Eko Fadly Cerita Jatuh Bangun Dirikan Calma, Dari Klub Lokal hingga Asa ke Pasar Global
Rasa cintanya kepada sepakbola sejak kecil menuntun Eko Fadly (30) masuk dan menyelami bisnis jersey.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa cintanya kepada sepakbola sejak kecil menuntun Eko Fadly (30) masuk dan menyelami bisnis jersey.
Meskipun cita-citanya menjadi pemain sepakbola telah pupus, setidaknya Eko masih “merumput” lewat bisnis jersey.
Dari meraba-meraba, kini Eko bisa meraup cuan dan bahkan memberdayakan warga lokal lewat bisnis jerseynya.
“Sayang takdir mengatakan lain,” ujar Eko.
Bagi Eko, jersey adalah salah satu hal penting dalam industri olahraga.
Dari sanalah, pria berdarah Minang itu mulai mempelajari bisnis itu sejak tahun 2013.
Beruntung, ia punya kesempatan untuk memperdalam dunia jersey dengan seorang sahabatnya yang juga pemilik salah satu brand apparel lokal untuk bekerjasama.
“Akhirnya Tuhan memberi saya jalan untuk bisa membangun tempat produksi dan brand sendiri pada tahun 2023," kata sarjana lulusan Teknik Informatika di Universitas Bhayangkara tersebut, dalam keterangannya, Senin (25/3/2024).
Sikap Eko teguh untuk mendirikan dan mengembangkan bisnis jersey dengan nama brand Calma.
Dia mengaku berani keluar dari pekerjaannya dan ingin lebih mendalami bisnis jersey.
“Pimpinan saya ketika itu mendukung keputusan untuk resign dan memulai bisnis. Ia pun memberikan saran agar belajar managemen bisnis dan pola produksi, saya memulai bisnis dari nol," kata Eko.
Jatuh bangun berpeluh keringat dirasakan Eko.
Awal usahanya, tim produksi Calma hanya ada empat orang.
Eko harus turun tangan ke ranah produksi hampir 15 jam setiap harinya.
"Hingga saat ini produksi sudah berjalan, dan saya sudah memiliki kurang lebih 30 tim produksi hari ini,” ujar Eko.
Tenang, Berkembang, dan Akhirnya Dipakai PSKC Cimahi dan Serpong FC
Tak ada riset khusus soal nama Calma. Nama Calma “lahir” saat Eko menonton video di kanal Youtube.
Calma muncul secara spontanitas dan ditambah perlunya nama brand lantaran tawaran kerja sama di depan mata Eko.
“Momentnya pada saat sedang menonton Youtube, ada konten yang menyebut-nyebut kata “CALM”. Calma merupakan serapan dari kata Calm dalam Bahasa Spanyol yang artinya tenang. Ternyata saat saya cek di HAKI, CALMA sendiri masih bisa didaftarkan. Saya semakin yakin dan mantap untuk menggunakan nama CALMA sebagai brand,” tambah Eko.
Eko mengatakan Calma berfilosofi sebagai bentuk ketenangan.
Dari ketenangan, Eko dan timnya bisa terus belajar, berproses, dan berkembang tanpa harus terburu-buru.
Bagi Eko, produk tak bisa dipaksakan sesuai keinginan dan selera pribadi.
Sekali lagi, Eko mengedepankan dan menjunjung tinggi kepuasan pelanggan.
“Bahkan di workshop produksi, saya menuliskan kata-kata ‘Kepuasaan customet adalah rezeki berkah untuk kita, kekecewaan costumer merupakan awal petaka untuk kita’. Tujuannya adalah untuk memotivasi teman-teman,” ujar Eko.
Target pemasaran Calma, lanjut Eko, tentu masyarakat Indonesia. Apalagi, tren jersey kini didukung dengan meningkatnya literasi masyarakat akan kesehatan dan pentingnya aktivitas olahraga.
Eko dan tim Calma semakin termotivasi ingin menghadirkan produk yang dapat secara langsung menemani aktivitas olahraga masyarakat Indonesia.
“Sebelum memutuskan membangun brand sendiri, saya belajar banyak dari para senior pelaku industry atau brand apparel. Saya menyimpulkan, komitmen terhadap pelayanan maupun kualitas produk merupakan hal yang sangat penting. Hal ini yang menjadi acuan Calma Indonesia saat ini,” tambah Eko.
Komitmen terhadap kepuasan pelanggan terhadap produk jersey buatan Calma pun berbuah manis.
Calma mendapat kesempatan untuk merambah bisnis jerseynya ke sejumlah para petinggi dan pemilik klub sepak bola profesional.
"Dari pitching, lalu berujung order dan menjadi partner. Kami presentasikan ide-ide kami kepada para petinggi dan pemilik klub. Khusus Serpong City, produk kami langsung direview oleh club advisor Nabil Husein, dan beliau menyetujui kami sebagai partner apparel. Begitu juga dengan PSKC Cimahi, kami langsung present kepada Presiden Klub Rendra Sudjoeno, dan beliau juga senang,” ujar Eko.
Untuk menjaga kualitas produk pesanan jersey untuk tim profesional seperti PSKC Cimahi dan Serpong FC, Eko juf turun tangan langsung.
Dia mengarahkan desain dan konsep kepada tim desain.
Dari desain yang telah ditentukan dan disetujui untuk produksi, jersey Calma akhirnya bisa dipakai oleh para pemain PKSC Cimahi dan Serpong FC.