Tokoh PDIP Jakarta Gembong Warsono Meninggal Mendadak, Habis Dikerok Langsung Kejang-kejang
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meninggal dunia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meninggal dunia.
Berpulangnya tokoh partai banteng moncong putih ini sempat mengagetkan, karena Gembong sebelumnya terlihat sehat-sehat saja.
Gembong sempat kerokan sebelum meninggal dunia.
Baca juga: Anies Baswedan Hadiri Pemakaman Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono di TPU Tanah Kusir
Gembong Warsono lalu kejang-kejang dan terjatuh di dekapan sang istri.
Teriakan minta tolong dari sang istri pun tidak ada yang mendengar.
Peristiwa sebelum meninggal dunia itu diceritakan anak Gembong Warsono, Yanuar Prabowo (31).
Yanuar menceritakan ibunya sempat tidak percaya sang ayah telah meninggal dunia.
Ibu, kata Yanuar, mengira Gembong Warsono pingsan.
"Badan bapak udah dingin juga. Untuk memastikan, bapak dibawa ke RSPP. Sampai di UGD, dicek sudah enggak ada respons," kata Yanuar dikutip dari Wartakota pada Sabtu (14/10/20230.
Yanuar mengungkapkan ayahnya tiba di rumah setelah menghadiri Rapat DPRD DKI Jakarta, di Grand Cempaka Resort and Convention, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023) sekira pukul 19.00 WIB.
Rapat yang dihadiri Gembong Warsono tersebut tmembahas entang Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD DKI Jakarta 2024.
Saat berada di rumah, Yanuar Prabowo mengaku Gembong Warsono masih dalam kondisi sehat.
"Sehat-sehat aja, kemarin bapak ada acara di Puncak, terus sampai rumah jam 7 (malam), masih segar. Terus ganti baju, masih makan dulu," kata Yanuar.
"Masih teleponan juga sama temannya," tambahnya.
Gembong Warsono bahkan sempat potong rambut selepas menelepon rekannya.
"Selesai potong rambut jam 8, jam 9. Setelah itu, ngobrol-ngobrol di depan sama warga sampai jam 11an, terus balik ke rumah," kata Yanuar.
Saat pulang ke rumah, Yanuar menuturkan ibunya sempat mendengar Gembong Warsono berkali-kali sendawa.
"Pas di rumah, bapak kaya sendawa terus ibu bilang. Saya waktu itu lagi di luar, ibu lagi ada di rumah, kebangun, nanya ke bapak "kenapa?"," tuturnya.
Gembong Warsono, ucap Yanuar, sempat mengeluh sakit dada.
"Kebiasaan bapak, kalau badan enggak enak dikit, pasti kerokan. Minta dikerok sama ibu. Pas dikerok, tahu-tahu bapak kejang," kata dia.
"Jatuh, tapi ketangkap sama ibu, bapak di depan, ibu di belakang pas kerok. Ibu teriak enggak ada yang dengar, soalnya udah pagi, ibu suaranya juga enggak kencang," lanjutnya.
Yanuar kemudian menerima telepon dari ibunda terkait kondisi ayahnya.
Ia lekas pulang ke rumah dan sempat membantu nafas buatan untuk ayahnya.
"Pas saya datang, bapak masih nafas, tapi srek. Yang bisa saya lakukan coba bantu nafas buatan sama RJP," tutur dia.
"Nafasnya agak panjang, cuman dua, tiga kali. Saya coba, tapi udah enggak ada akhirnya (meninggal)," sambung Yanuar.
Yanuar menuturkan, sosok ayahnya merupakan pekerja keras.
"Kadang sampai over time, jam kerja juga panjang di DPRD dari pagi kadang sampai sore, terus sore lanjut ke DPD, di rumah juga jarang ketemu," ucapnya.
Ia juga mengatakan saat ayahnya libur kerja, selalu memanfaatkan dengan kumpul keluarga dan olahraga.
"Paling hari libur baru agak pama di rumah, kumpul keluarga sambil olahraga, olahraganya bapak itu cari keringat, bersih-bersih sambil bersihkan kandang burung," kata dia.
Diketahui, Gembong Warsono dan istri memiliki empat anak, terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Gembong Warsono Kerokan Lalu Kejang, Istri Teriak Tak Ada yang Dengar: Badan Bapak Sudah Dingin