Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
motogp-mandalika

Jorge Martin: Desmosedici Ducati Belum Layak Dicap Kuda Besi Terbaik di MotoGP 2022

Jorge Martin mengklaim kuda besi Ducati, Desmosedici belum layak diklaim sebagai motor terbaik di ajang MotoGP 2022.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Jorge Martin: Desmosedici Ducati Belum Layak Dicap Kuda Besi Terbaik di MotoGP 2022
KARIM JAAFAR / AFP
Pembalap Pramac Racing asal Spanyol Jorge Martin (kanan) mengemudi selama sesi latihan bebas keempat jelang Moto GP Grand Prix Qatar di Sirkuit Internasional Lusail, di kota Lusail pada 5 Maret 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Jorge Martin membuat penilaian yang mencengangkan soal motor tim Ducati, Desmosedici.

Pembalap yang menggawangi tim satelit Pramac Ducati ini  mengklaim  kuda besi keluaran pabrikan Italia belum layak disebut sebagai yang terbaik.

Sebaliknya, rider berjuluk Martinator tersebut memandang YZR-M1milik Yamaha lebih pantas dinilai sebagai motor terbaik yang mentas di MotoGP 2022.

Sebagaimana diketahui, Jorge Martin menuai hasil buruk saat race pembuka MotoGP 2022 di Qatar.

Baca juga: Jelang MotoGP Mandalika 2022, Aleix Espargaro Menyebut Persaingan Juara Dunia Berjalan Sengit

Baca juga: Sirkuit Mandalika di Mata Marc Marquez: Lintasan yang Sederhana dan Menghibur

(Kiri ke Kanan) Pembalap Spanyol Pramac Racing Jorge Martin, Pembalap Aprilia Racing Team Gresini Spanyol Maverick Vinales, Pembalap Australia Tim Lenovo Ducati Jack Miller, dan Pembalap Italia Tim Lenovo Ducati Francesco Bagnaia mengemudi selama sesi latihan bebas keempat menjelang Moto GP Grand GP Qatar di Sirkuit Internasional Lusail, di kota Lusail pada 5 Maret 2022.
(Kiri ke Kanan) Pembalap Spanyol Pramac Racing Jorge Martin, Pembalap Aprilia Racing Team Gresini Spanyol Maverick Vinales, Pembalap Australia Tim Lenovo Ducati Jack Miller, dan Pembalap Italia Tim Lenovo Ducati Francesco Bagnaia mengemudi selama sesi latihan bebas keempat menjelang Moto GP Grand GP Qatar di Sirkuit Internasional Lusail, di kota Lusail pada 5 Maret 2022. (KARIM JAAFAR / AFP)

Berlangsung di Sirkuit Losail, Martin memulai race sebagai pole position. Namun seiring berjalannya balapan posisinya kian melorot.

Hingga suatu momen dia terlibat insiden crash dengan pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia. Walhasil, rider asal Spanyol ini tak berhasil merampungkan balapan alias DNF.

Pasca-race, Martinator memberikan sorotan bagaimana pengembangan kuda besi Ducati.

Berita Rekomendasi

Dia tak menampik jika ada yang menyebut Desmosedici Ducati adalah kuda besi dengan evolusi yang pesat.

Namun pengembangan secara signifikan dari motor pabrikan Italia ini belum sampai tataran sebagai yang terbaik.

"Saya tidak berpikir bahwa motor (Desmosedici) adalah yang terbaik di grid. Tentu motor ini adalah yang paling banyak mengalami pengembangan, pabrikan melakukan tugas yang snagat baik," buka Jorge Martin, seperti yang dikutip dari laman Motosan.

"Kalau berbicara motor terbaik, saya akan menyebut Yamaha."

Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Prancis Fabio Quartararo melakukan sesi latihan bebas kedua jelang Moto GP Grand Prix Qatar di Sirkuit Internasional Lusail, di kota Lusail pada 5 Maret 2022.
Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Prancis Fabio Quartararo melakukan sesi latihan bebas kedua jelang Moto GP Grand Prix Qatar di Sirkuit Internasional Lusail, di kota Lusail pada 5 Maret 2022. (KARIM JAAFAR / AFP)

Martinator memiliki alasan yang kuat mengapa berani mengklaim M1 sebagai motor yang lebih baik dari Desmosedici.

Alasannya M1 bersama Fabio Quartararo lah yang sukses memenangi juara dunia MotoGP 2021.

"Dan seperti yang kita lihat bersama, motor Yamaha adalah yang terbaik. Mereka sudah memenangkan kejuaraan dunia di tahun lalu."

Lantas bagaimana menurut pandangan Jorge Martin untuk berani mengklaim bahwa Desmosedici sebagai kuda besi paling garang di ajang MotoGP saat ini?

Jawabannya tegas: "Jika motor (Desmosedici) ini disebut sebagai yang terbaik, maka menjadi juara dunia adalah kunci utamanya," tambah rekan satu tim Jhann Zarco tersebut.

Kuda besi Ducati memang dipandang sebagai motor yang paling banyak pengembangan di ajang balap Grand Prix.

Memiliki top speed mumpuni, si merah asal Italia ini semakin diwaspadai setelah kendala mereka untuk sisi cornering perlahan bisa di atasi.

Tak heran jika para petinggi Ducati berani berkoar bahwa MotoGP 2022 sebagai momen yang tepat mengakhiri paceklik gelar juara.

Sebagai catatan saja, Ducati terakhir kali menyabet gelar juara dunia kategori pembalap ialah musim 2007 bersama Casey Stoner.

Setelah musim tersebut, prestasi rider Ducati mentok sebagai runner-up. Seperti yang dialami Francesco Bagnaia pada musim lalu.

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Klasemen

1

Francesco Bagnaia

Ducati Lenovo Team
467
2

Jorge Martin

Prima Pramac Racing
428
3

Marco Bezzecchi

Mooney VR46 Racing Team
329
4

Brad Binder

Red Bull KTM Factory Racing
290
5

Johann Zarco

Prima Pramac Racing
221
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas