Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria yang Dianiaya 5 Sekuriti Ancol hingga Tewas Rupanya Pimpinan Parpol, Pelaku Tak Minta Maaf

Korban penganiayaan lima sekuriti di Ancol Taman Indah, Jakarta Utara, Sabtu (29/7/2023) ternyata pimpinan partai politik di Pademangan, Jakarta Utara

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Pria yang Dianiaya 5 Sekuriti Ancol hingga Tewas Rupanya Pimpinan Parpol, Pelaku Tak Minta Maaf
TribunJakarta
Kolase Foto para pelaku penganiayaan di Ancol Taman Indah, Pademangan, Jakarta Utara dan korbannya Hasanuddin (42). Hasanuddin rupanya menjabat sebagai pimpinan parpol di Pademangan. 

TRIBUNNEWS.COM – Korban penganiayaan oleh lima sekuriti di Ancol Taman Indah, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (29/7/2023), Hasanuddin (42) merupakan merupakan pimpinan partai politik di wilayah Pademangan, Jakarta Utara.

Diinformasikan sebelumnya, Hasanuddin dicurigai mencuri di area Taman lumba-luma sehingga dianiaya secara sadis oleh lima sekuriti berinisial P (35), H (33), K (43), S (31), dan A yang saat ini masih buron.

Istri Hasanuddin, Upi Siti Mardiani (37) mengatakan suaminya itu tercatat sebagai Ketua DPC Partai Perindo Pademangan, Jakarta Utara.

Upi mengatakan, sehari-hari suaminya bekerja sebagai buruh harian lepas dan mengurus partai tersebut menjelang Pemilu 2024 mendatang.

Meski menjadi buruh harian lepas, namun suaminya itu tergolong sosok yang giat bekerja.

"Ngerjain apa aja mau dia, karena di organisasi Partai Perindo berhubung belum ada kerjaan sehari-harinya ngurusin di partai aja," kata Upi, Kamis (3/8/2023), dikutip dari TribunJakarta.

Baca juga: Pelaku yang Ketapel Guru SMA di Bengkulu hingga Buta Kabur, Tak Pulang ke Rumah usai Kejadian

Upi menyebut, suaminya itu dikenal ramah lantaran kerap menyapa orang yang ditemuinya.

Berita Rekomendasi

Dikatakan Upi, ia dan pihak keluarga hingga kini belum melerakan kepergian Hasanuddin yang meninggal dengan keadaan tidak wajar.

Upi juga mengaku bingung dengan nasib tiga anaknya yang kini kehilangan sosok ayah.

Upi Sesalkan Pelaku yang Tidak Minta Maaf

Terkait kasus yang menimpa suaminya itu, Upi menyayangkan sikap empat dari lima tersangka yang tidak meminta maaf atas hilangnya nyawa dari Hasanuddin.

Padahal, lima sekuriti itu telah menganiaya Hasanuddin secara tidak wajar.

Selain itu, lima sekutiri tersebut juga tidak bisa menunjukkan barang bukti bahwa Hasanuddin melakukan pencurian.

"Saya ngomong ke dia 'kok bisa sampai segitunya Pak pukuli suami saya, itu pun suami saya belum jelas salah'," ungkapnya.

"Dia cuma diam doang nggak ada sepatah kata pun maaf dari dia," sambungnya.

Bahkan, Upi mengaku sempat mempertanyakan kepada pelaku terkait tidak adanya permintaan maaf kepada keluarga korban.

Namun, empat sekuriti yang sudah diamankan itu tetap terdiam dan tidak mengucapkan kata maaf.

Upi mengaku kesal dengan para tersangka yang telah menganiaya suaminya secara tidak wajar menggunakan bambu, kawat, kabel lelehan plastik hingga air cabai.

"Dia nggak minta maaf sama sekali sampai saya bilang 'saya sudah ngomong panjang lebar seperti ini nggak ada minta maaf sama sekali?'" ungkapnya.

Pelaku Dapat Tekanan Dari Atasan

Terkait alasan adanya penganiayaan terhadap Hasanuddin, empat pelaku yang telah diamankan mengaku mendapat tekanan dari pimpinan atau kepala sekuriti.

Salah satu tersangka berinisial S mengatakan sebelum Hasanuddin diamankan, ternyata ada beberapa kasus pencurian di Ancol.

Hal tersebut membuat para sekuriti kerap ditekan atasan untuk meningkatkan keamanan di sekitar Ancol.

“Karena tekanan dari pimpinan, karena (sebelumnya) ada yang kemalingan motor,” ucap tersangka berinisial S di Mapolsek Pademangan, Kamis (3/8/2023), dikutip dari TribunJakarta.

Meski begitu, Kanit Reskrim Polsek Pademangan, AKP I Gede Gustiyana memastikan kepala sekuriti tidak terlibat dalam aksi penganiayaan ini.

Sebab, kepala sekuriti justru meminta para pelaku tidak menganiaya korban yang saat itu sudah diinterogasi di pos satman kawsan Taman Lumba-lumba.

Namun, peringatan dari atasannya itu tidak dihiraukan oleh para pelaku.

"Mereka melakukan kekerasan atas inisiatif sendiri, kepala sekuriti sudah menegaskan jangan diapa-apain si korban ini," kata AKP I Gede Gustiyana.

“Di pos sekuriti itu chief security mendudukan korban di kursi, lalu datang lah tersangka P ini, dia bilang sudah saya saja yang interogasi,” sambungnya.

Saat kepala sekuriti meninggalkan pos, pelaku lantas meminta Hasanuddin mengaku telah melakukan pencurian meski tidak adanya barang bukti.

Dari situ lah para pelaku secara bergilir menganiaya korban hingga lemas dan tidak berdaya.

Kepala sekuriti lantas kaget saat salah satu anak buahnya melaporkan keadaan Hasanuddin.

"Chief security ini bilang kenapa sampai dianiaya, lalu perintahkan para tersangka untuk bawa korban ke rumah sakit," sambung Gustiyana.

Namun, meski telah diminta membawa korban ke rumah sakit, namun lagi-lagi para tersangka tidak menghiraukan perintah atasannya itu.

Setelah korban dinyatakan meninggal dunia, para tersangka kemudian kembali menghubungi atasannya dan berkata jujur mengenai keadaan Hasanuddin.

Kepala sekuriti itu pun lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pademangan.

(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas