Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selebgram Tewas Bunuh Diri, Gen Z dan Milenial Diingatkan Pentingnya Olahraga dan Wisata

Founder Komunitas Filsafat Kelas Isolasi itu menyebut salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental adalah memanfaatkan waktu luang. Dia meninggung

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Selebgram Tewas Bunuh Diri, Gen Z dan Milenial Diingatkan Pentingnya Olahraga dan Wisata
Dok. Kompas
Ilustrasi bunuh diri atau gantung diri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian miris dilakukan selebgram Fitri Meliana alias Melijoker222 (31 th) dengan melakukan aksi bunuh diri dan disiarkan secara langsung (live) di media sosialnya.

Syarif Maulana, akademisi Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, menyinggung soal kondisi anak muda Indonesia yang rentan mengalami gangguan mental.

“Melihat Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, disampaikan bahwa lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia lebih dari 15 tahun memiliki gangguan mental emosional,” kata Syarif dalam keterangannya, Selasa (16/4/2024)

“Selain itu, lebih dari 12 juta penduduk dengan rentang usia sama mengalami depresi. Gangguan mental seperti ini dapat menjadikan penderita melakukan aksi nekat seperti bunuh diri,” ujarnya.

Founder Komunitas Filsafat Kelas Isolasi itu menyebut salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental adalah memanfaatkan waktu luang. Dia meninggung pandangan Filsuf Aristoteles.

“Dalam pandangan Aristoteles, waktu luang menempati posisi penting dalam usaha mencapai keutamaan (eudaimonia). Seseorang baru bisa mewujudkan kepenuhan hidup dan batinnya, jika mampu bergerak dan berkarya di dalam waktu senggang,” katanya.

Baca juga: Selebgram Melijoker Minum Cairan Pembersih Lantai dan Lukai Badan Sebelum Live Bunuh Diri

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan olahraga. Dengan begitu, pemuda bisa melepaskan diri dari kesibukan dan tekanan lainnya.

Berita Rekomendasi

“Selain memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, olahraga juga merupakan aktivitas manusia yang dimungkinkan oleh waktu luang. Untuk dapat menjalankan olahraga secara maksimal dan konsisten, siapapun mesti bisa untuk sementara waktu melepaskan diri dari kesibukan yang mengikat,” katanya.

Kemudian, anak muda juga perlu meluangkan waktu untuk beriwsata. Dengan berwisata, kita melepaskan diri dari kesibukan.

“Demikian halnya dalam menikmati turisme atau pariwisata. Menurut Oxford English Dictionary, pariwisata diartikan sebagai bepergian untuk kesenangan atau bepergian yang menghasilkan keuntungan komersial bagi lokasi atau penyelenggara turisme,” katanya.

“Dalam arti yang pertama, pariwisata erat kaitannya dengan bepergian dalam waktu luang. Untuk menikmati pariwisata, agak sulit jika seseorang berada dalam kesibukan,” ucapnya.

Baca juga: Viral Wanita di Ponorogo Dilecehkan saat Kendarai Motor, Polisi: Beraksi Lagi saat Korban Terjatuh

Kemudian, olahraga dan pariwisata diikat dalam satu konsep yaitu bermain.

“Waktu luang, olahraga, dan pariwisata dapat diikat dalam satu konsep yakni "bermain".  Menurut Roger Caillois, olahraga dapat dilihat sebagai agon dan pariwisata dapat dipahami sebagai ilinx, dalam artian membuat pengunjung mengalami realitas yang lain.

Meski berbeda secara jenis permainan, kedua kegiatan tersebut sama-sama perwujudan dari manusia sebagai ‘homo ludens’, yang dengan demikian menjadi penanda penting dalam gerak kebudayaan,” katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas