Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa Shane Lukas kembali jalani sidang lanjutan kasus penganiayaan Crystalino David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (3/8/2023).

Dalam sidang hari ini, kubu Shane Lukas menghadirkan saksi meringankan yakni Melianti Agustina yang merupakan kekasih dari Shane.

Baca juga: Alasan Mario Dandy Ajak Shane untuk Aniaya David Ozora: Gabut Waktu Itu Karena AG Lagi Facial

Dalam persidangan itu terungkap bahwa Shane Lukas sempat mengirimkan pesan singkat kepada Melianti yang berisikan akan menemani Mario berkelahi atau fighting.

Akan tetapi pada saat di persidangan, Melianti mengklaim tak mengingat pesan singkat yang disampaikan oleh Shane itu.

Melianti baru ingat hal itu ketika Jaksa Penuntut Umum (JPU) menunjukan bukti chat kepada Melianti di muka persidangan.

"Kalau saya buktikan chatnya dilihat ya tanggal 20 Februari pukul 17.39 Shane WA (WhatsaApp) kamu mau nemenin Dandy fighting, otw, dia ngirim share loc kemudian dia kirim foto selfie dia sama Mario. Inget gak?," kata jaksa.

Baca juga: Ayah Shane Lukas Sebut Harus Berperan Sebagai Ibu Sekaligus Bapak Saat Beri Dukungan untuk Anaknya

"Iya baru inget sekarang," kata Melianti.

Lebih lanjut, saat itu Melianti juga mengaku tidak tahu apa yang dimaksud 'Fighting' seperti yang disampaikan Shane kepada dirinya.

Adapun alasan Melianti tak tahu lantaran saat itu dirinya sedang marah dengan Shane gegara pacarnya itu tak menuruti apa kemauanya.

"Ada itu yang mau nemenin Dandy fighting? Kamu tau gak maksud fighting ngapain?," tanya jaksa.

"Engga," jawab Melianti.

"Enggak nanya?" ucap jaksa.

"Engga, karena saya sudah terlanjur marah, saya gak fokus dia bilang apa," ujar Melianti.

Melianti juga mengaku tak mengetahui selain dengan Mario, dengan siapa Shane itu berpergian.

"Si Shane bilang enggak, selain dengan Mario dia juga pergi sama orang lain," tanya jaksa.

"Seinget saya engga, saya gak inget," ujar Melianti.

"Oh gak inget, banyak gak ingetnya ya," ucap jaksa.

Baca juga: Pekan Depan, Mario Dandy dan Shane Lukas Dapat Kesempatan Terakhir Ajukan Saksi Meringankan

Sebagai informasi, dalam perkara penganiayaan ini Mario Dandy telah dijerat dakwaan kesatu:
Pasal 355 Ayat 1 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP Subsider Pasal 353 ayat 2 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Atau dakwaan kedua:
Pasal 76 c jucto pasal 50 ayat 2 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak junto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP.

Sementara Shane Lukas dijerat dakwaan kesatu:
Pasal 355 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Subsidair Pasal 353 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Atau dakwaan kedua:
Pasal 355 ayat (1) KUHP jo Pasal 56 ke-2 KUHP Subsidair Pasal 353 ayat (2) KUHP jo Pasal 56 ke-2 KUHP.

Atau dakwaan ketiga:
Pasal 76 C jo Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Berdasarkan dakwaan kesatu primair, yaitu Pasal 355 Ayat 1 KUHP, keduanya praktis terancam pidana penjara selama 12 tahun.

"Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun," sebagaimana termaktub dalam 355 Ayat 1 KUHP.