MPR Beri Perhatian Pada Kelompok yang Belum Menerima Ideologi Pancasila
Mulai tahun depan Badan Sosialisasi MPR akan memberi perhatian pada kelompok masyarakat yang belum menerima ideologi Pancasila.
Editor: Content Writer
Mulai tahun depan Badan Sosialisasi MPR akan memberi perhatian pada kelompok-kelompok masyarakat yang masih belum menerima ideologi Pancasila untuk mendapatkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Langkah pertama yang dilakukan adalah memetakan lebih dahulu kelompok-kelompok itu untuk menentukan program dan metode Sosialisasi Empat Pilar yang tepat.
Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Zainut Tauhid Sa’adi, mengungkapkan hal itu usai Rapat Pleno Badan Sosialisasi MPR RI di Aryaduta Lippo Village, Karawaci, Tangerang, pada Rabu malam (13/12/2017). Rapat ini dihadiri pimpinan dan anggota Badan Sosialisasi MPR.
Menurut Zainut, Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada kelompok-kelompok yang masih belum menerima ideologi Pancasila bukanlah hal yang baru. Namun, MPR menilai perlu ada penekanan kembali kepada kelompok-kelompok yang dianggap belum bisa menerima Pancasila itu.
“Selama ini Badan Sosialisasi MPR tidak secara khusus memperhatikan kelompok seperti ini. Padahal seharusnya menjadi prioritas,” ujarnya.
Selama ini Sosialisasi Empat Pilar MPR lebih banyak diberikan kepada masyarakat yang sudah paham Pancasila. Karena itu, kata Zainut, kelompok-kelompok masyarakat yang masih belum menerima ideologi Pancasila ini perlu secara terprogram mendapat perhatian dengan pendekatan yang berbeda agar mereka menerima Pancasila dengan baik.
Zainut menjelaskan perlu ada pemetaan lebih dulu terhadap kelompok-kelompok seperti itu. Kelompok ini bisa dari kalangan pelajar, mahasiswa, pesantren, dan kelompok lain yang tidak dalam kategori kelompok agama. Ada juga masyarakat yang memiliki paham yang masuk dalam kategori radikal yang berbasis agama maupun paham lain seperti sekularisme, liberalisme.
“Mereka juga tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Jadi radikal bukan hanya dalam kelompok agama saja, tapi juga kelompok radikal sekuler dan liberal,” kata politisi PPP ini.
“Mahasiswa yang kuliah di luar negeri, yang lama tinggal dan pola hidup terpengaruh paham kapitalisme dan liberalisme. Itu juga perlu diberikan sentuhan agar kembali pada nilai-nilai Pancasila. Saya kira masih banyak kelompok seperti itu. Pemetaan penting untuk menentukan pendekatan dan metode yang akan dilakukan. Sehingga tidak bisa disamakan dengan pendekatan kepada masyarakat biasa,” tambah Zainut.
Selain memberi perhatian pada kelompok-kelompok masyarakat yang masih belum menerima ideologi Pancasila, Badan Sosialisasi MPR juga akan mengadakan pertemuan dengan Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Pertemuan itu dalam rangka untuk memperoleh informasi mengenai tugas pokok dan kewenangan UKP-PIP.
“Agar kita juga bisa saling sharing pengalaman-pengalaman dari Badan Sosialisasi MPR, kita juga ingin mendapatkan informasi dari UKP-PIP tentang rencana dan kegiatan yang mau dilakukan. Sehingga kita bisa saling mengisi dan menguatkan terhadap program untuk membumikan Pancasila dan nilai-nilai Empat Pilar MPR yang lain,” kata Zainut seraya menambahkan pertemuan akan dilakukan dalam waktu dekat agar bisa dijabarkan dalam dalam program Badan Sosialisasi MPR. (*)