Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Pura Penulisan, Empat Pilar MPR Disampaikan Lewat Seni Budaya Bali

Tak hanya sekedar menikmati pentas seni dan budaya namun juga mendengar, meresapi, dan selanjutnya Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.

Editor: Content Writer
zoom-in Di Pura Penulisan, Empat Pilar MPR Disampaikan Lewat Seni Budaya Bali
dok. MPR RI
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. 

Malam semakin larut, udara dingin pun semakin menusuk tulang-tulang namun ratusan warga yang memenuhi Pura Puncak Penulisan, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, tak beranjak dari tempat duduknya.

Hiburan musik pop bali, lawak, dan tari yang disuguhkan oleh artis dan seniman dari Gianyar seolah menjadi daya tawar dari dinginnya udara yang membekap.

Tak hanya suasana ceria yang muncul di kerumunan masyarakat. Gelak tawa sering terdengar di sana ketika lawakan khas Bali, Petruk dan Dolar, tampil di depan mereka.

Di saat musisi lokal mendendangkan lagu-lagu pop, di antara penonton pun ada yang ikut bernyanyi.

Acara yang digelar Minggu malam (30/9/2018), yang mampu menarik masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Batur itu merupakan salah satu bentuk Sosialisasi Empat Pilar MPR.

MPR menggandeng Yayasan Kesenian Bali untuk mengajak masyarakat pada malam itu tak hanya sekedar menikmati pentas seni dan budaya namun juga mendengar, meresapi, dan selanjutnya melaksanakan nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Di antara ratusan warga, hadir anggota MPR dari Fraksi PDIP, I Made Urip; anggota Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz; anggota dari Kelompok DPD, I Kadek Arimbawa, dan Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah.

Berita Rekomendasi

Dalam sambutan, mewakili pimpinan MPR, Kadek mengatakan Puncak Penulisan merupakan kampung yang berada di ketinggian 1.340 meter di atas permukaan laut.

Meski mayoritas penduduk Bali beragama Hindhu namun Kadek mengakui di Kintamani ada penganut agama lainnya.

“Masyarakat Kintamani sangat universal, di sini juga ada yang menganut Islam, Budha, dan lainnya," ungkapnya.

Meski beragam, pria yang dulu merupakan seniman lawak itu menyebut Kintamani tetap rukun.

Lolak, nama panggung Kadek saat menjadi seniman, berharap dengan sosialisasi lewat pentas seni dan budaya bisa menambah rasa persatuan.

Dikatakan, sosialisasi di Kintamani lewat pentas seni dan budaya sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Ia ingin apa yang sudah dilakukan itu terus dilanjutkan.

“Saya berharap demikian,” ujar anggota DPD dari Bali itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas