Sosok Nina Indriana, Kepala MAN 2 Kota Bekasi Didesak Mundur, Siswa Tuntut Transparansi Uang Sekolah
Sebanyak 850 pelajar MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi protes, Senin (17/2/2025). Mereka mendesak Kepala MAN 2 Kota Bekasi, Nina Indriana, mundur.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.com - Sebanyak 850 pelajar MAN 2 Kota Bekasi, Jawa Barat, menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (17/2/2025) pagi, saat upacara berlangsung.
Bahkan, aksi protes itu berlangsung saat Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi, Nina Indriana, menyampaikan amanat upacara.
Seorang pelajar MAN 2 Kota Bekasi berinisial J, mengatakan aksi tersebut digelar untuk menuntut Nina agar transparan terkait pengelolaan dana sekolah.
"Aksi ini sebagai bentuk protes kami agar sekolah transparan mengelola anggaran dan memperbaiki fasilitas," kata J, Senin, dilansir Wartakotalive.com.
Lantas, siapakah sosok Nina Indriana?
Tak banyak informasi yang muncul saat Tribunnews.com mengetikkan nama Nina Indriana di mesin pencarian Google.
Baca juga: Warga Tarumajaya Kabupaten Bekasi Digegerkan Penemuan Mayat Wanita Usia 50 Tahun
Ia diketahui menjabat sebagai Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi sejak Maret 2023, menggantikan Lukmanul Hakim.
Nina merupakan lulusan Sarjana Agama dan Magister Pendidikan.
Nama lengkap berikut gelarnya adalah Hj. Nina Indriana, S.Ag., M.Pd.
Saat lepas sambut yang berlangsung pada 8 Maret 2023, Nina memohon bimbingan dan berjanji melanjutkan program sekolah yang sudah berlangsung.
"Mohon bimbingan dan motivasinya untuk saya menjalankan dan menjalankan program sekolah yang sebelumnya menjadi lebih baik lagi," kata Nina, dikutip dari laman resmi MAN 2 Kota Bekasi.
Dianggap Tak Peduli Terhadap Ekstrakurikuler
Diketahui, selain mendesak Kepala Sekolah Nina Indriana transparan terkait anggaran sekolah, pelajar MAN 2 Kota Bekasi juga meminta agar Nina lebih peduli terhadap kegiatan ekstrakurikuler.
Selama ini, Nina dinilai kurang memperhatikan ekstrakurikuler MAN 2 Bekasi, bahkan tak membayarkan gaji pembina selama berbulan-bulan.
Akibatnya, para pelajar terpaksa menyisihkan yang jajan mereka untuk patungan membayar gaji pembina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.