Jokowi: Kualitas Udara di Jabodetabek Satu Pekan Terakhir Buruk
Dua hari lalu kata Presiden kualitas udara di DKI masuk ke dalam kategori tidak sehat. PM 2,5 yang ada di Jakarta mencapai 154.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama anggota kabinet terbatas membahas polusi udara yang ada di DKI Jakarta dan sekitarnya, Senin, (14/8/2023).
Dalam rapat tersebut Presiden mengatakan dalam satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk.
"Pagi ini kita rapat terkait kualitas udara di Jabodetabek yang selama 1 pekan terakhir kulitas udara di Jabodetabek sangat sangat buruk," kata Jokowi.
Dua hari lalu kata Presiden kualitas udara di DKI masuk ke dalam kategori tidak sehat. PM 2,5 yang ada di Jakarta mencapai 154.
Angka tersebut sangat tinggi dibandingkan kota lainnya di dunia. Semakin tinggi angka PM 2,5 maka semakin buruk kualitas udara di wilayah tersebut.
"Tanggal 12 Agustus 2023 yang kemarin kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," katanya.
Jokowi mengatakan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya buruk. Diantaranya yakni kemarau panjang yang mPeningkatan meningkatnya konsentrasi polutan.
Baca juga: Jokowi Sebut Kualitas Udara di Jabodetabek Semakin Memburuk dalam Sepekan Terakhir
"Kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," katanya.