Kota Geram: Seperti Ditekan
Dia mengungkapkan para muda-mudi itu hanya membayar puluhan ribu rupiah atau memberikan rokok kepada Diah agar dapat menggunakan rumahnya untuk berhubungan badan.
"Karena dia (Putri) seperti itu ya kondisinya, jadi diberi uang Rp 20 ribu atau dikasih rokok aja, anak-anak muda itu bebas masuk," ucap Ramlah.
Alhasil, Ramlah mengatakan warga pun langsung melaporkan ke polisi terkait hal tersebut.
Lalu, pihak kepolisian pun membawa keluar para muda-mudi itu dari rumah Diah dan dibawa untuk pembinaan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)